Kalian
pernah gak merasakan sebuah fase kondisi dimana kalian merasa bingung terhadap
diri kalian sendiri, seperti bingung ketika mencoba berselancar di media social
yang penuh pemberitaan, toxic. pelakor bermunculan, artis bercerai, selebgram caper dengan sensasi konyol, tentu
itu akan membuat mu merasa terbeban, dan kadang ikut stres. contoh lain ialah perang komen yang membut semakin berkerunt kening. disisi yang sama kita Kita juga sering disajikan dengan segala kebahagiaan megah dari teman di social media, liburan, story bertualangan, naik
pangkat, hingga segala hal luar biasa yang membuat kita tercengang sekaligus
bingung. Gue kapan kok gini2 terus? Mau off dari sosmed tapi terlalu candu dan
takut makin ketinggalan, sebenarnya secara tak sadar bisa menyakiti
psikolgi kita lho .
Fomo Fear of missing out adalah jenis kecemasan yang umumnya menyerang milenial. Kondisi ini lahir disebabkan semakin maraknya akun media sosial yang bermunculan.terkadang kita hanya sebatas scrool up menerus dan cek notice yang sudah berlalu dan tanpa sadar sudah menjadikannya seperti kebutuhan hidup bukan lagi gaya hidup. Fomo melahirkan banyak hal yang cukup membuat kita "berdandan" sesuai konsumen media, Beragam media social yang berlomba2 menyajikan sesuatu yang menarik hingga membentuk seseorang menjadi terikat dengan media social tersebut. dan terkadang kita memanupulasi kebeneran demi sebuah pengakuan, yaps katakanlah demikian. contoh comot photo gambar di starbuk ecek2 lagi baru pulang nongki dari sana. maksa banget gak sih? emang sih gak merugikan tapi secara tak sadar ia terlalu memaksa diri, takut suatu yang lebih parah, pengen iphone gak punya uang malah maksa diri pinjol eh.
Dalam sebuah jurnal of
coross cultural psychology. Orang2 menilai keutuhan dirinya tersusun dari
berbagai relasi interpersonal. Hal ini menjadi salah satu alasan orang selalu
ingin terhubung dengan yang lain melalui media social. Mungkin itu juga yang
terjadi sama kita ingin terhubung tapi waktu lihat story temannya yang jalan2 jadi insecure.
Tentu hal ini akan sangat mengganggu psikis dimana hidup dan pikiran kita
tanpa sadar mulai di control dari apa yang medsos sajikan. Lantas apa
solusinya?
Jomo
(Joy Of Missing Out)
Merupakan
kebalikan dari Fomo, kondisi ini membuat kita merasa lebih bahagia dengan
kehidupan nyata yang tidak terpaku dengan tren yang sedang hangat, jomo adalah
kamu versi makhluk yang berdamai keadaan yang sebenarnya di dunia nyata namun bukan berarti menghilangkan media social,
Jomo adalah ia yang berhasil memanfaatkan Media social seperlunya, orang yang
berhasil menerpakan jomo umumnya akan lebih tenang dalam menjalani kehidupan
tanpa khawatir melewatkan momen berkesan versi orang lain. Hal ini kare na mereka menerapakan hidup yang sebenarnya
sesuai porsi yang diperlukan. dan tak memaksa terhadap segala hal yang harus dia tahu atau dapatkan.
Anywanyuntuk bisa menikmati dan merasakan
bagaiaman nikmatnya Jomo saya merekomendasikan sebuah film dengan judul little
forest dari Korea, yang menceritakan tentang seorang wanita yang pulang kampung untuk menenangkan diri dari segala kebisingan di kuta besar. film sangat bagus untuk sefl healing saya bahkan menontonnya berulang x ketika saya merasa kembali Fomo, bagi saya film ini adalah salah satu cara saya untuk menyadarkan diri bahwa dunia tak sebtas media sosial.
Dan bagi kita yang mau belajar untuk memulai habit baru, mulaihlah dari kegemaran yang pernah tertunda, membaca buku, pelihara ikan, bersepeda atau belajar memasak. memang mulanya akan sulit, tapi ingat ketika kita melakukannya 21 kali maka itu akan menjadi kebiasaan dan ketika melakukannya 90 maka akan menjadi gaya hiduo jadi semangat, seiring waktu, tuhan pasti merestui itu niat baik kita itu. selamat mencoba.
stth Kabarin saya kalau kalian merasa nyesel telat menonton film ini ya
# Fomo #Jomo #Selfhealing #rekomendasimovie #film #LittleForest #Korea #mentalhealth #
# Fomo #Jomo #Selfhealing #rekomendasimovie #film #LittleForest #Korea #mentalhealth #
Aku masukin list dulu filmnya . Kayaknya menarik.
ReplyDeleteNaaah fomo itu bahaya sih memang, apalagi dalam hal investasi misalnya. Cth aja kayak saham. Banyak orang yg hanya ikut2an, ga tau saham apa yg dia beli, hanya ikutan Krn harganya makin naik dan orang2 banyak beli. Padahal saking fomonya itu harga udah dipuncak, dan bersiap turun. Rugi deh jadinya. Trus nyesel 😅. Makanya ilangin deh sifat fomo ini. Aku sendiri malah ga tertarik Ama hal2 yg orang lain udah banyak lakuin. Pengen nya malah ngerasain, atau beli, atau ngelakuin hal yg beda, di mana orang2 blm banyak tahu.
Jadi inget dulu awal-awal pandemi sering banget fomo, karena jauh dari temen-temen kuliah dan temen main jadi bawaannya takut ketinggalan hal-hal baru dan seru bareng mereka😆 tapi sekarang karena udah banyak kegiatan akhirnya memfokuskan diri untuk jadi lebih produktif dan self improvement.
ReplyDelete