Judulnya terlihat kasar, karena memang sejujurnya ini berupa ungkapan kemarahan saya kepada para media yang tak pernah sadar. Ya demi adsense hingga gaji kalian berani menjual rasa sedih orang yang mampu mendobrak tingkat respon hingga ranting. Katakanlah demikian Selain saya menyebutnya dengan istilah pengemis empati!
Kabar duka sepekan yang lalu cukup membuat kesedihan yang mendalam terutama karena sosok yang tak diduga. Dan untuk taraf seorang yang cukup popular maka peluang berita seperti ini langsung menjadi trending topik disegala media. Tagar pun bermunculan, tanpa perlu saya sebutkan. Namun yang menjadi puncak kekesalan saya ialah sikap media yang terlihat sangat jahat kepada para korban yang sedang berduka. Lihatlah beranda anda sampai hari ini masih dipenuhi dengan photo duka seorang anak menangis meraung raung dengan ditemani tatapan kosong dari sang istri yang ditinggal pergi sang suami. Sungguh sangat memprihatinkan terutama dengan segala kenangan yang selalu diputar berulang ulang untuk mengenang sang almarhum. Duh i hate it. kadang juga melihat media seakan bertanya kepada korban yang sedang ditimpa musibah... " Bagaimana perasaan anda? Ya tuhan ingin rasanya kutempeleng.
Pernah Mikir gak? Kenapa seorang akan menjadi sangat berarti ketika sudah tidak ada lagi,… ya mungkin bahasa paling mudahnya ingin mengenang, tapi pernahkah kita berpikir jikalau dengan video atau sejarah yang berkaitan dengan almarhum diputar berulang akan membuat sang keluarga yang ditinggalkan semakin sulit mengikhlaskannya. Semisal faktor yang kita lihat sang almarhum orang yang sangat baik. penyayang binatang, donatur tetap. well ini bukan berkisah tetap kelebihan. jujur ini suatu yang cukup tak terduga juga bagi saya jikalau beliau penyayang hewan, Tapi yang menjadi tanda tanya saya ialah : "bagaiamana kesulitan keluarga dalam melupakan almarhum disaat yang bersamaan media selalu membuka memori lama secara terus menerus / Up. bagi saya itu berita tapi bagi media itu pemasukan tanpa mikir terhadap keluarga yang ditinggalkan itu adalah sebuah luka, Belum lagi Iklan ponds yag menceritakan pertemuan mereka, kita tidak sedang melupakan sang almarhum tapi lebih tepatnya mencoba mengikhlaskan kepergianya itu. well saya benci para penjual seperti ini.
Dan yang cukup heran selalu kita akan tahu kondisi seorang itu ketika beliau sudah meninggal. Saya sangat ingat pertama kali mengenang The king of pop Michael Jackson kala ia meninggal, sebulan lebih semua media membahasnya baik cerita, lagunya yang terus diputar berulang-ulang hingga segala skandalnya. Bagaiamana ia hingga keluarga yang ditingalkan mendapatkan rasa tenang? saya tidak melarang media dalam bekerja sesuai tugasnya tapi saya berharap media bisa bertidak sesuai SOP yang seharusnya. Ya semisal raut kesedihan itu. “ Saya turut berduka tapi saya sangt benci ketika orang memanfaatkan sebuah kesempatan dari seorang yang sedang terluka”
Miris banhet mbak inia. Tapi itulaj kehidupan org terkenal/besar.
ReplyDeleteiya tapi hari ini gak mesti orang besar jadi korban, kita semua berpeluang jadi adsense media hingga lambe turah
DeleteKalau saya hanya bisa menyimak, dan semoga tidak kebawa arus
DeleteEmg cukup memprihatinkan etika media saat ini. Belum lagi suka membuka identitas dan kehidupan pribadi orang yang jadi viral karena hal tertentu misalnya menjadi penderita virus corona
ReplyDeleteBenar banget, para media mempublis identitas seakan lupa kalau setiap orang punya privasi. sedih banget ketika tahu kebenarnnya kemarin. sampai gak di terima dimana mana korban nya
DeleteItulah hidup
ReplyDeleteIya aku juga sangat nggak setuju sama kelakuan media yang selalu memperlihatkan kesedihan keluarganya. Gambar dari isak tangis mungkin menjadi uang dimata mereka. Heran.
ReplyDeleteKenapa nggak memberitakan kisah perjalanan alm, harapan harapan alm yang ambisius, menjadikan sosok alm menjadi sari tauladan bagi orang banyak. Dampaknya keluarga yang ditinggalkan pun bisa dapat mengiklaskan dengan rasa bangga melanjutkan ambisi alm
Benar makanya sampai kemarin keluarga masih merasa sulit wong waktu mau move on malah di buat nangis lagi sama entertaimen
DeleteSepertinya jaman sekarang ini media sudah tak lagi punya etika apapun beritanya kalau itu bisa menguntungkan akan terus jadi berita.
ReplyDeleteiya udah mirip lambe turah malahan
Deletesaya juga merasakan kekesalan yang sama. Bosan juga dengan konten-konten bombastis serupa. Apalagi yang menyangkut hal yang sangat personal. Masyarakat harusnya lebih pintar memilih, mana yang layak diulas, dibagi dan diberitakan. PR besar buat para blogger dan pegiat konten juga, bahwa etika yang menjadi utama.
ReplyDeleteMiris sekali ya mbak, sekarang banyak media berlomba-lomba viral tapi banyak yang kurang etis.
setuju!!
Deletebetul tu mbak, demi pundi-pundi mereka rela menerjang rasa sosial dan etika mereka sendiri
ReplyDeleteiya sedih banget kalau dipikir
DeleteYang penting traffic naik, adsense payout terus, Iklan banyak yang masang. Masa bodo dengan perasaan dan empati. Itu dibenak mereka Mbak.
ReplyDeleteiya suka sedih kalau menepatkan posisi sebagai korban
DeleteMenyikapi hal ini saya justru menganggap media Sekaran terlalu membesar-besarkan kepada orang yang tertimpa duka kehadapan publik.😊
ReplyDeleteBerbeda pada era 90,an orang meninggal diulas media hanya nama serta statusnya saja. Terkecuali keluarga presiden mungkin.😊😊
Coba sekarang sudah dimakamkan saja masih diuber2 dengan media, Dengan alasan anu, Itu, Ini dan blaa2 lainnya...😊😊
Memang harusnya ada penindakan tetapi justru para nitizen sekarang malah mendukung.😊😊 Media tersebut.🤯🤯
benar saya melihat bukan media saja sebagai pelaku tapi kita sabgai para netzen juga kepo dan berburu yang sebenarnya hal itu tak perlu dicari tahu
DeleteMemang bagi mereka momen-momen sedih seperti itu adalah suatu yang layak dijual. Apalagi kalau yang ditimpa kesedihan adalah orang yang terkenal dan punya reputasi yang baik. Masa bodo dengan empati, yang penting traffic naik, iklan banyak, gaji lancar.
ReplyDeleteKalau dipikir-pikir itu terjadi karena masyarakat juga banyak yang suka ngurusin urusan orang sih. Coba kalau kita semua cuek dengan kehidupan orang atau selebritis, acara entertainment jadi sepi penonton. Pemberitaan model seperti ini juga jadi jarang. Mungkin ada saja, tapi tidak dibuat berlebihan seperti ini.
benar masyarakat hari ini terlalu mengangur pada sesuatu yang perlu dikerjakan, sibuk ngurusin hidup orang sampai ke isi tas dipenasaranin, makanya makanya youtuber kontennya check isi tas hadeuh
DeleteBener bgt mbak. Media2 jahat bgt yaa, nggak ngerti lg duka atau emg rasa kemanusiaan mereka nggak ada. Huhu
ReplyDeleteKan ikutan kesel meskipun udah berlalu, tetp aja greget
iya jahat banget, dulu pengen bekerja di media tapi lihat kiblat mereka sekarang jauh menyimpang jadi benci
DeleteSebenarnya pada intnya mah bagaimana mengejar ranking dan akhirnya mendatangkan duit
ReplyDeleteYang laku diberitakan, pasti akan diincar
Duit dan duit, kalau saya tak heran.
saya pribadi juga tak heran tapi sungguh sangat disayangkan jikaalu meposisikan diri demikian sama hal nya kayak kasus korona kemarin.
DeleteMiris emang mbak.
ReplyDeleteApalagi kadang sampe berhari-hari ngangkat beritanya itu mulu.
Akhirnya kadang semua hal tentang si korban diungkap, termasuk aib nya.
iya itu yang paling sedih kayak kasus mj dulu, segala hal privasi jadi konsumsi publik sampai segala tindak tanduk mantan istrinya pun diburu
DeletePertanyaan2 media yg paling aku benci juga, menanyakan gimana perasaan istri/suami/anak setelah ditinggal oleh almarhum. Basi dan ga berbobot. Belum LG "ada pertanda yg dirasakan sebelum almarhum meninggal?" Dan banyak keluarga/teman yg lgs menceritakan segala hal yang mereka anggab 'pertanda'.
ReplyDeleteMakanya aku ga tertarik ngikutin berita2 ttg orang terkenal meninggal. Media skr ini memang banyak yg menyimpang, dan hanya mencari berita sensasi :(.