Setiap orang dilahirkan dengan potensi
yang berbeda. Jadi tolong hargai garis tuhan kepada kami ini. pelangi terlihat indah dengan perbedaan warnanya, begitupun perbedaan kita ini, semua terlihat indah seindah perspektif mu kini- inialutarfus
Malam ini untuk kesekian kalinya aku merasakan insomnia, bukan alasan
belajar atau pun melanjutan drama korea yang tertunda
tapi mengingat perihal guru fisika yang akan menjadi pengajar kelas 2 sekarang.
Dahulu ketika status
sebagai siswa kelas 1 aku mendapati seorang guru yang begitu tegas dan super
disiplin yang kebetulan beliau juga seorang WAKA kesiswaan. Beliau memperlakukan kami layaknya Mahasiswa
bukan seorang siswa yang mana kebetulan
beliau juga seorang dosen di salah satu universitas di daerah kami sehingga
dari SMA kami sebagai siswa cukup terbiasa berhadapan dengan para dosen.
Beberapa pengajar disekolah kami juga dosen, dan yang membuat kening saya berkerut karena mayoritas mereka adalah pengajar mata pelajaran IPA. Pelajaran yang paling saya takuti. tidak terkecuali dengan Fisika, saya sangat mencintai mata pelajaran ini. Cuma karena saya kurang bisa jadi saya menjadi benci pelajaran ini kala itu. masih terbayang jikalau guru yang akan menggantikan guru fisika kelas 1 lebih menakutkan dengan nilai Kkn yang semakin tinggi maka Harapan saya betul- betul hilang ketika membayangkan dengan istilah remedial, dan jika hal itu terjadi perkara baru yang akan timbul ketika kelas 3 SMA ialah saya tidak akan sekedar membenci mata pelajaran yang paling saya sukai ini tapi akan terbilang saya akan “Alergi”. Dengannya” .
Beberapa pengajar disekolah kami juga dosen, dan yang membuat kening saya berkerut karena mayoritas mereka adalah pengajar mata pelajaran IPA. Pelajaran yang paling saya takuti. tidak terkecuali dengan Fisika, saya sangat mencintai mata pelajaran ini. Cuma karena saya kurang bisa jadi saya menjadi benci pelajaran ini kala itu. masih terbayang jikalau guru yang akan menggantikan guru fisika kelas 1 lebih menakutkan dengan nilai Kkn yang semakin tinggi maka Harapan saya betul- betul hilang ketika membayangkan dengan istilah remedial, dan jika hal itu terjadi perkara baru yang akan timbul ketika kelas 3 SMA ialah saya tidak akan sekedar membenci mata pelajaran yang paling saya sukai ini tapi akan terbilang saya akan “Alergi”. Dengannya” .
Hari H telah datang, dan kini jam pelajaran
Fisika tapi tak kunjung guru yang dimaksut
datang. Mulanya merasa takut
tapi saya sadar gurunya tak akan datang setelah satu jam lebih waktu yang
terlewatkan. akhirnya kesibukan sendiri mulai Nampak. Teman-teman mulai bercekrama
bercerita ria, menonton film bersama, bermain games, tidur dan untuk golongan
yang membaca sepertinya tidak ada. Saya pun sadar kalo saya
telah keluar dari kelas Inti. Dan bergabung dengan komunitas baru ya mereka
yang hoby nya sangat berlawanan dengan kelas inti . agak sedih tapi saya akui
saya tak pantas menjadi anak inti. Karena
saya sadar saya tidak bisa bersaing dengan Anak yang “real “ IPA, sedangkan saya,hanya anak IPS yang tersesat di IPA,
berhubung jurusan yang tersedia hanyalah
IPA jadi saya tidak diberi kesempatan untuk memilih padahal semua teman saya
telah memberi rekomendasi jurusan yang harus saya pilih nanti saat kuliah yaitu HUKUM atau POLITIK bahkan gurupun berkata demikian
walaupun kini jurusan yang saya guluti EKONOMI ketika kuliahnya.
Singkat cerita ternyata dugaan kami salah guru yang kami kira mulanya tak masuk ternyata datang juga. jam yang tersisa sekitar 25 menit lagi, ekspresi kami terlihat terkejut karena ternyata bapak tersebut datang juga. Sebelumnya bapak tersebut meminta maaf, saya lupa kejadian apa yang membuat bapak itu telat, beberapa teman saya mulanya berpikir pasti Cuma mau tanda tangan tapi karakter bapak ini sangat berbeda dari bayangan kami. Beliau bahkan mengambil waktu jam kosong untuk bisa mengganti jam yang telah habis dengan percuma Hari pertama dihabiskan dengan perkenalan bahkan bapak tersebut mengambil jam selanjutnya karena guru tesebut tidak datang . Kamipun tidak mempermasalahkan hal tersebut. Karena berpikir perkenalan. sekedar basa basi. Akhirnya kuketahui nama beliau adalah Afkar. Bapak Afkar juga sebagai guru honor disini yang masih beralamatkan satu saerah ditempat beliau mengajar sekarang.
Hari pertama terlihat karakter bapak itu yang sangat santai dalam berbicara bahkan kami bisa langsung akrab dengan beliau dan kami pun mulai tertarik dengan bapak tersebut. Hingga berlanjut beberapa kali pertemuan dengan beliau kami jadi sangat menyukai bapak tersebut terkadang beberapa teman kami bahkan iseng membandingkan bapak tersebut dengan guru kelas satu yang mereka nilai terlalu disiplin tapi tetap saja tidak membuat kami bisa, ya begitulah manusia selalu mencai kesalahan seseorang sekalipun niatnya untuk mengubah kita .kami bahkan menjadikan bapak tersebut sebagai bapak idola dan panutan saya, beliau bisa menyampaikan materi dengan sangat menarik dan menghibur seakan kami sedang bermain hal itu membuat kami jadi suka dengan palajaran fisika terutama saya pribadi yang mulanya terlanjur benci dengan mata pelajaran ini mengingat kejadian kelas satu yang sering remedial dengan mata pelajaran ini kembali menjadi suka. dilain pihak yang membuat saya bahagia ketika saya bisa menjawab soal dengan sangat cepat dan menyelesaikan nya kepapan sambil menjelaskan keteman- teman saya ,disitulah kebahagiaan saya, sekalipun saya tidak dilahirkan dengan kecerdasan logika matematika tapi saya bisa menyelesaikan nya karena saya suka dan cukup paham dengan bahasan yang dengan dengan topik yang diajarkan beliau kala itu.
Karena antusias kami yang begitu semangat akhirnya membuat bapak itu selalu mengambil waktu lebih untuk mengajari kami yaitu jam kosong yaitu ketika jam selanjutnya yaitu mata pelajaran kesenian tidak masuk guru, berhubung mengangur jam akhirnya sambil menunggu guru kesenian datang , Pak afkar selalu mengajar, ya itulah yang membuat kami kesal. terutama bagi anak lelaki bagi mereka waktu untuk mengistirahatkan otak yang cukup lama dipakai untuk mengotak-atik rumus sudah tidak ada lagi, kebiasaan ketika tidak ada jam atau guru tidak masuk dihabiskan untuk menonton dikelas tau bermain game tapi kini harapannya telah pupus.
Singkat cerita ternyata dugaan kami salah guru yang kami kira mulanya tak masuk ternyata datang juga. jam yang tersisa sekitar 25 menit lagi, ekspresi kami terlihat terkejut karena ternyata bapak tersebut datang juga. Sebelumnya bapak tersebut meminta maaf, saya lupa kejadian apa yang membuat bapak itu telat, beberapa teman saya mulanya berpikir pasti Cuma mau tanda tangan tapi karakter bapak ini sangat berbeda dari bayangan kami. Beliau bahkan mengambil waktu jam kosong untuk bisa mengganti jam yang telah habis dengan percuma Hari pertama dihabiskan dengan perkenalan bahkan bapak tersebut mengambil jam selanjutnya karena guru tesebut tidak datang . Kamipun tidak mempermasalahkan hal tersebut. Karena berpikir perkenalan. sekedar basa basi. Akhirnya kuketahui nama beliau adalah Afkar. Bapak Afkar juga sebagai guru honor disini yang masih beralamatkan satu saerah ditempat beliau mengajar sekarang.
Hari pertama terlihat karakter bapak itu yang sangat santai dalam berbicara bahkan kami bisa langsung akrab dengan beliau dan kami pun mulai tertarik dengan bapak tersebut. Hingga berlanjut beberapa kali pertemuan dengan beliau kami jadi sangat menyukai bapak tersebut terkadang beberapa teman kami bahkan iseng membandingkan bapak tersebut dengan guru kelas satu yang mereka nilai terlalu disiplin tapi tetap saja tidak membuat kami bisa, ya begitulah manusia selalu mencai kesalahan seseorang sekalipun niatnya untuk mengubah kita .kami bahkan menjadikan bapak tersebut sebagai bapak idola dan panutan saya, beliau bisa menyampaikan materi dengan sangat menarik dan menghibur seakan kami sedang bermain hal itu membuat kami jadi suka dengan palajaran fisika terutama saya pribadi yang mulanya terlanjur benci dengan mata pelajaran ini mengingat kejadian kelas satu yang sering remedial dengan mata pelajaran ini kembali menjadi suka. dilain pihak yang membuat saya bahagia ketika saya bisa menjawab soal dengan sangat cepat dan menyelesaikan nya kepapan sambil menjelaskan keteman- teman saya ,disitulah kebahagiaan saya, sekalipun saya tidak dilahirkan dengan kecerdasan logika matematika tapi saya bisa menyelesaikan nya karena saya suka dan cukup paham dengan bahasan yang dengan dengan topik yang diajarkan beliau kala itu.
Karena antusias kami yang begitu semangat akhirnya membuat bapak itu selalu mengambil waktu lebih untuk mengajari kami yaitu jam kosong yaitu ketika jam selanjutnya yaitu mata pelajaran kesenian tidak masuk guru, berhubung mengangur jam akhirnya sambil menunggu guru kesenian datang , Pak afkar selalu mengajar, ya itulah yang membuat kami kesal. terutama bagi anak lelaki bagi mereka waktu untuk mengistirahatkan otak yang cukup lama dipakai untuk mengotak-atik rumus sudah tidak ada lagi, kebiasaan ketika tidak ada jam atau guru tidak masuk dihabiskan untuk menonton dikelas tau bermain game tapi kini harapannya telah pupus.
Keseringan guru kesenian tidak
masuk membuat kami belajar 4 jam fisika tampa henti sembari berkata belajar 2 jam bonus 2 jam sambil tersenyum dengan
khasnya yang masih saya ingat sekali senyum beliau yang sangat bijak tersebut,
dan lucunya walau mulanya kami ngambek tapi tetap saja 15 menit setelah jam
bonus terpakai kami kembali berantusias sekalipun anak laki- lain yang sering
kontra dengan sikap bapak tersebut yang mengambil jam kosong, kami sering berebutan
untuk menyelesaikan soalnya dan maju kedepan. itulah kebahagiaan yang betul
saya rasakan sebagai anak IPA. disekolah, kelas kami sangat berbeda jauh dengan
kelas inti selain diliat dari kecerdasan kelas kami juga dicap agak malas,
sebenarnya saya agak kontra dengan pendapat guru mereka hanya melihat
segelintir tapi langsung menyataka kelas kami bandel- bandel terkadang kami
merasa kesal dengan perilaku guru yang kadang seperti menganak tirikan
kami, padahal kami hanya ingin
diperlakukan senormalnya yang guru perlakukan dengan kelas samping , saya
menyadari hal tersebut ketika pak afkar yang mengajar, kenapa murid yang bandel pun bisa
berebutan maju kedepan seakan dia berada dikelas inti sebagai murid teladan
yang suka bersaing sehat hal itu terjadi karena kami medapat cukup kepercayaan
dari guru kami yang tak lelah memotivasi
kami dan selalu menceritakan kisah inspiratif sebelum memulai belajar sehingga sebelum belajar ada harapan
yang kembali kami imajinasikan. Saya sadar kelas saya yang mempunyai bakat kecerdasan
logika matematika yang sangat minim yaitu hanya 10 % lainnya campuran. Hal
ini bisa dilihat ketika ajang perlombaan OSN dan FLS2SN yang mana ketika OSN
semua anak kelas inti yang dipercaya memegang amanah sedangkan kami yang
variatif tarian, olahraga, seni, bahasa
baru dipercayakan kepada kami, bahkan kala itu ketika musiman lomba Cuma 7
orang yang hadir disebabkan mayoritas kelas kami yang hampir dipilih semua
untuk mengikuti latihan dalam ajang lomba FLS2SN sedangkan kelas inti 7
orang yang diambil selebihnya junior. yang lucunya piala disekolah kami cenderung
lebih banyak yg non IPA walaupun
sekolah kami sekolah IPA itulah yang kadang membuat kami kesal kenapa sekolah
kami tidak membuka jurusan IPS sedangkan
prestasi yang paling banyak bahkan ke nasional adalah kami yang bukan kelas inti
dan yang mempunyai jiwa IPS. Tapi
apa daya komentar kami di anggap angina yang berlalu oleh mereka, saya kadang berpikir jikalau
adanya kecemburuan sosial seperti ini kepada siapa harus mengadu. Pak
Afkar. ya beliau tutor
curhat kami juga.
Ketika berada dalam jam pelajaran beliau kami merasa menjadi cerdas pada pelajaran fisika seakan – akan kami watu ujian bisa mendapat nilai sempurna, ya walaupun ada juga yang harus remedial, sudah menjadi ketetapan alam kalo ilmu ini banyak yang remedial wong orang kelas pandai aja remed, begitulah nasehat teman saya ketika melihat banyak yang mengeluh karena merasa tetap saja anjlok dengan pelajaran ini saya hanya tersenyum melihatnya walaupun kala itu saya juga remed setidaknya nilai saya hampir mencapai KKN 80.
Ketika berada dalam jam pelajaran beliau kami merasa menjadi cerdas pada pelajaran fisika seakan – akan kami watu ujian bisa mendapat nilai sempurna, ya walaupun ada juga yang harus remedial, sudah menjadi ketetapan alam kalo ilmu ini banyak yang remedial wong orang kelas pandai aja remed, begitulah nasehat teman saya ketika melihat banyak yang mengeluh karena merasa tetap saja anjlok dengan pelajaran ini saya hanya tersenyum melihatnya walaupun kala itu saya juga remed setidaknya nilai saya hampir mencapai KKN 80.
Hari berlalu begitu dengan bulan
sudah begitu lama kami belajar fisika dengan pak Afkar hingga tak sadar berapa
minggu lagi kami akan ujian semester dua yang pertanda akan naik kelas tiga dan akan dirombak lagi murid dan guru nya saya tak pernah khawatir akan
teman yang dirombak bagi saya guru fisika jangan sampai dirombak karena saya
cukup nyaman dengan pak afkar. Di hari terkhir masuk pak afkar hanya membahas 1
jam pelajaran . beliau tak ingin membuat
kami terlalu stres untuk memaksakan diri belajar begitu keras karena ujian akan
dimulai esok lusa, beliau hanya
bercerita sebuah cerita masa lalu beliau yang sangat saya ingat sampai sekarang.
Saya dulu bersekolah di SMA yang
biasa saja jika dibandingkan dengan kalian yang
mempunyai fasilitas yang luar biasa , dan saya juga termasuk seperti kalian bukan
orang patuh atau pinter ya walaupun alhamdulilah saya dapat juara dua disekolah, saya berpikir kalo bapak berkata
begitu supaya kami tidak jatuh semangat. Lanjut
cerita disekolah saya punya dua sahabat yang sama bandel dengan saya, kami
sering kali cabut kalo merasa sudah bosan didalam kelas denga bahasan yang buat kepala bapak pusing,
nah jadi kenapa bapak gak pernah marahin
atau negur kalian yang udah merah matanya kemudian sampai ketiduran
waktu jam bapak atau yang ke wc gak
balik-balik, karena bapak pernah ngalaminnya kalo gak sanggup kita paksa malah
otak kita yang eror gak ada yang masuk yang ada sakit kepala jadi biarkanlah
dia berlalu dalam ketenangan sejenak karena berbicara dengan angka akan
terlihat sangat rumit ketika kalian tidak menyukainya. Bapak di SMA emang
kadang-kadang cabut ketika sudah malas belajar . tapi bapak selalu belajar
dirumah sambil menjaga warung ya bosan -bosan bolehlah kita menjadikan
matematika sabagai penghilang jenuh kalo
kalian bisa matematika atau fisika kalian pasti suka udah seperti game
jadinya kali tapi karena kita kurang
bisa makanya kita gak suka , lanjut
cerita semua fokus kepada bapak afkar
tidak terkecuali yang sedang tidur mereka terbangun untuk mendengar cerita pak Afkar. bapak bahkan pernah sekali waktu sedang cabut
kepergok sama guru yang takutnya karena waktu itu ada teman bapak yang cewek
juga ikut cabut akhirnya dikejarlah kami semua dan dengan terpaksa kami harus
melompati pagar sekolah , bagi bapak sih itu mudah tapi bagi seorang cewek untuk
pertama kali itu akan sangat menakutkan dan ketika dia melakukannya
sreeeettttttt rok ny sobek kena pagar hingga robek sampai kepaha akhirnya dalam keadaan sekarat seperti itu
kami bersembunyi kesamping rumah orang yang kami lalui dan kemudian meminta meninjamkan
kain sarung untuk teman kami yang mendapat incident yang memalukan tersebut, besoknya
kami mendapat surat pemanggilan orang tua. Ttapi
ya namanya nakal ada saja inisatif yang kreatif keluar, kala itu di daerah
tempat tinggal bapak. Banyak
para tukang bangunan bekerja akhrinya karena
dalam keadaan terdesak, kami meminta bantuaan orang tersebut untuk kesekolah
menyamar sebagai orang tua dengan sedikit bayaran dan ternyata mereka mau
membantu kami. Akhirnya
datanglah kami Esok kesekolah beserta
orang tua gadungan. Diruang yang sama staff TU yang sedang berkerja
melihat kedatangan kami beserta orang tua tersebut kebetulan staff TU tersebut adalah tetangga bapak waktu kecil
dan beliau mengenal baik bapak beserta
orang tua bapak, beliau hanya tertawa kemudian tersenyum melihat ulah bapak
yang datang membawa orang tua gadungan tersebut. Kami
tertawa melihat ulah bapak tersebut. Ternyata bapak tersebut memang benar
bandelnya. Nah setelah beberapa bulan kemudian setelah selesai cukup lama
merasa menjadi siswa kami akan mengikuti ujian nasional hari dimana semua yang
apa dipelajari akan kita liat hasilnya pada
waktu UN dan setelah UN dihari
pengumumannya pagi-pagi sekali bapak
kesekolah sebelum teman- teman bapak berangkat
untuk menayakan hasilnya tidak penting berapa nilainya yang penting
lulus, ya kalo dulu kan orang mikirnya begitu beda dengan sekarang ada target
lulus denga nilai 88.5 atau 90 kalo dulu lulus aja bersyukur banget, setelah
bertemu dengan guru sebelum ditempelkan dimadding sekolah, bapak langsung bertanya
“pak kami ada lulus ?’ , kamu lulus
afkar tapi teman kamu tidak. Sedih mendengarnya langsung bapak pulang menemui
teman teman bapak dan langsung mengajak kepantai , tapi mereka bertanya ngapain
ke pantai dulu kita kesekolah liat pengumuman baru rayain nanti, karena sedih
bapak berkata gk penting lulus apa gk yang penting kita bareng selalu yukk kita
kepantai nanti kita udah susah jumpa kan kapan lagi bisa kumpul seperti ini ,
ini terakhir kalinya kita bisa berkumpul sebagai siswa, kata bapak akhrinya
mereka mengiyakan dan kami pergilah kepantai . tapi tetap saja pulangnya mereka
ngotot ingin melihat hasilnya dan setelah mengetahui hasilnya mereka kecewa
dengan diri sendiri . ya itulah namanya penyesalan , nasi susah jadi bubur jadi
harapan bapak kalian jangan sampai seperti itu bapak berharap kalian jangan
sampai dipaksa belajar, tapi jangan sampai tidak ada kesadaran dari sendiri
juga , kalian boleh bandel tapi ala kadarnya. ya maksimal kalian masih mau
belajar dikamar walau kalian gk mau respon apa yang diajarkan dikelas mungkin saja dari kalian ada yg belajar
aotudidak. tapi harapan bapak
kalian tetap mau belajar sekalipun kalian tidak suka pelajran itu barang satu
tahun lagi kalian bertahan kuliah nanti kalian bisa ambil jurusan yg kalian
suka yang gak ada IPA kalo kalian kata gak suka IPA, yang penting kalian
belajar dulu satu tahun lagi IPA karena masa depan kalian bertaruh untuk satu
tahun lagi. Jangan sampai seperti teman
bapak, SMA nakal wajar, gk bikin pr,
ngomong waktu dijelasin. contek teman, cabut
tapi jangan sampai kalian tidak ada kesadarn untuk tobat, jangan sampai
seperti teman bapak, setidaknya jadilah seperti bapak yang terkhirnya
menyadarinya , entah kenapa endingnya yg sedih membuat banyak dari kami yang
seakan-akan hening cipta. Akhirnya banyak dari kami yang merenungi cerita
beliau dari sekian banyak cerita yang
kami dengar. Ini yang mungkin agak menyentuh kami kala itu.
Satu bulan berlalu kini tak terasa
aku sudah menjadi siswa kelas 3 SMA dan sama seperti kejadian dulunya akupun
seakan merasaka insomnia mengingat perihal siapa guru fisika nantinya, sangat besar harapan dari kami jikalau pak Afkarlah yang menjadi pengajar kami. Tapi
apa daya jangankan mengajar bertemu beliau pun tak ada harapan lagi, karena
mulanya beliau adalah guru honorer yang mempunyai kontrak setahun apa daya
sekarang telah habis masanya, dan yang menyedihkan lagi karena guru yang
diganti adalah pengajar kelas satu lagi.
Sedih, tapi saya ingat
pesan beliau cukup bertahan satu tahun jangan sampai ada penyesalan, saya sadar
2 tahun yang telah saya usahakan akan hilang ditelan abu jikalau saya
menghindarinya sekarang akhirnya saya mengecamkan dalam hati jangan hanya
karena kamu tidak suka gurunya kamu juga membenci pelajaran tersebut karena
masa depanmu ada ditanganmu bukan ditangan guru tersebut
Bagus cerita yang mendidik. Jika konten bisa ditampilkan dengan versi mobile, akan jauh lebih baik sehingga pembaca tidak perlu m3nggeser layat.
ReplyDeletesippp sarannya diterima. sekarang sudah bisa versi mobile jg
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete