Koleksi itu jika butuh bukan semata nafsu
Inia lutarfus
December 27, 2018
6
Hayo ngaku siapa disini yang punya hobi mengoleksi
barang, entah itu perangko kala menulis surat pena waktu kecil, atau sejenis tuperware
untuk emak keginian? Dan mungkin hmm, untuk remaja ada yang hobi koleksi mantan, ?
hihi semoga kita dijauhkan dari hobi yang aneh ini.
Mengoleksi
pernah menjadi hobi saya pada kala kecil, saya pikir hal tersebut pernah
dialami oleh setiap anak seperti
mengoleksi kertas binder, kelereng, hingga mengoleksi kartu hihi kadang senyum
sendiri mengenang masa kecik. Tapi, untuk kondisi sekarang sangatlah berbeda,
serasa mengoleksi sesuatu itu seperti halnya mubazir uang, apalagi baca di post
tentang kaitan sesuatu yang berlebihan berimbas saya menghilangkan hobi koleksi
yang kurang berfaedah seperti jilbab, hingga tas hehe padahal saya bukan orang fashion cuma saya
suka segala yang menarik dimata, ini motifnya bagus, aih padahal gak ada baju yang cocok tapi tetap beli . Sejujurnya
saya bukan tipikal orang yang suka shopping sih tapi kalau sudah tertarik yang
gitu. Tapi itu dulu ya sekarang sudah
insaf hehe. Dulu bahkan kalau pergi kepasar sudah keliling sampai 23 jam kalau gak
tertarik pulang dengan tangan hampa haha. Eh ini beli atau apa sih? Hmm sekali
lagi itu dulu ea...
Namun sekalipun sudah menghilangkan kebiasaan
buruk tersebut saya masih mempertahankan pada satu kondisi yaitu mengoleksi buku. Bagi saya buku tidak
akan mubazir karena kelak salah satu cita cita saya ialah membangun
perpustakaan mini yang bisa dimanfaatkan oleh banyak orang, dan juga bisa diteruskan kepada anak cucu kelak hehe oya faktor lainnya disebabkan yaitu buku sangat tidak enak untuk dipinjam karena kita tidak bisa
mencoret hingga kondisi waktu yang terbatas jadi kadang kurang terburu untuk
kelarinnya. AKHIRNYA hobi mengoleksi buku saya pertahankan hingga kini. eng ing eng.
Disisi lain saya juga masih mempertahankan
hobi mengoleksi gantungan karena salah
satu target saya itu, mengoleksi 34
gantungan dari 34 provinsi. Bagi saya ini merupakan salah satu motivasi
untuk saya mentapaki bumi pertiwi bagian lain. Saya yang dulu tipikal
meletakkan pada semua gantungan pada satu tas akhirnya mengubah metode, yaitu
dengan meletakannya pada berbeda tempat. Selain
karena mengganggu (bayangkan 10 gantungan pada satu tempat yang bikin
pusat perhatian, belum lagi anak kecil yang gemes liat dengan keanekaraman
bentuknya J) sayapun berpikir dia akan bisa berguna
lebih dengan meletakkkannya pada setiap kebutuhan, semisal meletakkan pada
kunci kereta, lemari, tas, hingga flash sehingga nilai mubazirnya hilang. Beda
dengan jilbab atau tas yang dulu beli karena suka motif atau karena unyu-unyu. Saya
berpikir saya membeli hanya karena suka bukan butuh alhasil disitu lahirnya
istilah mubazir.
Nah berbicara dengan fenomena sekarang ini. you know lah maksutnya, kita dengan mudah mendapati orang dengan hobi kamar jadi butik. katakanlah demikian hal ini saya sadari ketika meliaht beberapa teman dengan segala bentuk hobi nya yang menyulap kamar layaknya toko cewek, tas yang sebanyak tumpukan baju, sepatu yang memenuhi rak, dan beragam hal lain. lain saya koleksi itu jika butuh bukan sekedar nafsu karena pada akhirnya semua diminta pertanggung jawabany. semisal contoh paling singkat ialah baju. Semua baju dari kita kecil kelak akan diminta pertanggung jawaban maka oleh karena itu kita harus mengunakannya sebaik mungkin dengan kata lain tidak membuangnya selayaknya sampah/ sembarang, hal ini bertujuan juga sebagai salah satu upaya untuk bertanggung jawab dan tidak mubazir, kita bisa menyumbangnya kepada adik atau saudara. selama itu layak digunakan beda kondisi yang memang tidak bisa atau layak digunakan lagi.
Baigi saya mengoleksi adalah hobi yang menarik tapi satu kondisi kita harus bisa membedakan butuh sama nafsu, jangan sampai kita lupa makna aslinya, " gemes warna merah yang begini belum ada lanjut beli, eh eh ini lucu beli lagi. dan akhir kata kita menjadi penimbun barang. sepatutnya kita bisa mengalokasikan segela kebutuhan, semisal merah polos segi empat dengan instan yang tidak ada, hal ini bisa dikatakan butuh jikalau kondisi cadangan bukan sekedar suka apalagi karena hanya beralasan cantik, karena ketika kita memaksa mengikuti arus zaman, kita tidak akan mampu undur atau berimbas jatuh karena nafsu.