Pernah berhutang,? atau memberi pinjam kepada teman.
ya, hampir setiap orang pernah berada pada posisi ini, entah sebagai
penghutang, atau pemberi hutang. ya hutang adalah sebuah bentuk pinjaman yang
mana wajib dikembalikan se Ada statement keren yang pernah saya dapatkan dari
teman saya, "memberi pinjaman dapat
mempererat silaturahmi tapi sebaliknya perihal menagihnya tanpa memutuskan
silaturahmi" apakah itu benar ? dilihat dari pengalaman para penagih hutang
95% berkata iya, begitu pun pengalaman saya, dan hal inilah mendorong saya
menulis artikel ini.
Berhutang memanglah
diperbolehkan, tapi tahukah kita jikalau Berhutang berpotensi negatif yang
lebih besar.?? Dalam sebuah hadis dikatakan “Sesungguhnya seseorang apabila
berhutang, maka dia sering berkata lantas berdusta, dan berjanji lantas
memungkiri.” (H. R. Al-Bukhari)
Pertanyaannya benarkah demikian, ?? Dan saya
pribadi merasa sangat benar, karena apa saya pernah mengalami kejadian
tersebut. yaitu kala saya menagih hutang
tapi ia beralasan belum dapat kiriman, dan lucunya dilain pihak dia baru saja memesan tas online, dan dia
bercerita juga niatnya untuk mentransfer
uangnya ke rekening pada saya, sedangkan uang saya,? Padahal saya sudah kabarin di WA jauh sebelum berangkat tapi gk
diread padahal dia oll malamnya juga sudah saya kabarin, memang kalo gak ada
niat bayar mau bilang apapun, pasti akan ada alasan didapat. Maka berbohong
tersebut akan berlanjut setiap pertanyaan baru saya lemparkan kepadanya, apa gk
bikin eneg, padahal kita tahu hutang adalah wajib dilunasi bahkan dalam sebuah riwayat Rasullullah enggan
menyalatkan salah seorang yang meninggal dengan hutang, hingga salah seorang
sahabat menawarkan untuk melunasinya,
lihatlah betapa Hutang itu adalah sebuah kata-kata “horor”.
Memang kegiatan utang
piutang bukanlah suatu yang bisa dihindari, utang piutang sendiri diperbolehkan
dalam agama jikalau keadaan terdesak. Namun acapkali adap dalam utang piutang
diidahkan oleh penguntang. SERING KALI kita mendengar slow respon dari
pengutang itu sendiri. Ya bahkan konon katanya galakan yang ngutang daripada
para penagih “is that true?” kembali kepada individu.
Saya juga punya pengalaman
dimana ketika saya menagih hutang hanya diread sampai beberapa kali, tentu hal
yang sangat menjengkelkan bukan. Lantas timbul pertanyaan apakah memang ia
tidak niat membayar hutang, karena respon saja tidak ada, dan jikalau ia maka “Siapa
saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu
Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (H. R. Ibnu Majah). Betapa
gelar yang buruk, tapi memang sepantasnya mereka yang tidak tahu terimakasih
bergelar demikian.
Selanjutnya berbicara
dengan utang piutang , masih ingatkah anda berita yang sempat viral perihal
dibakar nya ijazah karena utang 300 ribu? Sepihak itu terlihat berlebihan tapi
pihak lain itu seperti pelajaran buat kita semua, apakah harus berlaku demikian
lagi agar para pengutang tau diri. Hemat saya terkadang yang membuat kesel
bukanlah rupiahnya, melainkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan yang tidak
bisa dipegang, setidaknya jikalau memang sedang tidak ada uang kabarin, jangan
hilang ditelan bumi, dan jikalau sedang berhutang berpikirlah kepada kebaikan
mereka yang berbaik hati mau meminjamkan uangnya, usahakan kembalikan sesuai
kesepakatan, jangan sampai ketika ia perlu baru kita kewalahan mencari atau
mengembalikan. Tentu saja dari pihak pemberi hutang merasa tidak nyaman jikalau
melihat kurangnya kesadaran dari pihak pengutang dalam tanggung jawab atas
pinjaman, misalnya “ menagih berulang kali” menjengkelkan bukan, apalagi misal
dari pihak tukang ngutang photo jalan-jalan, makan enak upload di sosmed,
sedangkan pemberi hutang perlu uang sampai terkadang harus menjual barang
kepada orang atau pinjaman kepada yang lain. Memangnya kalo berhutang gk boleh
makan enak, jalan jalan gitu ? boleh kalian jalan-jalan walau ada utang tapi
tahu diri, mana tahu orang tersebut juga lagi perlu uang. Cuma karena udah
terlanjur sakit hati jadi enggan diminta lagi dan lebih memilih ngutang atau
sejenisnya, bukah kah itu samahalnya menari diatas penderitaan orang lain?? Maka jangan heran pemberi hutang akan
menstemple ia dengan suatu yang buruk, dan bahkan membuat silaturahmi jadi buruk.
Hal ini karena adanya niat menghindar dari sepihak baik tidak ingin membayar,
atau marah karena tidak mau bayar hutang.
Lantas
bagaimana bisa hutang memperpendek umur,
simplenya begini seperti statement diawal “ dengan memberi hutang dapat
mempererat silaturahmi tapi perihal sebliknya menagih hutang dapat memperputus
silaturahmi..?” mungkin jikalua kalian belum pernah dapat berita tentang orang
yang dibakar hidup hidup karen hutang , atau nbisa dikatakan silaturahmi adalah
salah satu cara memperpanjang umur,
jikalau silaturahmi tidak jalan maka bisa ditebak, disegi lain anda juga akan
sering sakit hati hingga jatung mengingat teman ada upload keliling mall atau
makan ini itu. sedangkan hutang ia tak pernah mengabari. Jadi usahakn sebisa
mungkin untung tidak berutang ya, saya pribadi juga pernah memberi pinjaman
hingga harus mengiklhaskan 200 k karena sering kepikiran, dan saya hanya bisa
menjadikan pemblajaran untuk kedepan gk mau kasih pinjaman lagi, kecuali ia
sudah sekrang bocor ban tengan jalan misal. Kapok saya haduh.
Barangsiapa yang rohnya
berpisah dari jasadnya (baca: meninggal dunia) dalam keadaan terbebas dari tiga hal, niscaya ia akan masuk surga, yaitu:
bebas dari sombong, bebas dari khianat, dan bebas dari tanggungan hutang.”
semoga bermanaaf artikelnya
ReplyDelete