Friday, 8 March 2019

Akhirnya saya keluar dari Grup Hijrah


Hijrah menjadi salah satu kata yang paling sering dijumpai di social media saat ini, ya selain grup, akun hingga quotes dan video pun bertebaran di mana-mana. Bagi saya ini merupakan salah satu pekembangan positif untuk mengarahkan orang dalam memperbaiki diri.
Dan saya sendiri pun suka dengan pencarian yang berkenaan dengan kata kunci ini, selayaknya mendengar ceramah Ustad Adi hidayat, Ustad Felix, Tapi perihal   bergabung dalam komunitas secara sah saya kurang tertarik, ya factor saya tidak termasuk orang yang pandai bersosialisasi dalam artian yang cuma suka nimbrung sebagai readers grup komunitas, pernah masuk tapi jarang respon (baca aja gitu). Entah di WA maupun di Fb.
Nah sebagaiamana post saya yang sebelumnya yang berjudul “Don’t Call me Ukh” saya kembali ingin mengulas bagaiamana proses dalam grup tersebut  yang pada akhrinya membuat saya merasa muak hingga memilih keluar dari grup hijrah tersebut.

Hari ini banyak kita jumpai orang hijrah, ya walau pada satu kondisi ada yang bertingkah dalam hijrahnya semisal, ya ikut tren gitu. opps kalau ada yang bilang “jangan suka menghakimi kita gak tahu hati orang!” sorry gue gak menghakimi tapi gue teliti yang begini, gue termasuk orang yang cukup positif thinking sebenrnya karena saya secara pribadi tipekal orang damai, ketika kondisi yang kebangetan saya angkat suara juga dong. Kayak kasus yang saya alami sekarang.
Jadi dari kasus ini cukup terlihat mereka tidak bijak dalam bersikap, maklum secara saya berstatsu mahasiswa fakultas dakwah kalau metode dakwah gak paham rugi umur serasa jadi anak KPI gitu. Eh sombong? Wkwk lebih tepatnya tanggung jawab atas ilmu yang disampaikan guru atuh.
Oya mungkin ada yang sependapat dan enggak sama saya, dan itu hak kalian seandainya tidak karena bagi saya, “setiap orang berbicara sesuai dengan kadar pengalamannya” jadi saya tidak bisa memaksa anda untuk sependapat dengan saya atau sebaliknya, karena pengalaman saya memberi pemahaman demikian. Well terimakasih mau berkomentar dengan bijak sesuai perspektif anda…

 

Kalau anda berpikir kenapa akhirnya saya keluar dari grup tersebut penyebabnya adalah karena gambar ini.
Bagi saya sungguh sangat tidak bijak orang yang berdakwah dengan cara mengatai begini, hari ini banyak dijumpai orang yang berhijrah dengan fase yang menyeramkan, “ Ya Allah hamba pendosa ampuni hamba yang zalim ini, tapi kalau sekarang “kamu dosa itu, haram, bidah!! weuuu I hate this… saya merasa orang inilah yang memperburuk citra islam, seakan islam mempersulit gitu jadinya. Dan yang lebih heran setelah saya stalking si Ts yang pakek cadar ini masih cukup labil, bayangkan sendiri saja upload photo bercadar, kadang sendiri kadang sama teman bahkan ada juga yang gak bercadar… giliran kita Tanya lah ini nasehat untuk saya  terus ngapain share kalau nasehat pribadi, dikira orang gak tersungging apa disamain “pelacur”, belum lagi lihat kondisi ketika si Ts yang bercadar tapi kaki Nampak padahal yang jadi aurat cewek itu sama kondisi seperti saat shalat yaitu kecuali tapak tangan dan wajah, sedangkan kaki adalah aurat juga.  lah ini TS bikin emosi lagi, belum lagi orang yan pro TS gue lihat lebih dobel labil, cowok tapi upload photo sama pacar atau istri gak pakek jelbab plokplok

Saya pribadi juga upload photo di media social walau cukup jarang tapi tetap  cukup emosi, bagi saya tidak masalah upload photo dengan catatan niatnya dan bagaiamana pengambilan gambar. Misal saya upload photo menang lomba hal ini karena saya ingin menunjukan hasil perjuangan saya dan juga ingin memotivasi orang lain, karena sejujurnya saya suka melihat teman saya dengan segala cerita perjuangannya. semisal ketika photo mereka diluar negeri yang ikut pertukaran pelajar, itu menjadi motivasi untuk saya untuk belajar agar bisa melanjutkan kuliah keluar negeri, kalau Cuma upload salju gak ada dia lagi seluncuran salju hmm, download photo salju aja bisa gak usah lihat ig gitu mah.
Kemudian pengambilan gambar dalam artian gambar ini gue post, segede traktor kah munculin wajah gue yang jelek ini? terus posenya gimana mengundang syahwat kah?.. huft bagi saya peribadi ketika saya sudah sesuai dengan prosuder dalam islam, selayaknya pakek jilbab yang betul gak “jilboob”, baju gak ketat, pakek kaos kaki, hingga tidak bertabaruj maka sah sah saja bagi saya, karena seandainya tetap tidak boleh upload photo dengan alasan mengundanga syahwat itu sama halnya gue dilarang kuliah ditempat umum. karena intinya sama aja tiap hari jumpa cowok yang bias mengundang syahwat yaa walau sudah pakek baju sesuai perintah agama, gak kementelan dikelas. Intinya cewek selalu jadi subjek, dari penyakit atau hal normal dari cowok. jadi gak boleh upload photo gak boleh kuliah tinggi karena jumpa cowok bisa mengundang syahwat. Hadeuh.  Sekali lagi , “setiap orang berbicara sesuai dengan kadar pengalamannya” jadi saya tidak bisa memaksa anda untuk sependapat dengan saya atau sebaliknya, karena pengalaman saya memberi pemahaman demikian.
Tapi yang pasti saya tidak suka dengan mereka yang berdakwah dengan cara  begini, karena islam sendiri bermakna damai maka tentunya disampaikan dengan cara yang damai. Hmm dan akhirnya saya keluar dari grup hijrah tersebut eh kok kayak senang gitu ya wkwkw

16 comments:

  1. *Sodorin es teh,
    *tambah es jeruk
    *tambahin es teler
    *ditutup ama es krim
    wkwkwkw
    Pukpukpukkkkk....

    Semangat selaluuuu...
    zaman sekarang memang serba sulit, karena pola pikir dan sudut pandang yang beda dan masing2 percaya dirinya paling benar.

    Dan juga, dalam sebuah komunitas, modal terbesar yang harus kita siapkan adalah MENTAL!

    Beneran deh, dalam komunitas apa saja. SEMUA SAMA hehehe.

    Dan menurut saya juga, memutuskan keluar dari grup itu adalah terbaik, daripada kesal dan malah jadi dosa karena kita liat postingan kayak gitu.

    Semoga kita semua bisa lebih belajar lagi, agar bisa menebar kebaikan dengan cara yang lebih baik agar maksudnya sampai ke orang lain :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin dan sepertinya saya jadi betah dgn rutinas lama alias nonton video dan buku krn kdng member komunitas gak selow komentar, seakan sedang meruqyah orang yg kesetanan ngomong lupa diri deh

      Delete
  2. Apapun yang kita temukan di sosmed atau group terkait berbagai bentuk dan kiasan-kiasan hijrah, semuanya tergantung dari individu masing-masing dalam menerimanya. Terkadang kalau kita hanya diam, kita juga merasa beban dengan apa yang kita lihat. Haruskah seperti itu? Yaps, lebih baik salah satu solusi adalah keluar dari apa yang kurang sesuai dengan prinsip kita :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener semua tergantung individu harusnya dgn begitu org lbh bijak dalam berbicara krn tidak semua sama, dg nya

      Delete
  3. Aku jd inget kejadian salah satu artis yg waktu itu hijrah dan nikah muda. Sekarang malah buka kerudung lg.. salah satu alasannya bisa jadi karena kadang orang2 terlalu berlebihan menaggapi..mungkin itu kaya yg mba bilang, berhijrah dengan fase yg mengerikan.

    Btw, salam kenal ya mba inia 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya saya tahu yg kasusnya sayangnya ketika diceraikan org pd buli cewek pdhal cewek yg korban yg perlu support banget.. Tapi mlah netizen kebablasan krn menganggap tindakan mantan suami paling bener oleh fansnya.. Pdhal kan dia bagi hijrah jadi perlu proses..

      Delete
  4. Saya suka dakwah versi teuku Wisnu proses pelan hingga istri tergerak dan istiqamah sampai skrg. Krn metodenya bijak dan tepat btw salam kenal jg mbak😃

    ReplyDelete
  5. Status dan caption memojokkan seperti itu, baiknya kan saling mendoakan saja biar tetep istiqomah. Hijrah tp tidak menjaga lisan dgn baik hhi. Menghadapi era sekarang orang dgn mudah berkomentar di sosial media apalagi saling tunjuk wahabi lah anu lah itu lah tanpa berpikir dahulu, kita penontonnya cukup stay waras aja lah hahaaa

    ReplyDelete
  6. Wah mbak serem itu tulisan di gambarnya, diibartkan pelacur. alangkah baiknya kita sling menghargai bukan mengjudge seperti itu. Semoga kita semua diberi hati yang bersih, dn kebaikan dunia akhirat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Dan semoga dijauhkan dari orang yg demikian Aamiin. ..

      Delete
  7. kalau Cuma upload salju gak ada dia lagi seluncuran salju hmm, download photo salju aja bisa gak usah lihat ig gitu mah.,

    jadi pengen ketawa bacanya, cara membawakan ceritanya bagus, mengalir santai tapi padat, jadi serasa dengerin orang curhat, panjang tapi betah bacanya. heheh...

    ReplyDelete
  8. wah, keterlaluan itu mah. sampe segitunya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak jadi gak tahan makanya buat artikel karena kalau debat terlalu panjang nanti hehe

      Delete
  9. Saya juga sependapat dengan kakak. Artikelnya terlalu mendalam untuk saya. Masalahnya, dulu saya juga suka hijrah, tapi udah enggak lagi. Kenapa? Ya.. kayak kakaklah. Disetiap postingan, komentar, seolah digambarkan kaum wanita itu hanya 'pelengkap'nya pria. Seolah harus patuh seperti mematuhi tuhan, tak boleh membuatnya marah 'sama sekali'. Jadi saya mikir, emangnya Allah bakal membela laki laki walau laki laki udah sangat salah? Saya sempat mikir gitu juga kak. dan juga, masa keluar rumah untuk jalan jalan bentar aja seolah bener bener gak boleh. Jadi.... Wanita itu makhluk hidup atau bukan? Seolah mereka menggambarkan kaum wanita itu harus seperti 'anjing peliharaan' yang tetap tak boleh menyelisihi suami walaupun suami salah. Makamya saya juga dah kesal banget kalau baca baca postingan hijrah. Tapi bukan berarti saya dah gak mau hijrah, saya jadi bingung mana islam yang bener mana yang fanatik. Oh iya, katanya fanatik itu wajib. Padahal jelas jelas Allah melarang fanatik.

    ReplyDelete