Tuesday, 11 April 2017

Mengenang Tsunami Aceh 2004 Duka ditanoh rencong

Waktu itu saya sedang menonton film Doraemon bersama teman saya. Tak pernah terlintas sedikitpun akan datang sejarah baru untuk orang aceh kala itu. Hingga tiba-tiba ibu saya berlari mematikan Tv dan menarik saya dengan teman saya keluar rumah, masih dalam keadaan bingung, hingga sadar ketika saya sudah berada diluar pagar rumah saya runtuh, getaran tersebut semakin keras hingga membuat lemari piring di PKK depan rumah saya ambruk, suara terdengar gaduh. dalam hiruk piruk, tasbih terdengar dimulut orang tua saya, saya yang kala itu masih tidak menyadiri hanya terdiam. Sontak pandangan saya fokus meperhatikan orang yang berdiri dalam ketakutan, apakah itu kiamat saya masih terlalu polos untuh memahaminya. Saya yang masih berumur sekitar 8 tahun hanya terdiam dengan kebingungan sembari melihat ke arah sekeliling.

Penampakan kapal PLT yang sudah berada di kawasan padat penduduk setelah tsunami melanda aceh.

Nekat ke Banda Aceh 
      Masih teringat setelah getaran tersebut meruntuhkan beberapa tempat, saya dan keluarga langsung menghubungi kakak, yang tinggal di rumah saudara di daerah perkotaan. namun kami tak mendapat respon, hingga tiba-tiba orang datang berlalu lalang berkata, "Air naik..! "kala itu pikiran saya sejenis banjir belum ada penggunaan kata Tsunami, bapak yang kelihatan ketakutan langsung beranjak mengambil kereta untuk pergi ke kota, memastikan kakak kami yang tidak ada kabar, saya lupa bagaimana akhirnya mendapat izin ikut , akhirnya saya pun berangkat menemani bapak berdua. 
    Cukup shock ketika kami disambut dengan wajah baru kota Banda Aceh, saya menyadari bagaimana ketakutan bapak sepadan dengan apa yang saya lihat, mayat berserakan dipinggir jalan, orang berjalan mencari bantuan dalam linangan air mata dengan baju seadanya, bahkan ada yang berbalut sebatas handuk saja. Tangan wajah penuh luka. Sempat juga terlihat beberapa ekor ternak diatas pagar yang tingginya lebih 2 meter, saya berpikir bagaimana bisa binatang tersebut bisa selamat dan berada diatas tersebut dikala manusia berserakan dipinggir jalan. Jalanan juga penuh dengan air dan lumpur, rumah dan gedung porak- poranda seperti baru di bom. semua terlihat hancur luluh lantak, orang terlihat kebingungan, ada yang menangis, ada yang terdiam hening dalam tromanya dipinggir jalan. saya bahkan sempat melihat evakuasi mayat perempuan dengan posisi hampir telnjang total dari bawah jembatan dengan mata yang melotot dan rambut panjang sepinggang persis seperti suzana, sangat mengerikan karena lingkaran matanya yang sangat gelap dengan warna kulitnya yang sudah pucat total padahal baru kejadian beberapa menit yang lalu.  Air setinggi saya, membuat saya harus naik kepundak bapak, saya teringat sekali ketika saya tanpa sengaja menginjak mayat yang sudah terkubur oleh lumpur yang bercampur dengan sampah sisa gempa. Orang menyebutnya Tsunami disini. ya memang cukup membekas terutama mereka yang langsung berkejaran dengan ombak yang berkecepatan 60/jam. Dan dari situlah saya tahu  istilah Tsunami untuk pertama kali.
    Kala itu kami gagal menemukan kakak kami dengan kondisi rumah sudah ditinggalkan dan air masuk ke dalam, tentu sangat ketakutan terutama dari pihak tante dan keluarga ternyata selamat pulang ke kampung halaman, sedangkan beritanya kakak terpisah. Hal ini cukup membuat orang dirumah histeris. karena sampai 2 hari orang tua saya kembali lagi ke banda untuk melihat ke setiap pos mayat apakah ada mayat kakak saya, Tapi beruntung nya kaka selamat setelah 2 hari tak berkabar. gak nyangka sekali, ketika orang tua sudah terlihat ikhlas sampai suruh buka hambal waktu itu heee mungkin pulang mayat.
   
KAKAK PULANG DENGAN SELAMAT.
   
    Cukup mengejutkan ketika melihat bayangnya muncul, banyak pertanyaan yang muncul dan pandangan orang yang berbondong-bondong penasaran, " Bagaimana bisa survive?" Pertanyaan ini tentu muncul terutama lokasi tempat tinggal kakak yang masih tidak jauh dengan kawasan laut, ceritanya ia bahkan sempat melihat air ombak ketika belum pecah setinggi rumah satu lantai. Sempat memanjat pohon juga, hingga kakinya ke jepit dengan mobil yang mana di dalam nya berisi mayat. sungguh kejutan yang buat histeris ketika melihat  ia bisa kembali dengan selamat, sedangkan saya yang ke banda kala itu setelah air mulai surut saja pincang karena ke pijak barang  sisa tsunami. Bahkan ada orang di kampung saya yang meninggal karena kena gelombang tsunami ronde lanjutan ketika ingin mencari kakaknya (kasus persis seperti saya dimana pergi ke banda dengan ayah untuk mencari kakaknya yang tinggal dibanda, ternyata berakhir adiknya yang tidak selamat.)
    Kalau kalian melihat orang yang survive kala tsunami pasti merinding, saya sempat medengar ada yang potong kaki sendiri karena ke jepit runtuhan gempa, kasusnya 15 menit sebelum tsunami ialah gempa yang juga sangat parah. jadi dobel di ratakan tempat- tempat di seluruh aceh yang berlanjut daerah terkhusus di  banda aceh, dan kawasan dekat pesisir kena rata lagi di pukul gelombang tsunami,  tapi yang bikin saya tercengang  ialah teman saya yang selamat tinggal di pesisir laut berhasil melarikan diri dari tsunami karena jikalau merunjuk photo salah satu masjid yang berhasil selamat dari amukan gelombang laut terlihat mustahil untuk selamat, karena kondisi rumahnya cuma 3 menit dari masjid ini yaitu masjid Rahmatullah. 
Salah satu masjid yang selamat kala Tsunami yang berlokasi di Lhoknga. Posisi rumah teman saya cuma 3 menit, pertanyaa saya kemana dia melarik diri kala itu? 

Faktanya ternyata teman saya selamat karena melarikan diri ke bukit, jadi posisi nya daerah laut sana ada beberapa bukit sehingga orang-orang melarikan diri kesana.
Merunjuk photo ini terlihat bukit dari kejauhan yang dekat bibir pantai, dan dari arah berlawasan pantai beritanya mereka melarikan diri ke kawasan bukit2 tersebut selain beberapa yang lari ke dalam masjid.

     Namun beritanya sekarang banyak bukit- bukit yang di menjadi produk tambang sehingga mulai berkurang daratan tinggi yang bisa menjadi tempat evakuasi ketika kejadian yang tidak diinginkan seperti ini terulang lagi. Fyi Ternyata Kejadian tsunami aceh bukan pertama kalii, manuskrip lama menunjukan hal ini sudah pernah terjadi jauh berpuluh ratus tahun yang lalu juga, yang sudah di wasiatkan infonya oleh para penduhulu. 

      Sebenarnya tidak ingin mengenang, cuma tanpa sengaja saya kembali melihat album dari pameran Tsunami Aceh yang kala itu diadakan dalam rangka memperingati 12 tahun Tsunami Aceh. Berikut ini adalah beberapa photo yang saya photo pada pameran peringatan Tsunami Aceh yang di selenggarakan pada museum Tsunami Aceh.

1. pilu masyarakat Aceh kala itu.



 2. Bekas tsunami.

















3.makna "Bhineka tungga ika" terlihat


 4. Bukti kekuasaan Allah




5. Agama tetap prioritas





6. dan beginilah polosnya  kondisi anak kecil yang tidak menyadiri kondisi kala itu


#tsunamiaceh #tsunami #aceh #bencanaalam

9 comments:

  1. Aku baca ini mau nangis lagi, merinding, sedih, keinget semua pengalaman saat tinggal di Banda Aceh ...

    Sebelum kejadian, aku sempet tinggal di bna 1.5 THN mba. Kuliah di Unsyiah. Tapi kmudian papa maksa supaya aku pindah ke Penang. Ga ada kata nolak pokoknya. Hrs mau. Marah banget waktu itu, mau berontak tapi ga bisa. Akhirnya pindah ke Penang. 2 THN kemudian tsunami Aceh. Pas baca beritanya aku merinding, rumah tempat aku tinggal rata dengan tanah. Temen2 kos yg dulu Rata2 meninggal, bahkan anaknya ibu kos meninggal sambil peluk bayinya 😭😭😭.

    Banyak temen kuliah yg ga ketemu jasadnya sampai Skr. Aku kebayang, seandainya aku nolak perintah papa, mungkin aku termasuk yg JD korban. Hikmah itu baru ketahuan setelah 2 THN 😭. Selama itu juga aku sempet males ketemu papa.

    Seseeek bngt kalo inget ini. Pas ke museum tsunami , aku nangis di dalam. Krn INGET aja Ama semua temen2 yg meninggal. Terlalu sedih sih.

    Papamama ku wktu itu msh di Lhokseumawe. Alhamdulillah Aceh Utara ga kena. Kebayang ga kalo Aceh Utara yg jadi ladang gas alam cair sampe kena, kebakaran hebatnya bisa sampe pulau Jawa. Tapi mereka ngerasain gempanya. Cuma rumah2 di Arun ga sampe runtuh sih. Goyang doang.

    Penang hanya sebagian yg kena. Syukurnya tempatku aman.

    Banyak bgt bersyukur pas kejadian ini. Krn manusia ga tau kalo ajal itu dekeet 😭

    ReplyDelete
  2. Ya Allah😰 Mbak jadi saksi mata peristiwa bersejarah. Waktu itu saya sampai gak sanggup ngikutin beritanya karena korban tsunami banyak banget. Keadaan juga kacau ya sampai rebutan makanan?

    ReplyDelete
  3. merinding sedih nangis baca lagi berita soal Tsunami ini, ga nyangka bakal ngalamin tsunami besar seperti ini Indonesia, ga kebayang bagaimana kejadian saat itu, kita saja yang baca beritanya sangat terpukul melihat warga-warga di sana, meskipun saat itu saya masih kecil. semoga mereka husnul khotimah dan keluarganya yang masih hidup diberkahi.

    ReplyDelete
  4. aku pernah ke aceh sempat juga ke meulaboh dan melihat foto2 dan sisa barang2 dari musibah tsunami itu...melihatnya aja sampai ngeri mba gak bisa ngebayangin kalo diri sendiri yang mengalaminya apa jadinya..tapi pertolongan Allah memang sangat ajaib ya mba..kakak yang sdh beberapa hari hilang sudah pasrah ternyata kembali dalam keadaan selamat. kita hanya bisa berdoa semoga kejadian seperti ini tdk akan terulang kembali :(

    ReplyDelete
  5. Walaupun waktu itu masih 8 tahun, bener-bener traumatis dan membekas banget ya Mbak kejadiannya. Saya ingat juga teman kuliah yang orang Aceh, cerita detail kejadiannya. Masih teringat dengan jelas katanya kejadiannya, gimana dia terpisah dari keluarganya dan akhirnya ketemu lagi selamat semua. Huhu.. Waktu dengar ceritanya dia itu aja aku merinding, mau nangis, nggak kebayang banget deh. Gimana yang mengalaminya sendiri yaa :(

    ReplyDelete
  6. Aku jadi keingetan episode Jalan2Men waktu yang ke Banda Aceh juga. Gara-gara nonton itu, bener-bener jadi kepengen satu waktu mampir ke aceh buat ke Masjid Rahmatullah sama ke Museum Tsunami. Merinding banget ngeliat flashback kejadian masa lampau, sebegitu hancur leburnya kota Aceh. Tapi setelahnya, datang bantuan dari seantero dunia. Hingga sekarang Aceh pun bisa kembali balik pulih lagi.

    Ya Allah, selalu merinding kalo bahas tsunami di Aceh.

    ReplyDelete
  7. Kak, aku nangis dan merinding baca kisah nya. Terbayang campur aduk antara ketakutan, cemas, dan lain nya. Bersyukur kakak selamat dan survive, terbayang sosok Ayah yang kebingungan mencari anak nya. Pilu banget.

    Kala Tsunami Aceh, aku masih kelas 6 SD dan lagi asik nonton, tiba-tiba breaking news, rasanya sangat kaget dan ngeri.

    ReplyDelete
  8. yaallah berkaca-kaca bacanya
    Musibah Aceh ini bener bener melekat, waktu itu aku jadi anak kos di Malang, liat TV ada berita tsunami, shockkk, aku masih inget ada tayangan orang yang menyelamatkan diri di poohon, naik ke lantai 2, bahkan airnya aja udah mau masuk, kapal mobil hanyut semua.

    Mukzijatnya lagi ketika melihat masjid yang masih utuh, jadi tempat berlindung juga buat masyarakat setempat

    ReplyDelete
  9. Inna lillahi wa inna lillahi raji'un.
    Semoga Allaa lindungi keluarga, sahabat dan kerabat yang ada di Aceh dengan sebaik-baik perlindungan.

    Rasanya sedih dan pilu ketika mengingat kejadian ini.
    Kemarin, saat ada acara Gathering blogger EBS, aku sempat bertemu dengan penyintas tsunami Aceh. Dan tak terasa air mata ini menetes ketika beliau bisa menceritakan suasana kala itu.
    Dan kerena kejadian itu, beliau mengambil jurusan kuliah Kelautan. Dan jadi belajar mengenai laut Aceh yang memang berada di posisi rawan bencana.

    Selalu ada hikmah di setiap kejadian yaa..

    ReplyDelete