Alkisah, disuatu
ketika di hari peringatan guru, saya mendapatkan sebuah cerita yang cukup
tersohor terhadap hebatnya profesi seorang guru. Ya, kala Kekalahan jepang dalam
perang dunia II. Banyak sekali para pejuang, hingga petinggi negara yang tewas.
Namun heranya ialah pertanyaan yang terlemparkan oleh sang Kaisar Jepang kala
itu hanya satu. “Berapa guru yang masih
kita miliki? Pertanyaan tersebut memperjelas betapa profesi guru sangat
berarti. Karena melalui mereka lah sebuah peradapan bisa dibangun kembali. Guru
melahirkan banyak profesi, dan dari sinilah tantanan bangsa akan dibangun lagi.
singkat cerita kala itu saya menyimpulkan pekerjaan terbaik adalah guru.
Namun seiring berjalannya waktu.
Saya mendapat kesempatan untuk bisa membaca sebuah buku yang berjudul Allah
sang tabib. Dalan buku tersebut saya kembali menyimpulkan jikalau profesi
terbaik adalah tabib/ dokter karena peranannya yang tak kenal waktu dalam
mengabdi menyebuhkan pasien , mereka selalu dituntut siap siaga dimanapun dan
kapanpun. Kembali saya punya opini baru,
hingga suatu ketika kembali sebuah Hadis
muncul kala sedang berdiskusi santai dengan para pedagang yups sebuah hadis
dimunculkan.
“Wahai
Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?” Nabi kemudian
bersabda, “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual
beli yang mabrur (diberkahi),” (HR.Ahmad 4:141, hasan ligoirihi).
Akhirnya
saya menyimpulkan semua akan baik sesuai hindangan yang ditampilkan. Jikalau
kita sedang membahas topik kedokteran maka ia yang menjadi profesi terbaik
begitupun kala membahas guru. Semua berlomba-lomba dalam pasarnya. Tapi yang ingin saya pertegas ialah. Kelak,
Akan ada seorang yang berkata jikalau profesi terbaik ialah seorang tukang
jamu. Ya seorang seorang tukang jamu, penjual eskrim, kuli hingga pemecah batu.
“Karena dari profesi tersebutlah orang tua saya bisa membesarkan,menyekolahkan, hingga
menjadi seseorang yang secara utuh bermanfaat seperti saat ini.” Kata seorang lelaki sukses suatu hari
nanti.
semoga amal baik kitapun menjadi amal baik guru guru kita
ReplyDeleteAamiin..
DeleteWah iyaa mbak emang begitu pentingnya peran guru dalam kehidupan. Toh sekarang pembelajaran masih stay home para orang tua juga keteteran membelajari anaknya, :(
ReplyDelete.
Tapi pengalaman juga menjadi guru terbaik buat semua orang yang btw..
iya betul
DeleteSuka sedih kalau jerih payah orangtua disalahgunakan anaknya. Apalagi jika tahu betapa sangat bekerja keras sang ayah atau bundanya menahkahi tanpa pamrih. Terutama sebagai guru yang profesinya sungguh mulia, bagai berlian yg tak ternilai harganya. Tanpamu apa jadinya aku.
ReplyDeletebener bu bu, kalau lihat orang tua yang panas-panasan buat bisa kasih nafkahin anaknya suka sedih, langsung ke ingat orang tua sendiri
DeleteProfesi guru seringkali dipandang sebelah mata padahal jasa guru sungguh besar. Apalagi kalau melihat guru-guru yang berdedikasi tinggi ketika mengajar, suka terharu melihatnya 😭
ReplyDeleteBenar, apalagi yang sudah uzur, biasanya diremehin dari pihak murid padahal usia beliau menua hingga seperti itu karena dihabiskan untuk mengabdi sebagai pendidik
DeleteIya, sedih sekali :(
DeleteAku jadi ingat salah satu guruku yang udah tua sekali, jalan-pun udah susah tapi masih tetap bertahan mengajar. Sungguh mulia hatinya 😭
Apapun profesinya, akan menjadi mulia kalau dikerjakan seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ya. Ga boleh tuh ya mandang sebelah mata suatu profesi. Karena apapun profesinya, semuanya bagus-bagus.
ReplyDelete