Well
PKA adalah pekan kebudayaan Aceh, suatu pekan yang dilaksanaan lima tahun
sekali dalam rangka mengenang sejarah, hingga memperkenalkan budaya yang mulai
langka kepada masyarakt aceh sendiri. Tentunya sebagai pecinta hal unik yang
berhubungan budaya dan alam saya tidak ingin melewatkan dengan datar acara yang
cukup dinikmati hinnga dinanti ini .
Untuk
menulis post satu ini rasanya cukup gembira karena saya bisa menulis tanpa
takut miskin kosakata, ada banyak hal yang ingin saya ceritakan kepada blogger
sekalian. yaitu perihal budaya perdana
yang baru saya ketahui. Seperti Contoh Rumoh Aceh. Dan karena itu untuk post
ini saya ingin berbagai pengetahuan dan pengalaman saya menjajaki rumoh Aceh.
Ternyata
Rumoh Aceh Itu berbeda beda dari setiap kabupaten lagi!
Satu
hal yang buat saya miskin sekali dengan sejarah, ternyata Rumoh Aceh tiap
kabupaten itu beragam. secara umum ketika dilemparkan pertanyaa rumoh aceh kita
pasti akan berkiblatkan pada rumoh aceh yang di museum, yaps saya pun berpikir
itu saja. Dan ternyata antar kabupaten kita memiliki variasi lagi, dilain pihak
saya kembali dibuat heran heran, karena antar kabuptaten cukup variasi, “ kok
kayak mirip rumah adat padang ya? Atau apapun itu yang tidak mirip rumoh aceh
umumnya, karena rumoh aceh khas nya mengunakan tameng tapi ketika menemukan
yang tidak menggunakan tameng, dengan kata lain bukan Rumah Panggung maka saya
menjadi tertarik untuk mengenal lebih. “ini udah di moderenisasi atau gimana
ya?” Akhirnya ada PR baru yang harus
saya selesaikan.
Filosofi
Rumoh Aceh
Rumah
Aceh bukan sekedar tempat hunian, tapi juga memiliki makna simbolik. Ia
merupakan wujud ekspresi keyakinan terhadap tuhan dan adaptasi terhadap alam. Hal ini cukup tergambar jelas dari motif hiasan hingga Struktur bentuknya.
Ekspresi
kayakinan terhadap Tuhan
Pengaruh
keyakinan masyarakat Aceh Terhadap Arsitektur bangunan dapat dilihat dari
orientasi rumah yang berbentuk memanjang dari timur ke barat, yaitu pada bagian
depan menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang yang sakral berada di
barat. Arah barat mencerminkan upaya masyarakat Aceh untuk membnagun garis
imajiner dengan kabbah yang berada di Mekkah. Selain itu pengaruh keyakinan
adat juga dilihat dari tiang penyangga yang selalu berjumlah genap, dan anak
tangga yag selalu berjumplah ganjil.
Bagi
Masyarakat Aceh, membangun rumah Bagaikan membangun kehidupan itu sendiri, itulah mengapa pembangunan yang dilakukan
haruslah memenuhi beberapa persyaratan yang memalui beberapa persyaratan yang
dilakukan, semisalnya pengadaan kenduri, pengadaan kayu pilihan dll.
Musyawarah dengan keulaurga, hingga meminta saran
kepada teuku dan bergotong royong dalam proses pembangunan merupakan upaya
untuk menumbuhkan dan rasa solidaritas antar sesama dan penghormatan kepada
adat yang berlaku. Dengan kerjasama, permasalahn dapat diatadi dan harmoni
sosial tetap tersipta dan terus terjaga. Dan juga dengan mendapatkan petuah
dari teuku, Rumah yang dibangun diharapkan dapat memberikan keamanan secara
jasmani dan ketentraman secara rohani.
Adaptasi
terhadap Alam
Adapun
adaptasi masyarakat aceh terhadap lingkungan bisa dilihat dari stuktur bangunan, yang terdiri dari berbagai ruang
membentuk dan fungsi tertentu, bisa dilihat dari bentuk rumoh Aceh yang berbentuk
panggung, tiang penyanggan yang terbuat dari kayu pilihan hingga atap dari
rumbia. Bentuk dan fungsi ini mengandung nilai yang menjadi acuan perilaku
masyarakat Aceh.
Dilain
pihak, tata ruang rumah yang beragam jeni fungsinya merupakan, sebuah bentuk
simbolik agar semua masyarakt taat pada aturan, sebagai contoh nya ialah sturktur rumah yang berbentuk panggung membuat pandangan tida terhalang, dan
memudahkan sesama warga untuk saling menjaga rumah serta ketertipan gampong.
Sehingga semua mempunyai tujuan yang cukup spesifik dari sekedar tempat hunian saja.
Dan menariknya pemanfaatan alam juga dapat dilihat
ketika hendak menggabungkan bagian rumah yang tidak menggunakan paku tetapi
menggunakan pasak atau tali pengikat dari rotan, walaupun hanya bermodalkan
kayu dan beratapkan rumbia ternyata Rumoh Aceh bisa bertahan hingga 200 tahun.
Dan termasuk kategori paling kokoh. Wow saya pribadi baru tahu hehe.
Motif
Hiasan
Motif
ukiran-ukiran yang terdapat didinding rumah umumnya diambil dari ayat ayat al
quran, ada juga motif yang berbentuk daun, akar, ataupun bunga. Motif fauna
yang biasanya digunakan adalah binatang- binatang yang sering disukai. Motif alam seperti langit dan awan, langit,
bulan bintang hingga laut.
kalau motif ini tanpa perlu dikasih tahu dari kabupaten mana, pasti mudah ketebak untuk orang acehnya |
Selain
sebagai manifestasi dari keyakinan masyarakat terhadap Tuhan dan adaptasi
terhadap lingkungannya, keberadaanya Rumoh Aceh untuk menunjukan status sosial
penghuninya, Nah Bagi keluarga yang kaya maka akan semakin banyak motif
sedangkan yang sederhana, maka mempunyai tulisan yang relatif sedikit atau
bahkan tidak ada sama sekali. Hmm
Dizaman
milenial ini, untuk Rumoh Aceh sangat
sudah terbilang jarang. Secara pribadi orang berlomba lomba membangun Rumah
gedung, dan meninggalkan Rumah khas sendiri yang terpajang indah museum.
Sungguh disayangkan walaupun rumah saya juga bukan begitu, hehe, Tapi saya
berharap kelak bisa membangun Rumah yang masih bernuansa Khas Aceh walau tidak
berpatokan sekali dengan yg dulu, karena kemarin saya menemukan Rumah yang
cukup Unik, yang mana merupakan gabungan Rumah Aceh yang di permak sedikit
dengan polesan yang cukup menarik, semisal tambahan untuk bagian bawah sehingga
menjadi rumah dua lantai, tapi masih dengan khas aceh.
Rumoh khas gayo |
Dilain
Hal Rumoh Aceh yang telah saya bahas merupakan Rumoh Aceh secara garis Umum,
karena untuk Rumoh Aceh secara Khas perkabupaten tidak bisa saya masuki, karena
faktor terlalu berdesakan. Saya hanya memilih yang paling dekat dengan mudah
dimasukin, dan berakhir hanya bisa mendokumentasikan dari luar hehe. Tapi hal
ini tidak membuat saya berhenti untuk mencari tahu lagi, karena sejujurnya sejujurnya
saya penggagum Alam dan Budaya, jadi masih banyak yang harus saya search secara lebih terperinci ,terutama tentang Filosofi Rumoh aceh perkabupaten dan
kenapa ada yg tidak berbentuk Rumah panggung, Hmm mungkin netizen bisa bantu
saya menjawabnya?
Rumoh Aceh khas Sabang |
Rumoh khas Aceh tamiang |
No comments:
Post a Comment