Saturday, 28 December 2019

Cerpen perdana si maniak dongeng sebelum tidur

Inilah proposalku
Berapa hari yang lalu saya baru menyelesaikan final periklanan, tugasnya mudah yaitu mengarang bebas tentang kelebihan atau prestasi anda. Singkatnya sang dosen ingin melihat kamu mengiklankan dirimu agar layak diterima Dalam persaingan dunia kerja kelak. Lantas sempat berpikir apakah ini kondisi yang sama seperti dalam interview “Kenapa saya haru menerima anda?” Hmm saya harus menjawab dengan rendah hati tapi satu kondisi mengaungkan prestasi duh ini merendah untuk melonjak atau gimana sih?
            Maka meluncurlan segala kesombongan dalam setiap tulisan. Demi sebuah Nilai walau faktanya juga gak ada prestasi wah atau istilah Acehness Cilet-Cilet. Namun tetap bersyukur karena saya pernah menikmati, nikmatnya berkarya melalui lisan hingga tulisan. Dan  salah satu yang paling berharga hingga berkesan adalah ini, walaupun bukan juara 1 malah sekedar masuk 100 besar bagi saya ini yang paling memikat hingga saat ini.


            Tujuh jam yang lalu saya baru menonton video penulisan dari Tere liye. Saya selalu tertarik dengan menulis cerpen atau novel, namun tidak banyak yang saya selesaikan atau jikalau selesai tak pernah coba saya kirim ke sebuah majalan hingga event. Kegemaran menulis sendiri diawali dengan kegemaran membaca buku cerita yang sudah menjadi tradisi lama sebelum tidur, bahkan kala SD kelas tiga, saya tidak akan tidur sebelum bapak bercerita dongeng kancil. Dan jikalau bapak telat pulang maka kakak yang menggantikannya, saking ambiusnya dengan cerita saya akan memijit kakak saya untuk tahu cerita sangkurian, hingga timun mas. Kegemaran itu berlanjut hingga SMP bapak yang sudah tahu kegemaran saya akhirnya selalu memberikan oleh-oleh banyak buku untuk memenuhi kegemaran saya. Saya masih teringat kala bapak menyembunyikan dulu satu kardus besar buku yang baru dibeli nya karena takut saya menghabiskannya dengan cepat, wkwk maklum kalau habis minta di beliin bobo kala pergi kepasar Aceh. Bahkan kondisi gajian juga suka dibawa tempat jualan buku atau komik dan sampai merasa terlalu lelah akhirnya kaka yang turun tangan, yaps hampir tiap bulan kala SMP kakak menyempatin diri untuk sewa komik atau buku bobo, dan karena harga sewa yang murah alias seribu jadi bisa pinjam banyak, kalau bapak beli buku bobo bekas dapat seribu juga cuma kalau bapak beli buku itu pasti perjalanan keluar daerah jadi jarang. Dan perjalanan ini berlanjut sampai SMA sumpah masih ingat banget pernah mimpi sampai ke Kabbah setelah baca cerita sahabat. Hobi membaca membuat terlena untuk memulai menulis fokus, padahal fanatik banget dengan cerpen dan novel bahkan hingga kuliah di Unsyiah masih kebiasaan yang sama. Tapi suatu ketika bapak nyindir “Dari dulu baca cerita orang, ceritamu kapan dibaca orang?” Jleb ngenak banget sumpah, Tapi merasa setuju dengan bapak kala itu, saya terlalu lama berada pada zona yang sama. kapan saya bisa berkarya jika hanya bermodal inspirasi tanpa bisa menginspirasi, akhirnya mulai beraksi yaps kala itu disela magang saya mencoba mengikuti lomba ceroen yang diselenggarakan oleh creator.id dengan teman perjuangan itupuna hari deadline kirimnya dan taraa surprise banget ketika liat tengah malah masuk top 100 terbaik, suatu kebanggan banget karena ini adalah cerpen pertama setelah muntah-muntah baca cerpen dan novel orang dari SD hingga kuliah sekarang. Hihi pastinya ini menjadi salah satu pintu pembukaa untuk karya cerpen hingga novel ke depannya. Mungkin kemarin masih sebatas nulis di blog ini tapi 2010 punya resolusi baru untuk gerak lebih. Aamiin.
             

No comments:

Post a Comment