Sunday, 27 August 2017

Mencicipi kemerdekaan hari ini


     “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.” Sepenggal kutipan sang proklamator yang mulai memudar kepada generasi bangsa. Dewasa kini, perayaan kemerdekaan ke 72  yang baru terlewatkan, telihat kurang berkah ketika makna kemerdekkan sebenarnya terlewatkan begitu saja.       

            Kisaran diatas tujuh puluh dua tahun lalu, status negara kita masih jajahan, masih dalam keadaan terkekang, terbelenggu hingga tertunduk dibawah perintah para penzalim. Dalam keadaan tersiksa, hak bersuara dibungkam, status tidak berbeda layaknya budak, kerja paksa  menjadi rutinitas sehari hari, hingga sarapan kerupuk menjadi makanan utama. Negara ini pernah mengalaminya, pernah menangis atas banyaknya siksaan yang terjadi dibumi pertiwi." Tidak mudah meraih kemerdekaan.”           
            Hal inilah yang melahirkan semangat juang. semangat untuk keluar dari penderitaan yang  ber "aljabar" yang cukup mengiris ingatan ada perlakuan yang kelewatan. Bahkan tidak hanya satu dua negara, melainkan lima negara, disumber  lain menyebutnya 6 yaitu negara yaitu Protugis, Spanyol, Inggris, jepang, prancis  dan  Belanda  dengan status negara terlama yang pernah menjajah Indonesia yaitu 3,5 abad. Perjuangan tidak semudah membalikan tangan, banyak pengorbanan yang diberikan untuk kebebasan yang kita rasakan hari ini. Dulu para pahlawan dalam keadaan siap siaga bertaruh demi kemerdekaan, siap layaknya seperti Cut Nyak Dhien yang harus mengikhlaskan suaminya dibunuh, bahkan untuk kedua kalinya dibunuh didepannya,  atau Jenderal Sudirman yang dalam keadaan sakit paru-paru kronis tetap memimpin perang dengan ditandu berapa minggu lamanya. Kembali kita renungi beberapa kali perang meletus untuk melawan penjajah berapa kali generasi bermandi darah untuk kebebasan hari ini, semua itu terjadi berulang kali, ada yang berkorban harta ada yang berkorban nyawa semua terjadi karena keinginan mereka untuk dapat hidup layak, dan memberikan kesempatan kepada kita bebas dari apa yang mereka alami dulu.   

            Tapi hari ini, pernahkah kita merenungi makna kemerdekaan yang kita rayakan setiap tahun?, atau hanya sekedar mengikuti  mayoritas yang  berselfie riya dengan bendera merah putih dan bermain Panjat pinang misalnya, pernahkah kita berinisiatif mencari tahu makna dari permainan ini, tahukah kita jikalau makna sebenarnya dari permainan ini cukup menyedihkan? Ternyata tidak sekedar sebuah hiburan. permainan ini bertujuan mengingatkan kepada masa sulit leluhur kita yang sulit untuk mendapatkan makanan. Dulunya permainan ini diselenggarakan oleh orang Belanda ketika perayaan besar, dan pribumilah sebagai peserta yang kekurangan hingga kelaparan mengikutinya karena yang diperebutkan seperti makanan beras, keju, hingga pakaian yang menjadi tontonan para belanda.   

            Seharusnya  perayaan kemerdekaaa menjadi renungan terhadap kita atas  banyaknya darah yang tumpah dalam berjuang menghidupkan generasi hari ini. Tapi apa dikata, hari ini kita jumpai perayaan kemerdekaan tak lebih dari sebuah hiburan, para veteran yang tidak dihargai,  ada dari mereka mengemis dan bahkan yang memprihatinkan lagi ada yang menjadikanya meme sebuah hiburan untuk ditertawanakan. Itulah kenapa kembali harus kita ingatkan JASMERAH, agar kita ingat masa sulit bangsa ini. Tentu boleh kita suka cita, tapi muhasabah jangan sampai tersampingkan, berilalah sesuatu yang membuat kita berkenang atas jasa para pahlawan sebagai contoh perlombaan yang bertemakan “kemerdekaan” yang diselenggarakan oleh situs ternama  http://dentaluniverseindonesia.com . Hal ini adalah salah satu bentuk apresiasi untuk kita tahu diri atas darah yang tumpah untuk menghidupkan generasi hari ini, supaya kita lebih menghargai.   


No comments:

Post a Comment