Hijrah menjadi salah satu kata yang paling sering
dijumpai di social media saat ini, ya selain grup, akun hingga quotes dan video
pun bertebaran di mana-mana. Bagi saya ini merupakan salah satu pekembangan
positif untuk mengarahkan orang dalam memperbaiki diri.
Dan saya sendiri pun suka dengan pencarian yang
berkenaan dengan kata kunci ini, selayaknya mendengar ceramah Ustad Adi
hidayat, Ustad Felix, Tapi perihal bergabung dalam komunitas secara sah saya
kurang tertarik, ya factor saya tidak termasuk orang yang pandai bersosialisasi
dalam artian yang cuma suka nimbrung sebagai readers grup komunitas, pernah
masuk tapi jarang respon (baca aja gitu). Entah di WA maupun di Fb.
Nah sebagaiamana post saya yang sebelumnya yang
berjudul “Don’t Call me Ukh” saya
kembali ingin mengulas bagaiamana proses dalam grup tersebut yang pada akhrinya membuat saya merasa muak
hingga memilih keluar dari grup hijrah tersebut.
Hari ini banyak kita jumpai orang hijrah, ya walau
pada satu kondisi ada yang bertingkah dalam hijrahnya semisal, ya ikut tren
gitu. opps kalau ada yang bilang “jangan suka menghakimi kita gak tahu hati
orang!” sorry gue gak menghakimi tapi gue teliti yang begini, gue termasuk
orang yang cukup positif thinking sebenrnya karena saya secara pribadi tipekal
orang damai, ketika kondisi yang kebangetan saya angkat suara juga dong. Kayak kasus
yang saya alami sekarang.
Jadi dari kasus ini cukup terlihat mereka tidak bijak dalam
bersikap, maklum secara saya berstatsu mahasiswa fakultas dakwah kalau metode
dakwah gak paham rugi umur serasa jadi anak KPI gitu. Eh sombong? Wkwk lebih
tepatnya tanggung jawab atas ilmu yang disampaikan guru atuh.
Oya mungkin ada yang sependapat dan enggak sama saya,
dan itu hak kalian seandainya tidak karena bagi saya, “setiap orang berbicara sesuai
dengan kadar pengalamannya” jadi saya tidak bisa memaksa anda untuk sependapat
dengan saya atau sebaliknya, karena pengalaman saya memberi pemahaman demikian.
Well terimakasih mau berkomentar dengan bijak sesuai perspektif anda…
Kalau anda berpikir kenapa akhirnya saya keluar dari grup tersebut penyebabnya adalah karena gambar ini.
|
Saya pribadi juga upload photo di media social walau cukup jarang tapi tetap cukup emosi, bagi saya tidak
masalah upload photo dengan catatan niatnya dan bagaiamana pengambilan gambar. Misal
saya upload photo menang lomba hal ini karena saya ingin menunjukan hasil
perjuangan saya dan juga ingin memotivasi orang lain, karena sejujurnya saya
suka melihat teman saya dengan segala cerita perjuangannya. semisal ketika
photo mereka diluar negeri yang ikut pertukaran pelajar, itu menjadi motivasi
untuk saya untuk belajar agar bisa melanjutkan kuliah keluar negeri, kalau Cuma
upload salju gak ada dia lagi seluncuran salju hmm, download photo salju aja bisa
gak usah lihat ig gitu mah.
Kemudian pengambilan gambar dalam artian gambar ini
gue post, segede traktor kah munculin wajah gue yang jelek ini? terus posenya
gimana mengundang syahwat kah?.. huft bagi saya peribadi ketika saya sudah
sesuai dengan prosuder dalam islam, selayaknya pakek jilbab yang betul gak “jilboob”,
baju gak ketat, pakek kaos kaki, hingga tidak bertabaruj maka sah sah saja bagi
saya, karena seandainya tetap tidak boleh upload photo dengan alasan mengundanga
syahwat itu sama halnya gue dilarang kuliah ditempat umum. karena intinya sama
aja tiap hari jumpa cowok yang bias mengundang syahwat yaa walau sudah pakek
baju sesuai perintah agama, gak kementelan dikelas. Intinya cewek selalu jadi
subjek, dari penyakit atau hal normal dari cowok. jadi gak boleh upload photo
gak boleh kuliah tinggi karena jumpa cowok bisa mengundang syahwat. Hadeuh. Sekali lagi , “setiap orang berbicara sesuai
dengan kadar pengalamannya” jadi saya tidak bisa memaksa anda untuk sependapat
dengan saya atau sebaliknya, karena pengalaman saya memberi pemahaman demikian.
Tapi yang pasti saya tidak suka dengan mereka yang
berdakwah dengan cara begini, karena
islam sendiri bermakna damai maka tentunya disampaikan dengan cara yang damai. Hmm
dan akhirnya saya keluar dari grup
hijrah tersebut eh kok kayak senang gitu ya wkwkw
*Sodorin es teh,
ReplyDelete*tambah es jeruk
*tambahin es teler
*ditutup ama es krim
wkwkwkw
Pukpukpukkkkk....
Semangat selaluuuu...
zaman sekarang memang serba sulit, karena pola pikir dan sudut pandang yang beda dan masing2 percaya dirinya paling benar.
Dan juga, dalam sebuah komunitas, modal terbesar yang harus kita siapkan adalah MENTAL!
Beneran deh, dalam komunitas apa saja. SEMUA SAMA hehehe.
Dan menurut saya juga, memutuskan keluar dari grup itu adalah terbaik, daripada kesal dan malah jadi dosa karena kita liat postingan kayak gitu.
Semoga kita semua bisa lebih belajar lagi, agar bisa menebar kebaikan dengan cara yang lebih baik agar maksudnya sampai ke orang lain :)
Aamiin dan sepertinya saya jadi betah dgn rutinas lama alias nonton video dan buku krn kdng member komunitas gak selow komentar, seakan sedang meruqyah orang yg kesetanan ngomong lupa diri deh
DeleteApapun yang kita temukan di sosmed atau group terkait berbagai bentuk dan kiasan-kiasan hijrah, semuanya tergantung dari individu masing-masing dalam menerimanya. Terkadang kalau kita hanya diam, kita juga merasa beban dengan apa yang kita lihat. Haruskah seperti itu? Yaps, lebih baik salah satu solusi adalah keluar dari apa yang kurang sesuai dengan prinsip kita :)
ReplyDeleteIya bener semua tergantung individu harusnya dgn begitu org lbh bijak dalam berbicara krn tidak semua sama, dg nya
DeleteAku jd inget kejadian salah satu artis yg waktu itu hijrah dan nikah muda. Sekarang malah buka kerudung lg.. salah satu alasannya bisa jadi karena kadang orang2 terlalu berlebihan menaggapi..mungkin itu kaya yg mba bilang, berhijrah dengan fase yg mengerikan.
ReplyDeleteBtw, salam kenal ya mba inia 😊
Iya saya tahu yg kasusnya sayangnya ketika diceraikan org pd buli cewek pdhal cewek yg korban yg perlu support banget.. Tapi mlah netizen kebablasan krn menganggap tindakan mantan suami paling bener oleh fansnya.. Pdhal kan dia bagi hijrah jadi perlu proses..
DeleteSaya suka dakwah versi teuku Wisnu proses pelan hingga istri tergerak dan istiqamah sampai skrg. Krn metodenya bijak dan tepat btw salam kenal jg mbak😃
ReplyDeleteStatus dan caption memojokkan seperti itu, baiknya kan saling mendoakan saja biar tetep istiqomah. Hijrah tp tidak menjaga lisan dgn baik hhi. Menghadapi era sekarang orang dgn mudah berkomentar di sosial media apalagi saling tunjuk wahabi lah anu lah itu lah tanpa berpikir dahulu, kita penontonnya cukup stay waras aja lah hahaaa
ReplyDeleteHehe yg darah stay calm😆
DeleteWah mbak serem itu tulisan di gambarnya, diibartkan pelacur. alangkah baiknya kita sling menghargai bukan mengjudge seperti itu. Semoga kita semua diberi hati yang bersih, dn kebaikan dunia akhirat.
ReplyDeleteIya Dan semoga dijauhkan dari orang yg demikian Aamiin. ..
Deletekalau Cuma upload salju gak ada dia lagi seluncuran salju hmm, download photo salju aja bisa gak usah lihat ig gitu mah.,
ReplyDeletejadi pengen ketawa bacanya, cara membawakan ceritanya bagus, mengalir santai tapi padat, jadi serasa dengerin orang curhat, panjang tapi betah bacanya. heheh...
saya memang lagi curhat mbak atau mas wkwk
Deletewah, keterlaluan itu mah. sampe segitunya..
ReplyDeleteiya mbak jadi gak tahan makanya buat artikel karena kalau debat terlalu panjang nanti hehe
DeleteSaya juga sependapat dengan kakak. Artikelnya terlalu mendalam untuk saya. Masalahnya, dulu saya juga suka hijrah, tapi udah enggak lagi. Kenapa? Ya.. kayak kakaklah. Disetiap postingan, komentar, seolah digambarkan kaum wanita itu hanya 'pelengkap'nya pria. Seolah harus patuh seperti mematuhi tuhan, tak boleh membuatnya marah 'sama sekali'. Jadi saya mikir, emangnya Allah bakal membela laki laki walau laki laki udah sangat salah? Saya sempat mikir gitu juga kak. dan juga, masa keluar rumah untuk jalan jalan bentar aja seolah bener bener gak boleh. Jadi.... Wanita itu makhluk hidup atau bukan? Seolah mereka menggambarkan kaum wanita itu harus seperti 'anjing peliharaan' yang tetap tak boleh menyelisihi suami walaupun suami salah. Makamya saya juga dah kesal banget kalau baca baca postingan hijrah. Tapi bukan berarti saya dah gak mau hijrah, saya jadi bingung mana islam yang bener mana yang fanatik. Oh iya, katanya fanatik itu wajib. Padahal jelas jelas Allah melarang fanatik.
ReplyDelete