Inilah
proposalku
Berapa
hari yang lalu saya baru menyelesaikan final periklanan, tugasnya mudah yaitu
mengarang bebas tentang kelebihan atau prestasi anda. Singkatnya sang dosen
ingin melihat kamu mengiklankan dirimu agar layak diterima Dalam persaingan
dunia kerja kelak. Lantas sempat berpikir apakah ini kondisi yang sama seperti
dalam interview “Kenapa saya haru menerima anda?” Hmm saya harus menjawab
dengan rendah hati tapi satu kondisi mengaungkan prestasi duh ini merendah
untuk melonjak atau gimana sih?
Maka
meluncurlan segala kesombongan dalam setiap tulisan. Demi sebuah Nilai walau
faktanya juga gak ada prestasi wah atau istilah Acehness Cilet-Cilet. Namun
tetap bersyukur karena saya pernah menikmati, nikmatnya berkarya melalui lisan
hingga tulisan. Dan salah satu yang
paling berharga hingga berkesan adalah ini, walaupun bukan juara 1 malah
sekedar masuk 100 besar bagi saya ini yang paling memikat hingga saat ini.
Tujuh
jam yang lalu saya baru menonton video penulisan dari Tere liye. Saya selalu
tertarik dengan menulis cerpen atau novel, namun tidak banyak yang saya
selesaikan atau jikalau selesai tak pernah coba saya kirim ke sebuah majalan
hingga event. Kegemaran menulis sendiri diawali dengan kegemaran membaca buku
cerita yang sudah menjadi tradisi lama sebelum tidur, bahkan kala SD kelas tiga, saya tidak akan tidur sebelum bapak bercerita dongeng kancil. Dan jikalau bapak
telat pulang maka kakak yang menggantikannya, saking ambiusnya dengan
cerita saya akan memijit kakak saya untuk tahu cerita sangkurian, hingga timun
mas. Kegemaran itu berlanjut hingga SMP bapak yang sudah tahu kegemaran saya
akhirnya selalu memberikan oleh-oleh banyak buku untuk memenuhi kegemaran saya.
Saya masih teringat kala bapak menyembunyikan dulu satu kardus besar buku yang
baru dibeli nya karena takut saya menghabiskannya dengan cepat, wkwk maklum
kalau habis minta di beliin bobo kala pergi kepasar Aceh. Bahkan kondisi gajian juga suka dibawa tempat jualan buku atau komik dan sampai merasa terlalu lelah
akhirnya kaka yang turun tangan, yaps hampir tiap bulan kala SMP kakak
menyempatin diri untuk sewa komik atau buku bobo, dan karena harga sewa yang murah alias seribu jadi
bisa pinjam banyak, kalau bapak beli buku bobo bekas dapat seribu juga cuma
kalau bapak beli buku itu pasti perjalanan keluar daerah jadi jarang. Dan
perjalanan ini berlanjut sampai SMA sumpah masih ingat banget pernah mimpi
sampai ke Kabbah setelah baca cerita sahabat. Hobi membaca membuat terlena
untuk memulai menulis fokus, padahal fanatik banget dengan cerpen dan novel
bahkan hingga kuliah di Unsyiah masih kebiasaan yang sama. Tapi suatu ketika
bapak nyindir “Dari dulu baca cerita orang, ceritamu kapan dibaca orang?” Jleb
ngenak banget sumpah, Tapi merasa setuju dengan bapak kala itu, saya terlalu
lama berada pada zona yang sama. kapan saya bisa berkarya jika hanya bermodal
inspirasi tanpa bisa menginspirasi, akhirnya mulai beraksi yaps kala itu disela
magang saya mencoba mengikuti lomba ceroen yang diselenggarakan oleh creator.id
dengan teman perjuangan itupuna hari deadline kirimnya dan taraa surprise banget
ketika liat tengah malah masuk top 100 terbaik, suatu kebanggan banget karena ini
adalah cerpen pertama setelah muntah-muntah baca cerpen dan novel orang dari SD
hingga kuliah sekarang. Hihi pastinya ini menjadi salah satu pintu pembukaa
untuk karya cerpen hingga novel ke depannya. Mungkin kemarin masih sebatas
nulis di blog ini tapi 2010 punya resolusi baru untuk gerak lebih. Aamiin.
No comments:
Post a Comment