Sejujurnya asmara subuh di sini mengalami misskonsepsi di yang baru saya tahu saat menulis ini, asmara subuh sendiri ternyata merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh para remaja setelah salat subuh di bulan ramadan, yaa bisa dikatakan seperti sebuah ajang tebar pesona atau memadu kasih bagi para muda mudi yang berasal dari Medan, saya nggak tahu bagaimana Asmara subuh ini sampai ke Aceh tapi asmara subuh ini sangat populer di Aceh waktu saya kecil. yang ternyata cukup pesat penyebarannya di bagian pulau sumatera provinsi lainya. Lantas bagaiaman kondisi dari tradisi ini sekarang apakah masih eksis ?
Dulu saya mengartikan asmara subuh ini ialah kegiatan joging setelah salat subuh di bulan puasa beberapa orang setelah salat subuh malah menggunakan sepeda dengan jumlah belasan orang atau segerombolan untuk mengelilingi beberapa kampung. Ini menjadi salah satu nostalgia yang sangat membekas bagi saya. Ketika waktu kecil selesai dgalat subuh saya diajak kakak naik sepeda dengan kelompok teman-temannya mungkin saya saat itu masih terlalu kecil untuk menyadari kalau sebenarnya kakak saya yang remaja sedang tebar pesona hihi. Tapi permasalahannya ialah kondisi kami selalu melakukan joging atau sebatas naik sepeda dengan perempuan sahaja mungkin definisi asmara subuh disini berbeda dengan yang terjadi di Medan karena kalau di Aceh kayaknya memang betul-betul sepedaan rame-rame seperti tren orang sekarang naik sepeda bergerombolan, tidak ada indikkasi ketemuan doi atau sejenisnya nya di Aceh beda dengan di Sumatera Utara di mana bahkan sudah keluar edaran dari MUI kalau asmara subuh itu haram sampai-sampai ada patroli khusus di Medan wkwk.
Momen asmara subuh sendiri saat ini mulai terlihat langka di Aceh bahkan hari pertama puasa pun, saya tidak lagi mendengar suara sepeda subuh-subuh yang berkeliaran. Mungkin kasusnya juga ada edaran dilarang di aceh tapi saya kurang update ckck, Menurut saya ini menjadi sebuah kemunduran sekiranya benar Asmara subuh itu bukan digunakan untuk hal negatif di Aceh, karena efeknya menunjukkan sekiranya orang setelah subuh langsung tidur lagi tapi kalau mengalami rombakan mental sama seperti kejadian di Medan ya nggak papa sih di bungkus aja sama satpol pp apalagi kalau ada yang keluar subuh pakai pakai motor yang berisik mengganggu banget, rasanya pengen bantu satpol PP kalau sejenis beginian muncul di Aceh.
Bagi saya pribadi, terlepas dari konsep asmara subuh yang salah, kenangan saya tentang tradisi lama ini cukup membekas baik secara pribadi. Subuh saya dulu sangat hidup, masa kecil saya setelah subuh cukup meriah tapi tidak pernah ada indikasi keributan atau konvoi balapan yang mengganggu. Tidak hanya menyebar di Aceh nyatanya asmara subuh juga cukup familiar di mana- mana (saya kurang tahu apakah dilaur sumatera juga ada istilah yang sama ) mungkin bagi angkatan generasi z dan para milenial masih akrab dengan istilah ini walau dalam praktiknya sudah terlihat kabur di pandangan kini. Namun bagi saya ini tetap bentuk momen yang tidak bisa terlupakan terutama karena saya suka berburu sunset, sampai sekarang pun saya masih suka keluar subuh tapi dengan kakak untuk mencari sunset, tak tanggung-tanggung bahkan kadang sampai ke laut. jadi moment asmara subuh bisa dikatakan sebagai salah satu nostalgia yang cukup menghidupkan suasana bulan ramadhan yang masih saya rindukan sampai sekarang walau praktiknya sekarang, saya melihat hambar sekali subuh kini karena tidak ada suara anak-anak dan remaja lagi yang mengayuh sepeda.
No comments:
Post a Comment