Merantauhlah...
istilah ini sangat identik dengan anak minangkabau entah bagaimana asal
muasalnya saya pun tidak tau, tapi yang pasti bagi mereka merantau itu imbarat
sebuah kewajiban begitulah kata salah seorang teman saya yang kini sudah
berpindah berapa kali tempat dan berakhir di bali entah dia akan melanjutkan
lagi rantauan nya , hmm harapan saya sih iya :D. by the way berbicara dengan
istilah yang satu ini mengingatkan saya pada sesosok pengispirasi saya yap
beliau adalah nabi kita nabi Muhammad saw yang mana ketika kecil beliau sudah
mulai merantau . dan secara nyatanya ketika beliau hijrah dari mekkah ke
madinah dikala kondisi yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk menetap
dimekkah, dan hasilnya wow tak rugi beliau hijrah . islam diterima baik di
madinah, kalo bahasa guru saya islam lahir dimekkah dan berkembang dimadinah,
itulah kenapa Allah meyuruh hijrah karena Allah telah mengatur skenario yang
indah dalam hijrahnya rasullullah tidak cuma rasulullah kita pun juga mendapat
perintah hijrah lho .
انْفِرُوا
خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ ۚذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat,
dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu
adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.(At-taubah:41)
nah disini dengan jelas Allah meyuruh kita hijrah / merantau entah itu
dalam konteks bekerja, atau menuntut ilmu yan pasti garis bawahi hijrahnya ya ,
Apakah menetap suatu ide yang buruk. entahlah bagi saya sih begitu dan Alangkah
indahnya jikalau kalian bisa merantau. saya mengutip sebuah kutipan dari karya
fenomenal Dr.Aidh al-qarni yang begitu mengispirasi saya untuk
menjelajahi muka bumi ini,
Keluarlah dari rumah, lalu perhatikan apa yang ada di sekitar
anda, di depan mata anda, dan di belakang anda! Dakilah gunung-gunung, jamahlah
tanah di lembah-lembah, panjatlah batang-batang pepohonan, reguklah air yang
jernih, dan ciumkan hidungmu atas bunga mawar! Pada saat-saat yang demikian
itu, anda akan menemukan jiwa anda benar-benar merdeka dan bebas seperti burung
yang berkicau melafalkan tasbih di angkasa kebahagiaan. Keluarlah dari rumah
anda, tutup kedua mata anda dengan kain hitam, kemudian berjalanlah di bumi
Allah yang sangat luas ini dengan senantiasa berdzikir dan bertasbih.
Mengurung diri dalam kamar yang sunyi bersama kekosongan yang
membahayakan merupakan cara ampuh untuk bunuh diri. Kamar anda bukanlah alam
semesta. Dan anda bukan manusia satu-satunya di alam ini. karena itu, mengapa
anda harus menyerahkan diri kepada "pembisik-pembisik" kesusahan dan
kesedihan? Tidakkah anda sebaiknya menyatukan pandangan, pendengaran dan hati
untuk menyeru kepada diri anda sendiri,
Marilah sekali-kali kita membaca Al-Qur'an di tepi-tepi sungai, di
pinggiran hutan yang rimbun, diantara burung-burung yang berkicau membaca
untaian puisi cinta, atau di depan gemericik aliran air sungai yang sedang
mengisahkan perjalanannya dari hulu ke hilir.
Menjelajahi pelosok-pelosok negeri merupakan kegiatan yang sangat
menyenangkan. Bahkan, para dokter sudah banyak merekomendasikan kepada mereka
yang sedang stres menghadapi suatu persoalan dan tertekan oleh beratnya hidup,
agar melepaskan semua itu dengan berjalan ke tempat-tempat indah yang tak
pernah ia kunjungi. Karena itu, marilah sesekali kita berjalan menjelajah
pelosok negeri untuk mencari ketenangan, bergembira, berpikir, dan sekaligus
menghayati ciptaan Allah yang sangat luas ini.
tidak berhenti disitu, masih banyak kutipan yang membuat saya sangat
ingin menjadi anak rantau walau susah mendapat izin karena saya seorang wanita
tapi akhirnya saja orang tua saya mengizinkan selama itu keluar negri bukan
keluar daerah , memang agak berbeda dengan orang tua yang lain, tapi itulah
pembeda antara kami dengan mereka begitulah kata danang . nah walaupun belum
menjadi anak rantau tetap saja itu menjadi telah menjadi target saya sekarang
dan ini salah satu madding lemari saya yang sudah bisa saya hafal diluar
kepala.
wahai anakku, dunia ini bagaikan samudra dimana banyak
ciptaan-ciptaan-Nya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut
nama Allah. Jadikan
ketakutanmu sebagai kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan
sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai
nahkoda perjalananmu, dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai
cobaan." kutipan ini pertama kali saya baca dari novel “99 cahaya
dilangit Eropa.”
jadi dari situlah keinginan saya untuk menjadi musafir semakin didesak,
oleh naluri bathiniya saya yang suka jalan-jalan atau istlah keren
travelling . hmm apa yang menjadikan musafir itu terlihat menajubkan bagi saya.
kita akan lebih berpengalaman daripada orang yang menetap bukan sekedar
mencari ilmu tapi kita bisa menemukan jati diri dari musafirnya kita. prinsip
hidup akan betul-betul dihargai saat itu.ketika kita memperhatikan bagaimana
fase kehidupan orang yang berbeda jauh dari kita, jadi nya kita semakin
bersyukur dilain pihak jaringan kita yang semakin terbuka lebar dan wawasan
kita bertambah , oya dan kita bisa mempelajari berbagai macam budaya itu yang
sangat menarik bagi saya . bukankah perbedaan itu anugrah, nah akan menjadi
kebangaan jika kita diberi kesempatan untuk mempelajarinya :)
Bila masa memakaikanmu jubah kemiskinanMaka gantilah ia dengan jubah
safar dan merantaulah.
Mereka berkata, “Merantau adalah salah satu dari dua kemudahan.”
jadi kalian yang berprinsip menetap segeralah ubah pola pikir dan merantaulah ,
merantaulah maka kamu punya alasan untuk pulang , merantaulah maka kamu punya
alasan untuk dirindukan , merantaulah maka akan ada yang selalu setia
menunggu didepan pintu rumahmu , jika matahari di orbitnya tak
bergerak dan terus berdiam..
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Merantaulah…
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang)
Merantaulah…
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan
(kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan..
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.
Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa..
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akam kena sasaran..
Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum
ditambang).
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.
Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi
nilainya.
Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai
emas murni
merantauhlah ... maka kamu akan tau mengapa air mengalir ... :)
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً [النساء :
100]
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah niscaya akan mendapatkan di
muka bumi tempat hijrah yang luas dan rizki yang lapang…” An-Nisa`: 100.
Merantauhlah...
istilah ini sangat identik dengan anak minangkabau entah bagaimana asal
muasalnya saya pun tidak tau, tapi yang pasti bagi mereka merantau itu imbarat
sebuah kewajiban begitulah kata salah seorang teman saya yang kini sudah
berpindah berapa kali tempat dan berakhir di bali entah dia akan melanjutkan
lagi rantauan nya , hmm harapan saya sih iya :D. by the way berbicara dengan
istilah yang satu ini mengingatkan saya pada sesosok pengispirasi saya yap
beliau adalah nabi kita nabi Muhammad saw yang mana ketika kecil beliau sudah
mulai merantau . dan secara nyatanya ketika beliau hijrah dari mekkah ke
madinah dikala kondisi yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk menetap
dimekkah, dan hasilnya wow tak rugi beliau hijrah . islam diterima baik di
madinah, kalo bahasa guru saya islam lahir dimekkah dan berkembang dimadinah,
itulah kenapa Allah meyuruh hijrah karena Allah telah mengatur skenario yang
indah dalam hijrahnya rasullullah tidak cuma rasulullah kita pun juga mendapat
perintah hijrah lho .
انْفِرُوا
خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ ۚذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat,
dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu
adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.(At-taubah:41)
nah disini dengan jelas Allah meyuruh kita hijrah / merantau entah itu
dalam konteks bekerja, atau menuntut ilmu yan pasti garis bawahi hijrahnya ya ,
Apakah menetap suatu ide yang buruk. entahlah bagi saya sih begitu dan Alangkah
indahnya jikalau kalian bisa merantau. saya mengutip sebuah kutipan dari karya
fenomenal Dr.Aidh al-qarni yang begitu mengispirasi saya untuk
menjelajahi muka bumi ini,
Keluarlah dari rumah, lalu perhatikan apa yang ada di sekitar
anda, di depan mata anda, dan di belakang anda! Dakilah gunung-gunung, jamahlah
tanah di lembah-lembah, panjatlah batang-batang pepohonan, reguklah air yang
jernih, dan ciumkan hidungmu atas bunga mawar! Pada saat-saat yang demikian
itu, anda akan menemukan jiwa anda benar-benar merdeka dan bebas seperti burung
yang berkicau melafalkan tasbih di angkasa kebahagiaan. Keluarlah dari rumah
anda, tutup kedua mata anda dengan kain hitam, kemudian berjalanlah di bumi
Allah yang sangat luas ini dengan senantiasa berdzikir dan bertasbih.
Mengurung diri dalam kamar yang sunyi bersama kekosongan yang
membahayakan merupakan cara ampuh untuk bunuh diri. Kamar anda bukanlah alam
semesta. Dan anda bukan manusia satu-satunya di alam ini. karena itu, mengapa
anda harus menyerahkan diri kepada "pembisik-pembisik" kesusahan dan
kesedihan? Tidakkah anda sebaiknya menyatukan pandangan, pendengaran dan hati
untuk menyeru kepada diri anda sendiri,
Marilah sekali-kali kita membaca Al-Qur'an di tepi-tepi sungai, di
pinggiran hutan yang rimbun, diantara burung-burung yang berkicau membaca
untaian puisi cinta, atau di depan gemericik aliran air sungai yang sedang
mengisahkan perjalanannya dari hulu ke hilir.
Menjelajahi pelosok-pelosok negeri merupakan kegiatan yang sangat
menyenangkan. Bahkan, para dokter sudah banyak merekomendasikan kepada mereka
yang sedang stres menghadapi suatu persoalan dan tertekan oleh beratnya hidup,
agar melepaskan semua itu dengan berjalan ke tempat-tempat indah yang tak
pernah ia kunjungi. Karena itu, marilah sesekali kita berjalan menjelajah
pelosok negeri untuk mencari ketenangan, bergembira, berpikir, dan sekaligus
menghayati ciptaan Allah yang sangat luas ini.
tidak berhenti disitu, masih banyak kutipan yang membuat saya sangat
ingin menjadi anak rantau walau susah mendapat izin karena saya seorang wanita
tapi akhirnya saja orang tua saya mengizinkan selama itu keluar negri bukan
keluar daerah , memang agak berbeda dengan orang tua yang lain, tapi itulah
pembeda antara kami dengan mereka begitulah kata danang . nah walaupun belum
menjadi anak rantau tetap saja itu menjadi telah menjadi target saya sekarang
dan ini salah satu madding lemari saya yang sudah bisa saya hafal diluar
kepala.
wahai anakku, dunia ini bagaikan samudra dimana banyak
ciptaan-ciptaan-Nya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut
nama Allah. Jadikan
ketakutanmu sebagai kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan
sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai
nahkoda perjalananmu, dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai
cobaan." kutipan ini pertama kali saya baca dari novel “99 cahaya
dilangit Eropa.”
jadi dari situlah keinginan saya untuk menjadi musafir semakin didesak,
oleh naluri bathiniya saya yang suka jalan-jalan atau istlah keren
travelling . hmm apa yang menjadikan musafir itu terlihat menajubkan bagi saya.
kita akan lebih berpengalaman daripada orang yang menetap bukan sekedar
mencari ilmu tapi kita bisa menemukan jati diri dari musafirnya kita. prinsip
hidup akan betul-betul dihargai saat itu.ketika kita memperhatikan bagaimana
fase kehidupan orang yang berbeda jauh dari kita, jadi nya kita semakin
bersyukur dilain pihak jaringan kita yang semakin terbuka lebar dan wawasan
kita bertambah , oya dan kita bisa mempelajari berbagai macam budaya itu yang
sangat menarik bagi saya . bukankah perbedaan itu anugrah, nah akan menjadi
kebangaan jika kita diberi kesempatan untuk mempelajarinya :)
Bila masa memakaikanmu jubah kemiskinanMaka gantilah ia dengan jubah
safar dan merantaulah.
Mereka berkata, “Merantau adalah salah satu dari dua kemudahan.”
jadi kalian yang berprinsip menetap segeralah ubah pola pikir dan merantaulah ,
merantaulah maka kamu punya alasan untuk pulang , merantaulah maka kamu punya
alasan untuk dirindukan , merantaulah maka akan ada yang selalu setia
menunggu didepan pintu rumahmu , jika matahari di orbitnya tak
bergerak dan terus berdiam..
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Merantaulah…
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang)
Merantaulah…
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan
(kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan..
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.
Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa..
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akam kena sasaran..
Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum
ditambang).
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.
Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi
nilainya.
Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai
emas murni
merantauhlah ... maka kamu akan tau mengapa air mengalir ... :)
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً [النساء :
100]
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah niscaya akan mendapatkan di
muka bumi tempat hijrah yang luas dan rizki yang lapang…” An-Nisa`: 100.
No comments:
Post a Comment