Thursday 1 August 2024

Alasan jurusan jurnalistik menjadi jurusan yang paling banyak disesali.

Perkembangan era 4.0 yang  semakin karib dengan media membuat  jurusan jurnalis menjadi salah satu  bidang yang semakin ramai di minati, namun bercermin sejenak dari pengalaman literasi dan pribadi. nyatanya jurusan jurnalistik ini menjadi salah satu jurusan yang paling banyak disesali. lantas kenapa bisa demikian ya.. nah berikut faktanya dari pengalaman saya dan teman seperjuangan yang telah berkarir : 
  • Seorang jurnalis tidak harus kuliah di jurusan jurnalistik.
     Faktanya seorang wartawan, reporter hingga segala profesi yang berada di ranah jurnalis bisa di dapatkan dari beragam jurusan selama mempunyai passion yang mendukung bagian jurnalis, seperti publik speaking yang bagus bisa menjadi reporter, kemampuan design bisa menjadi ilustrator begitupun pada orang-orang yang mempunyai kemampuan dalam menulis yang baik. jurusan jurnalistik ini bisa diraih sebagai passion sekiranya punya usulan minat  kuliah di jurusan yang lain. Beda dengan kasus jurusan hukum yang mana ketika ingin menjadi seorang lawyer atau hakim, mereka memang dipersiapkan dengna matang jadinya gk pernah ketemu hakim lulusan komunikasi. 

  • Prospek Karir Yang Banyak Saingan.
Menjurus pada kasus pertama, kita jadi tahu peluang di dunia jurnalis terbuka lebar untuk semua golongan tanpa melihat lulusan apa, tentunya hal ini membuat daya saing semakin tinggi, sehingga prospek berkarir semakin sulit, kita bersaing dengan anak dari beragam latar jurusan tentu merasa effort kuliah jadi menurun kan? terutama kasus seperti ini membuat loker semakin berani menaruh harga yang agak bikin dompet kurang gizi, kasarnya sumber daya melimpah jadi war loker.

  • Gaji yang dramatis tapi resiko bisa bikin kritis
Saya sempat shock mendengar cerita teman perihal gaji 15 ribu perberita, baca "media lokal yang kecil"  karena ini mentok untuk bensin berarti. Sedangkan dia sampai di teror sama salah satu keluarga politikus karena  menulis berita dengan memampang jelas wajah pelaku "pemakai" (pahamlah maksutnya kemana) yang tertangkap tangan. Agak khawatir gaji gk seberapa tapi efek bisa kenapa-kenapa, belum lagi baca berita wartawan yang di bakar rumahnya dengan sekeluarga setelah mengungkapkan kasus jvd1 yang di lakukan oleh "orang besar". merinding ingat resiko, bisa dikata kebablasan ini jadinya. bayangin aja sekalipun gaji 10 juta kalau nyawa taruhan mending ternak lelel sih.  

  • Kondisi Kerja yang Tidak Stabil
Saya bertanya kepada salah satu teman saya yang bekerja di industri media nasional, kenapa tiba-tiba dia berpikiran ingin ikut Cpns. padahal gajinya cukup aman sudah, dan jawabnya cukup masuk akal, bekerja di swasata layaknya di media tidak menjamin kestabilan pekerjaan, sekalipun bukan kontrak atau freelance (namanya juga swasta ya), nyatanya industri media mengalami perubahan setiap waktu sebagai contoh semakin lama orang-orang mulai meninggalkan koran sehingga mengurangi peluang pemasukan dana, hal ini membuat pengurangan karyawan sekalipun media sudah beradaptasi sesuai zaman juga. perkembangan digital membuat kita harus mengakali cara dengan beragam jenis resiko, baik gaji karyawan yang seharga bensin maupun pengurangan karyawan jadi sangat tidak stabil untuk kantong hingga mental para jurnalisnya sendiri. terlihat kejam ya tapi begitulah kejadian di lapangan.

        Nah jadi gimana buat para calon mahasiswa yang masih bingung masuk jurusan apa sudah siap resiko jika melirik jurusan ini? bagi yang suka tantangan aman sih karena terlepas dari minus ada plusnya juga yang bakal kita ulik di sesi lain, tapi buat yang memang asal-asal karena gk tahu milih apa mending skip duluan sayang umur dan energi.. 
 
#wartawan #jurnalisme #jurnalistik #media #industrimedia 



 

5 comments:

  1. Terima kasih di atas perkongsian, saya mengkagumi karier jurnalis namun kareirnya sangat berisiko, baru beberapa hari lepas seorang lagi jurnalis Al-Jazeera dibunuh di Gaza.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener sekalipun ada kode etik perang hingga konflik yang mencoba melindungi para jurnalis, nyatanya di lapangan para jurnalis tidak demikian, kalau gk meninggal, di culik hingga di ancam keluarganya.

      Delete
  2. aku suka dunia jurnalistik, dulu memang pengen kerja di bidang ini, ikutan workshop dari SCTV di tahun 2005 kalau ga salah, nyari berita terus presentasi di depan publik waktu itu.
    Terus impiannya kalau ga berhasil masuk ke bidang jurnalistik TV, ya paling gak ke media cetak, ehh sekarang malah dijadiin hobi sebagai blogger karena memang ga terlalu jauh perbedaannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga dulu tertarik dunia jurnalistik setelah baca buku, salah satu penulis yang berupa wartawan senior sekaligus photgrapher yang jalan-jalan sambil liputan tapi ternyata ternyata seindah buku gk jadi deh hihi.. ya nulis nyambi aja kayaknya gpp deh yang penting gk jauh lari dari nulis ya mbak hehe

      Delete
  3. Ga pernah kepengin sih terjun sebagai jurnalis. Dulu itu aku melihatnya kerja lapangan banget. Sementara aku bukan tipe yg suka kerja lapangan. Lebih suka di balik layar atau belakang meja 😄. Jadi memang ga pernah kepikiran mau jadi jurnalis.

    Tapiii aku suka dunia tulis menulisnya.. cuma mikir pake logika. Lebih milih kerjaan dengan gaji besar walopun ga sesuai passion 🤣. Makanya waktu itu LGS trima pas dpt kerja di salah satu bank asing besar. Krn gaji dan benefit nya 😁

    ReplyDelete