Friday, 8 March 2019

Akhirnya saya keluar dari Grup Hijrah

March 08, 2019 16

Hijrah menjadi salah satu kata yang paling sering dijumpai di social media saat ini, ya selain grup, akun hingga quotes dan video pun bertebaran di mana-mana. Bagi saya ini merupakan salah satu pekembangan positif untuk mengarahkan orang dalam memperbaiki diri.
Dan saya sendiri pun suka dengan pencarian yang berkenaan dengan kata kunci ini, selayaknya mendengar ceramah Ustad Adi hidayat, Ustad Felix, Tapi perihal   bergabung dalam komunitas secara sah saya kurang tertarik, ya factor saya tidak termasuk orang yang pandai bersosialisasi dalam artian yang cuma suka nimbrung sebagai readers grup komunitas, pernah masuk tapi jarang respon (baca aja gitu). Entah di WA maupun di Fb.
Nah sebagaiamana post saya yang sebelumnya yang berjudul “Don’t Call me Ukh” saya kembali ingin mengulas bagaiamana proses dalam grup tersebut  yang pada akhrinya membuat saya merasa muak hingga memilih keluar dari grup hijrah tersebut.

Hari ini banyak kita jumpai orang hijrah, ya walau pada satu kondisi ada yang bertingkah dalam hijrahnya semisal, ya ikut tren gitu. opps kalau ada yang bilang “jangan suka menghakimi kita gak tahu hati orang!” sorry gue gak menghakimi tapi gue teliti yang begini, gue termasuk orang yang cukup positif thinking sebenrnya karena saya secara pribadi tipekal orang damai, ketika kondisi yang kebangetan saya angkat suara juga dong. Kayak kasus yang saya alami sekarang.
Jadi dari kasus ini cukup terlihat mereka tidak bijak dalam bersikap, maklum secara saya berstatsu mahasiswa fakultas dakwah kalau metode dakwah gak paham rugi umur serasa jadi anak KPI gitu. Eh sombong? Wkwk lebih tepatnya tanggung jawab atas ilmu yang disampaikan guru atuh.
Oya mungkin ada yang sependapat dan enggak sama saya, dan itu hak kalian seandainya tidak karena bagi saya, “setiap orang berbicara sesuai dengan kadar pengalamannya” jadi saya tidak bisa memaksa anda untuk sependapat dengan saya atau sebaliknya, karena pengalaman saya memberi pemahaman demikian. Well terimakasih mau berkomentar dengan bijak sesuai perspektif anda…

 

Kalau anda berpikir kenapa akhirnya saya keluar dari grup tersebut penyebabnya adalah karena gambar ini.
Bagi saya sungguh sangat tidak bijak orang yang berdakwah dengan cara mengatai begini, hari ini banyak dijumpai orang yang berhijrah dengan fase yang menyeramkan, “ Ya Allah hamba pendosa ampuni hamba yang zalim ini, tapi kalau sekarang “kamu dosa itu, haram, bidah!! weuuu I hate this… saya merasa orang inilah yang memperburuk citra islam, seakan islam mempersulit gitu jadinya. Dan yang lebih heran setelah saya stalking si Ts yang pakek cadar ini masih cukup labil, bayangkan sendiri saja upload photo bercadar, kadang sendiri kadang sama teman bahkan ada juga yang gak bercadar… giliran kita Tanya lah ini nasehat untuk saya  terus ngapain share kalau nasehat pribadi, dikira orang gak tersungging apa disamain “pelacur”, belum lagi lihat kondisi ketika si Ts yang bercadar tapi kaki Nampak padahal yang jadi aurat cewek itu sama kondisi seperti saat shalat yaitu kecuali tapak tangan dan wajah, sedangkan kaki adalah aurat juga.  lah ini TS bikin emosi lagi, belum lagi orang yan pro TS gue lihat lebih dobel labil, cowok tapi upload photo sama pacar atau istri gak pakek jelbab plokplok

Saya pribadi juga upload photo di media social walau cukup jarang tapi tetap  cukup emosi, bagi saya tidak masalah upload photo dengan catatan niatnya dan bagaiamana pengambilan gambar. Misal saya upload photo menang lomba hal ini karena saya ingin menunjukan hasil perjuangan saya dan juga ingin memotivasi orang lain, karena sejujurnya saya suka melihat teman saya dengan segala cerita perjuangannya. semisal ketika photo mereka diluar negeri yang ikut pertukaran pelajar, itu menjadi motivasi untuk saya untuk belajar agar bisa melanjutkan kuliah keluar negeri, kalau Cuma upload salju gak ada dia lagi seluncuran salju hmm, download photo salju aja bisa gak usah lihat ig gitu mah.
Kemudian pengambilan gambar dalam artian gambar ini gue post, segede traktor kah munculin wajah gue yang jelek ini? terus posenya gimana mengundang syahwat kah?.. huft bagi saya peribadi ketika saya sudah sesuai dengan prosuder dalam islam, selayaknya pakek jilbab yang betul gak “jilboob”, baju gak ketat, pakek kaos kaki, hingga tidak bertabaruj maka sah sah saja bagi saya, karena seandainya tetap tidak boleh upload photo dengan alasan mengundanga syahwat itu sama halnya gue dilarang kuliah ditempat umum. karena intinya sama aja tiap hari jumpa cowok yang bias mengundang syahwat yaa walau sudah pakek baju sesuai perintah agama, gak kementelan dikelas. Intinya cewek selalu jadi subjek, dari penyakit atau hal normal dari cowok. jadi gak boleh upload photo gak boleh kuliah tinggi karena jumpa cowok bisa mengundang syahwat. Hadeuh.  Sekali lagi , “setiap orang berbicara sesuai dengan kadar pengalamannya” jadi saya tidak bisa memaksa anda untuk sependapat dengan saya atau sebaliknya, karena pengalaman saya memberi pemahaman demikian.
Tapi yang pasti saya tidak suka dengan mereka yang berdakwah dengan cara  begini, karena islam sendiri bermakna damai maka tentunya disampaikan dengan cara yang damai. Hmm dan akhirnya saya keluar dari grup hijrah tersebut eh kok kayak senang gitu ya wkwkw

Tuesday, 5 March 2019

5 Balai Konservasi Sumber daya alam di Aceh

March 05, 2019 3

1.      Cagar Alam Serbodjadi (Aceh Timur)
Tempat ini merupakan habitat dari Bunga Rafflesia at jehnensis dan juga menjadi habibat bagi harimau sumatera hingga jenis burung rangkong papan dan elang hitam. Adapun lokasinya yaitu di Aceh timur dengan luas kawasan yaitu 314,07 Ha.

2.      Suaka Margasatwa ( Rawa Singkil)
Nah tempat ini merupakan habitat asli buaya muara (Crocodylius poronsus) dengan lokasi yang berada di kabupatan Aceh Selatan, Aceh singkil dan luas yaitu 81,802,22 tempat ini bahkan juga menjad etmpat bagi satwa yang hampr punah selayaknya orang-utan sumatera (pongo Abeli)


3.      Taman Buru Lingga Isaq (Aceh tengah)
Tempat yang mempunyai luas 86,32014 Ini menyimpan pesona alam yang cukup indah, penggunungan yang indah dengan campuran hutan alam yang dihiasi hutan pinus menambah keelokan alam ini. Ditempat ini terdapat jenis satwa liar selayaknya orang-utan sumatera, kamibing hutan, ayam hutan, rusa, harimau hingga beberapa jenis burung dapat ditemukan di tempat ini. Adapun lokasinya yaitu berada dikabupaten Aceh tengah dan Bener meriah.


4.   Taman Wisata Alam dan laut Kepulauan Banyak
Kepulauan banyak memang cukup terkenal dengan gugusan pulaunya cukup memukan, tempat ini bahkan menjadi lokasi pendaratan penyu untuk bertelur. Adapun luas kawasan nya yaitu 228,7926,01 Ha


5.      Pusat Konservasi gajah aceh (Saree)
Tempat ini khusus dikelola oleh Balai KSDA aceh, sebagai tempat penanggulangan konflik antara manusia dan gajar liar, selain PKG saree terdapat tujuh CRU (conservation response unit) yang tersebar di aceh,  dengan fungsi utama yaitu sebagai penanggulanan konfil antara manusaia dan gajah


Selain lima tempat tersebut masih ada beberapa BKSDA di Aceh yaitu selayaknya di jantho yaitu Cagar Alam Hutam pinus dan taman Wisata Alam Jantho,

Saturday, 23 February 2019

5 tempat wisata sejarah di Aceh

February 23, 2019 14

Aceh selain terkenal dengan wisata alamnya yang indah, juga terkenal dengan sejarahnya. Faktanya Aceh mempunyai banyak hal bersejarah yang perlu dikenal di khalayak luas. Mulai dari kerajaan aceh sendiri hingga yang berskala nasional seperti halnya Monumen Seulawah RI: 001 yang merupkan cikal bakal berdiri nya Garuda hari ini.  Maka tak heran ada istilah pekan kebudayaan Aceh, yang mana diharapkan dapat  kembali mendongkrak rakyat aceh untuk mengingat dan hingga melirik lagi sejarah bagi para generasi baru sehingga diharapkan bisa memicu sikap patriotism dan respect perjuangan terhadap sejarah yang ada hari ini.
Berikut adalah lima Tempat Wisata sejarah di Aceh yang harus kalian kunjungi.

1.     Rumah Aceh

Rumah aceh memiliki filisofi yang cukup tinggi untuk orang aceh, uniknya rumah aceh merupakan rumah yang terbuat dari kayu tanpa mengunakan paku, yang ternyata bisa bertahan hingga 100 tahun lebih. Untuk lebi jelasnya ulasan ini sudah pernah dibahas di post Mengenal Filosofi Rumah Aceh

2.     Masjid Raya Baiturrahman
Mesjid ini mempunyai nilai sejarah yang paling tinggi untuk rakyat aceh, dibangun pertama kali pada masa Sultan Iskandar alaidin mahmudsyah 1 pada abad ke-13. Bahkan pada satu kondisi tempat ini pernah menjadi pusat pembelajaran agama di aceh yang mempunyai murid bertaraf internasional. Disisi lain tempat ini juga menjadi salah satu bukti perjuangan orang aceh terhadap perang melawan belanda bahkan pada satu lokasi menjadi tempat tewasnya kohler yang berada tepat dibawah pohon kelumpang yang kini telah hilang disulap menjadi bagian komplek peristirahatan. Tempat ini juga menjadi salah satu bukti kemahadasyatan tsunami aceh yang bertahan dengan  utuh. Wow Alias tidak tersentuh air di dalam masjidnya.


3.     Taman Gunongan
Bangunan yang berbentuk selayaknya kelopak bunga ini merupakan bukti cinta sang sultan iskandar muda kepada istrinya putri Kamaliah atau yang lebih dikenal dengan nama putro Phang. Hal ini berawal ketika sang putri rindu akan kampung halamannya di Pahang sehingga membuat sang sultan melakukan sesuatu untuk bisa menghibur sang putri dengan nuasa disana. Untuk post lengkapanya sudah pernah dibahas  Melirik Gunongan Buatan .

4.     Monumen Seulawah RI-001
Pesawat RI-001 adalah jenis DC-3 dakota yang diberi nama seulawah, berasal dari nama gunung yang berada di Aceh yang mana dibeli dari uang rakyat aceh yang dikumpulkan hingga disumbangkan untuk republik Indonesia. Monument ini berada di blang padang banda aceh untuk mengenang pengorbanan rakyat aceh untuk memperjuangkan Indonesia serta menjadi cikal bakal maskapai penerbangan garuda Indonesia airways hari ini.


5.     Museum Tsunami
Tempat ini menjadi salah satu ikon untuk mengenang kembali peristiwa dahsyatnya Tsunami aceh yang terjadi pada tanggal pada 26 desember 2004. Yang mana korban lebih dari 240.000 jiwa. Adapun lokasinya berada di banda aceh yaitu sukaramai, baiturahman . Dan untuk desain dari tempat ini mengambil ide dasar dari rumoh aceh yang berupa rumah panggung dengan mengusung tema “Rumoh Aceh As escape hill.” Selain berfungsi sebagai salah satu tempat refleksi, museum tsunami juga bertujuan sebagai media edukasi hingga evaluasi


Thursday, 21 February 2019

Wisata Alam Eky Momong Resort

February 21, 2019 10
Liburan selalu menghasilkan kenangan yang menarik. kesempatan untuk berkreasi tentunya harus dimanfaatkan sedemikian rupa terutama bagi saya pribadi yang mulai lelah dengan rutinitas melihat wajah dosen dikampus hihi, efek ujian kacau balau ya begini deh, Ada aqua…? 


  Dan kesempatan liburan kali ini saya habiskan dengan mencari hiburan alami, yups maknanya wisata alam menjadi pilihan saya saat ini berhubung ada beberapa tempat baru yang sedang naik pangkat dikalangan para pemburu spot dan sunset hiyahiya. Dan salah satunya ialah eng ing eng Eky Momong Resort.

    
  Eky Momong Momong resort merupakan salah satu wisata alam berupa pantai yang sedang naik daun saat ini. Adapun lokasinya berada dikawasan Lampuuk yaitu tepatnya didesa meunasah Balee, Kec. Lhoknga. Nah Lokasi perjalanan dalam meraih tempat ini juga cukup bikin hati dag dig dug selayaknya berjumpa dengan pak pol, bayangkan aja masuk kedalam kawasan yang bikin saya jumpa dengan monyet liar eh belum lagi jalanan yang bikin cenat cenut dengan tarjelnya batu gunung yang bisa bikin kemps ban, (ya walau gk separah ujian perjalanan ke Lamreh sih. ) Syukur perjalanan saya dalam keadaan musim kemarau jadi gk becek selayaknya video di Youtube yang harus servis kereta hihi..
    Akhirnya kami tiba dilokasi, dan tara pemandangan yang disuguhkan pertama kali telah berhasil mengapus lelah perjalanan yang saya alami, memang cukup indah, dengan warna laut yang biru memukau disiang terik. Dan senyap dari keriuhan suara manusia selayaknya pantai umum yang saya datangi, maklum tempat ini masih terbilang sepi dengan mempunyai satu tempat berteduh jadi tidak seramai selayaknya dipantai lhoknga yang lain. Oya Kala itu kami malah berjumpa dengan orang yang sedang pengambilan photo prawedding lagi, memang suasananya cukup cocok karena gak ramai, jadi viewnya bebas dan masih bersih tempatnya hmm. btw Kalau kamu kapan nikah??



Yuhuuu serasa ini tempat milik pribadi.. s 
kami sampai ditempat lokasi, kisaran jam 13.11 dan langsung shalat biar gk kepikiran nanti main air, hihi oya disini tempatnya cukup nyaman lho sudah bersih, tempat mushala hingga peristirahatan cukup sepoi sepoi selain viewnya yang sangat memukau. makananya pun juga punya banyak pilihan tapi kala itu kami beli nasi diluar karena kirain gak jual apa-apa Cuma air pesan wkwkw. Untung wajah setebal tapak sepatu jadi gpp walau semisal gak boleh bawa makanan diluar, tapi ternyata boleh kok. Disini aneka jajanan selayaknya air kelapa muda, mie dan sejenis mamam yang lainya tersedia. Dan juga sinyal cukup bagus jadi gak usah takut gk bisa update stori disini hiyahiya
http://inialutarfus521.blogspot.com/2019/02/wisata-alam-ke-eky-momong-resort.html


    Setelah cukup bosen berleha leha, akhirnya saya bersama teman saya milih ke pantai berhubung cuaca tak sepanas tadi... dan kembali kami tertakjub melihat keindahan tempat ini, bayangkan saja lihat birunya laut yang dikemas dengan gunung yang menjuntai hijau kami juga bias melihat langsung ikan dengan warna yang kerlap kerlib dibalik terubung karang bermain lincah, beragam ikan kami jumpai selayaknya kami sedang berada di tengah laut yang dalam. terumbu karang dengan warna pelangi hingga ikan dan kepiting, semua kami temukan dan bahkan seakan tak takut dengan kedatangan kami mereka memutari kaki kami selayakknya anak kucing mengikuti saya wkwwkw. Puas banget main airnya deh….


Penampakan beragam ikan hias warna warni di laut 



Selain kondisi laut yang indah sunset kalau sore juga cukup menarik bedanya kami tidak sampai sore karena perjalanan pulang yang cukup jauh jadinya jam sudah berkemas balek tapi gak jelas sudah sampai kesini walau gak dapat sunset karena ikannya sudah membuat saya nyaman eh. 

#Wisataaceh #wisataindonesia #visitindonesia #wonderfullindonesia #Aceh #travel #travelblogger # instablogger #rekomenadasiwisataaceh #wisatacehbesar



















Sunday, 17 February 2019

Waduk Kelliling Sekarang Layaknya Bunga Tanpa Kembang

February 17, 2019 2

Indrapuri merupakan tempat dengan ragam julukan. selain terkenal dengan wisata kuliner selayaknya rujak rujak u groeh dan rambutan. Daerah ini juga terkenal dengan wisata sejarah dan alam yang cukup menyihir setiap pasang mata. Dan juga cukup menarik minat para pemburu spot mulai dari Mesjid Tuha, hingga krueng jreu namun yang menjadi persoalan ialah faktor destinasi wisata ditetangga yang tidak cukup berkembang selayaknya pada rumput seberang.
Katakanlah Waduk keliling tempat yang pernah famous pada tahun 2008 Bahkan pada satu kondisi ia termasuk waduk pertama di Provinsi Aceh. Waduk keliling sendiri merupakan sebuah destinasi wisata yang tujuan utamanya untuk mengairi air dalam area persawahan sekitar hingga keamanaan, dengan lokasi berada di Desa Baksukon Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar. Adapun pembangunan dimulai tahun 2002 dan selesai tahun 2008. Saat itu tempat ini cukup menarik untuk dilirik selain faktor pemandangan yang indah, pembangunan disana sanapun sudah cukup memadai maknanya tempat makan, kamar mandi, mushala hingga tempat parkir dapat ditemukan. Bahkan kita bisa menyebrangi ke tengah pulau yang didalamnya banyak hal lain bisa didapati Kita juga bisa mengelilingi Waduk yang memiliki luas genangan 220 hektar ini dengan menggunakan  jasa boat. Tempat ini memang tidak bisa digunakan untuk mandi selayaknya waterboom Tapi pada sisi lain kita bisa memancing dengan tangkapan yang bervariasi dan pastinya tidak dipungut biaya alias gratis.
Sayangnya hal tersebut adalah kisah tempo dulu. Hari ini waduk keliling lebih terlihat seram seperti halnya penampakan tempat syuting film hantu, dan ini bukan tidak beralasan. Kita bisa melihat segala sarana yang pernah dibangun kini telah rusak dimakan usia, hingga para turis yang tidak bertanggung jawab, padahal dulu tempat ini mendapat penghargaan dalam kategori “Teknologi Konstruksi dan Karya Ilmiah Internal Kementrian Pekerjaan Umum”. Maka timbul pertanyaan apakah hanya sebatas gelar? Disana juga bisa kita dapatin makam ulama yang terletak tepat berada di kaki tangga mushala, sungguh menyedihkan jika hari ini kita dapati tempat ini terabaikan. Dan yang lebih memprihantikan ialah kala tempat yang sudah sepi dan tidak terawat menjadi salah satu tempat muda mudi untuk menghabiskan sore, dengan berduaan tanpa ada kontrol secara pasti selayakanya tempat wisata yang biasa dilewati wiliyatul hisbah atau minimal banyak orang. Tentunya ketakutan akan potensi mobil atau rumput bergoyang semakin besar pada tempat ini.
Pada kondisi lain, kita bisa melihat kearah para tetangga yang cukup berjaya dengan keragaman asetnya. Selayakanya Indrapuri, yaitu dengan wisata sejarah mesjid tuha, wisata kuliner rujak rujak u groeh dan rambutanya, atau sibreh dengan taman rusa yang sedang gemilangnya, hingga Semahani yang terkenal dengan kuta malaka dan air terjun yang bertingkat. Bahkan konon tempat wisata air terjun ini sudah masuk dalam salah satu stasiun tv acara perjalanan. Maka semakin terekspost lagi tempat ini. Dan sebaliknya, untuk waduk keliling yang terlantar ini, maka senyaplah selamanya tanpa ada inisiatif lebih untuk memperbaiki kondisi.
Adapun alasan yang sering muncul  terhadap berkurangnya minat turis, atau terabaikannya tempat ini ialah faktor lokasi yang cukup jauh, penunggu hingga fasilitas yang terabaikan sehingga tak layak lagi digunakan. Hemat penulis jikalau beralasan kurangnya minat tempat ini karena lokasi, maka air terjun semahani lebih ekstrim jarak tempuhnya jadi bukannlah jarak yag menjadi kendala terutama karena jalan menuju ke waduk keliling yang sudah sangat bagus maka tentu alasan ini bisa dibantah. dan bahkan jikalau faktor penunggu kita tahu untuk danau toba pun dipercaya ada penunggu sehingga untuk alasan seperti kurang bisa dipertanggung jawabkan. bagi saya alasan yang sesuai ialah dukungan dari pemerintah terhadap tempat ini yang sangat kurang. Seadainya tempat ini kembali diperbaiki tentu akan berbeda jauh kondisi, oleh karena itu tugas kita ialah membangun dan memperbaiki kembali tempat ini. Sebagaimana kita sadar betapa besar potensi yang bisa ditimbulkan jikalau tempat ini kembali muncul kemuka publik.

 Saat ini kita berada pada masa pemburu spot, makanan hingga budaya. Dan sudah sepatutnya kita bisa memaksimalkan hal ini untuk meningkat pemasukan. Karena kita tahu bagaimana hari ini Aceh sedang koncar kancirnya mempromosikan destinasi wisata, hal ini karena kita sadar bagaimana potensi di sektor parawisata paling besar untuk dinikmati. Maka sudah sepatutnya segala tempat yang berpotensi kembali dibenahi, terutama karena faktor kemudahan dalam promosi diera sekarang yaitu melalui jejaring sosial yang bisa diakses oleh setiap kalangan tanpa batas usia dan waktu.
Dilain pihak kita juga tahu perekonomian masyarakat bisa terbantu seandainya tempat ini kembali berjaya. Karena jikalau tempat ini berjaya otomatis akan menciptakan lapangan kerja dan pastinya bisa membantu mengurangi jumlah penggangguran disekitaran lokasi. Hari ini para warga sekitar hanya bisa mendapatkan upah untuk membersihkan area waduk sebesar 70 ribu dan itu tidak terhitung setiap hari. Sangat berbanding jauh jikalau mereka punya izin untuk membuka kios ditempat ini. Juga pada konteks lain bisa membantu keamanan yang kurang. Seandainya tempat ini kemball berjaya pastinya tingkat keamanan semakin baik, maknya tidak ada yang berduaan ditempat ini, balapan liar, hingga beberapa pendatang yang iseng merusak tempat ini. Adapun kita sadar alat kontrol disini masih sangat terbatas, oleh karena itu dengan kembali dihidupkan tempat ini bisa menjadi salah satu alat kontrol para muda mudi untuk menyesuaikan tatanan yang seharusnya.
Namun sayangnya izin dari pemerintah sendiri tidak didapati untuk sekedar kios kecil. Sehingga ketika turis datang tidak ada magnet khusus untuk singgah ditempat tersebut. Hal ini sudah sepatutnya menjadi tugas bersama untuk menyelesaikan persoalan dengan harapan, waduk keliling tak lagi menjadi layaknya bunga tanpa kumbang.  



Saturday, 16 February 2019

Don't Call Me Ukh

February 16, 2019 15

Ukh atau secara makna yang dituju adalah kakak dalam serapan bahasa arab ukhti, kini kata ini menjadi salah satu kata tren bagi para muslimah yang dalam proses hijrahnya, but actually  i dont like people call be like this. Bukan persoalan yang dianggap oleh sekelompok makhluk dengan kata ke arab-arab tapi lebih kepada proses penggeseran maknanya yang 630 derajat wow sungguh terkejut!!.

Bagi saya pribadi, Fb selain sebagai tempat share shitpost merupakah tempat mencari judul proposal. tentunya hal ini didasari karena banyaknya persoalan yang selalu muncul diberanda. Mulai dari kelakuan kids jaman now yang bikin gubrak, bacotan para cebong kempret, hingga tingkah usil people negara flower. Hal tersebut selalu berhasil membuat saya berkerut kening ketika menemukan statement atau hal unik yang menarik untuk dikepoin ketahap selanjutnya, yaps akhirnya saya jadi suka memilah banyak masalah di Fb dan salah satunya ialah fenomena Panggilan ukh.

Berawal dari grup Hijrah Fb

Saya tidak sadar sudah berapa lama saya mengendap dalam beberapa grup yang berfokus pada muslimah khusus hijrah dan baru berapa minggu ini saya tertarik untuk mengikuti berita terbaru dari beberapa grup tersebut. Sejujurnya isinya lebih kepada pengenalan atau tukeran wallpaper muslimah “ Assalamualaikum Ukht dari mana aja ni, ana dari banten..” dan  hebatnya berakhir hampir 2000 ribu koment isinya Hanya , aceh , meda, surabaya, palempang bahkan ada yang lengkap dengan nama kampung, ( yang gue mikir sanggup dibaca emang 2000 koment tempat doang, lagipun kalau dibaca mana sanggup respon sebanyak itu -_- )  akhirnya mulai berubah status menjadi reader di grup fb tersebut. Dan melihat sejauh mana hijrah ini berlangsung. Sumpah  sampai lowbat saya stalk tidak ada isinya yang bisa membuat saya betah karena isinya terlalu dasar “ assalmaualaikum adakah istilah pacaran islami??” gitu pertanyataan .  akhirnya saya pindah ke grup hijrah lain karena ternyata usia para anggota anak SMP wkwwk. Dan di grup lain kembali kendala muncul yaitu penggunan Istilah Ukh .
Alasan saya benci dipanggil ini pertama karna pengggeseran makna so pls dont call me ukh terserah asal bahasa yang bermakna baik, tapi saya tidak suka. Bagi saya singkatan ukh terkesan pengucapan selayaknya unch. Yang mana unch sendiri mempunyai arti yang cukup jorok yaitu berjurus selangkangan manusia dalam bahasa slang atau bahasa gaul bule.  Jadi itu dasar pertama saya benci di panggil ukh, Dan kedua sekalipun dengan tulisan lengkap saya juga akan merasa tak jaman, karena lazimnya kata tersebut bagi saya terkesan agamis jadi saya pribadi melihat kata tersebut cukup sulit dipakai oleh sembarang orang. Maksutnya gimana sih ?? Iya maksutnya orang yang panggil ukti harus sesuai dengan karakternya , jangan sampai panggil ukhti sedangkan dari sikap gak terkontrol   atau pada satu kondisi orang yang coment ukti yang sabar ya tapi profil aja gak pakek jilbab, jadi rasanya gimana gitu.  
Mungkin kalau lihat anak pondok diwajibkan bahasa arab ya wajar panggil ukti ana, wong pondok kan ada minggu bahasa tapi kalau orang disekitaran luar dalam artian baru mulai.  lucu aja sih , soalnya pengamalaman pribadi kala asrama dulu wkwkw,  tapi saya gak membantah atau gak ngelarang, bagus malahan selama kalian imbangin dengan alat kontrol dalam perbuatan gitu, seperti kalau ngomong ukti ana,  jangan duduknya capslock, tertawa sampai muncrat atau latah di fb semisalnya.  Intinya berwibawa sesuai perkataan sih kalau menurut saya. Oya jangan panggil ukh ya
  

Friday, 18 January 2019

Akhirnya ceklish Pulo Aceh

January 18, 2019 12


First Alhamdulliah atas keberhasilan untuk menceklish target no 38. Masih ingat kala keindahan pulo aceh yang tergambarkan dari kisah teman yang baru pulang dari sana hingga berlanjut cerita dari kakak yang mempunyai kegiatan dari sana, hal tersebut mendasari saya untuk menambahkan target baru setelah Sabang Yaps Pulo Aceh. dan sekarang kesempatan tersebut telah terceklish melalui kegiatan dari PRIMA DMI (Perhimpunan Remaja masjid Dewan masjid Indonesia.)

Sejujurnya saya tidak menyangka jikalau perjalanan ke Pulo Aceh ini merupakan bentuk lain dari reqruitment keanggotaaan, semula yang terlintas cuma sekedar pelatihan kepemimpinan dasar (Leadership Basic Training/ LBT.) jadi kala itu saya hanya berpikir perjalanan ini sebatas target memenuhi ceklish saya juga karena faktor saya suka terlibat banyak kegiatan, oya penyebab lain juga karena fee 25k dan itu murah banget karena harga asli jikalau ikut jasa tour sampai 200 apalagi ini makanan dan tempat sudah termasuk hoho. Selama keperluan awal hingga pulang saya menghabiskan uang tidak sampai 100k  padahal disana  selama tiga hari. Aha Kalau kata orang rezeki anak sholeh kali yak.

Kala itu saya berangkat hari jumat, dan sejujurnya kemungkinan untuk berangkat hanya 25% faktor tidak ada yang mengantar. Sempat pasrah sebelum teman dalam keadaan hujan mengantar saya. (Hiks hiks terharu) makasih banget Fitrun.

Keberangkatan jam tiga seperti halnya jam karet membuat kami sampai disana cukup sore, dalam perahu yang terombang ambil hujan rintik membuat saya kedinginan karena lupa bawa jaket dan keperluan alakadarnya. Belum lagi melihat pemandangan people people muntah dengan mie mengendap didalam perahu uh, (niat gak mau muntah jadi mules) kebelet pipis dengan kodisi Wc di bagian kawasan anak cowok membuat saya hoyong. Berharap segera sampai ke lokasi.  Tapi saya cukup menikmati perjalanan kala akan sampai dengan view yang cukup memukau yaitu saat sunset mulai terlihat dan beberapa pulau dengan pesisir yang bersih dan senyap dari keramaian (serasa pengen nyeplung kalau misal bisa berenang eh.)

Dan akhirnya sampailah kami dilokasi, sejujurnya saya melihat tempat ini jauh dari harapan layaknya sabang, karena memang betul fasilitasnya cukup kurang memadai, jalan tak beraspal, bolu bertebaran dan kendaraan terbilang langka. Aih tapi saya mencoba menikmatinya toh ini baru pembuka atuh. Saya pun yang masih kelelahan harus berlanjut dengan berjalan kaki karena kondisi memaksa, dan sejujurnya itu cukup melelahkan setelah perjalanan dua setengah jam terombang ambil dilautan sore.

Dan Sesampai disana kemah yang diposter berubah jadi selayaknya tenda pengungsian, kembali kekecewaan muncul tapi saya kembali berpositif thinking. Karena jikalau tidak saya langsung tak betah ditempat ini, bersyukur kami berada lokasi kawasan patroli polisi alhasil mandi bisa disesusaikan hehe. Tak lupa juga dengan kondisi yang sedang cuti shalat membuat saya bisa ekstra kosong jam dengan tiduran sehingga tidak cukup melelahkan. Tapi pada sisi lain saya tidak bisa kemana mana, selain kawasan tenda eh kemah maksutnya hadeuh . Saya hanya bisa memilih mandi karena belum ada antrian kala orang sedang shalat. Hingga berlanjut mulailah aktivitasnya. eh gambar dipinggir ini sudah yang lumayan saya dapat ya. 

Kamipun punya banyak kegiatan setelah pembukaan mulai dari pembagian kelompok materi hingga cari kayu bakar, dan momen kala cari kayu bakarlah moment terbaik karen kami bisa kepantai, sungguh kondisi yang sangat menyenangkan kala bisa keluar dari kawasan tenda karena bisa melihat laut lepas dengan sunrisenya. Oya moment lain yang berkesan yaitu kala api unggun dinyalakan dan berlanjut dengan segela atraksi gila dari peserta. Dan malam terakhirnya berlanjut dengan tradisi kuno yang masih bertahan hingga sekarang yups jeritan malam. The most i hate ketika mereka berbicara sampai muncrat aish, Tapi kondisi lain yang saya syukuri itu adalah malam terindah selama 21 tahun umur saya, karena tidak pernah saya menemukan bintang semeriah malam itu INDAH BANGET, sumpah. Mungkin ditengah laut jadi begitu ya.



  • Oya pulo Aceh sendiri baru ada setelah Tsunami 2004 sehingga umurnya masih terbilang muda dan jauh dari keramaian jadi jangan berpikir selayaknya jalan jalan ke sabang yang bisa beli buah tangan.  Masyarakt disana umumnya berprofesi sebagai pelaut atau petani, dan kala saya dapat kesempatan untuk keluar mencari makanan saya menemukan anak kecil yang menjemur anak cabai (bukan cabe cabean ya) untuk diproses lagi sabagai pokok nantinya. Selain fasilitas yang masih kurang jumlah penduduk juga terbilang sangat sedikit, (apalagi bangunan) saya bahkan menghitung tak sampai sepuluh kereta nongol kala perjalanan keluar untuk mencari jajanan. Tapi hal itu tidak menjadi masalah karena jumlah masyarakat kawasan sini cukup ramah dan terlihat cukup bisa beradaptasi dengan pengunjung atau turis hal inilah yg membuat daerah ini hidup.
 Dihari terakhir sebelum pulang kamipun mendapat kesempatan untuk berwisata sejarah ke mercusuar William Toren III pesona laut yang terlalu indah jika kami tak mengunjunginya, rugi kalau kata orang sudah ke pulo Aceh tapi tidak sampai kesini. Akhirnya berangkatlah kami jam sepuluh sebelum jam tiga lewat pulang ke banda aceh lagi. (hoho selamat kembali kedunia nyata) Perjalanan menuju ke Mercusuar menghabiskan waktu kurang lebih satu jam dengan jarak tempuh mobil, jalanan yang dilewati mempunyai banyak tanjakan dan sesekali juga harus berpacu pada  jalanan yang cukup rusak dengan kondisi terjal yang lumayan parah. Lokasi yang kami lewati pun cukup masih cukup alami maknanya setelah melewati berapa perkarangan kampung kami memasuki kedalam hutan yang  jarang terlihat people people nya, bayangkan kalau jalan sesepi ini kempes ban atau sejenis mogok mobilnya, Hmm tidak bisa dibayangkan deh.Tapi syukurlah kami sampai pergi dan pulang dengan selamat tanpa ada hambatan dalam perjalanannya.

Dan akhirnya tibalah kami di  mercusuar willian toren III. Yes pulo Aceh Ceklish 
Menara Willem Toren sendiri berada di balik hutan Gampong Meulingge, Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar. Yang mana merupakan menara peninggalan Pemerintah Belanda yang dibangun 1875. Mercusuar ini mengadopsi nama dari Raja Luxemburg kala itu, Willem Alexander Paul Frederik Lodewijk (Raja Willem III). Adapun tinggi menara yaitu 85 meter dan hebatnya hanya ada tiga di dunia. yaitu Selain di Pulo Aceh, tower serupa juga berada di Belanda dan Kepulauan Karibia. Namun yang di Belanda sudah difungsikan sebagai museum, sementara dua lainnya masih aktif hingga sekarang.
Kini usia menara ini telah lebih satu abad, tempat ini telah menjadi situs purbakala didesa Meulingge ini. Sungguh suatu yang tidak terduga akhirnya bisa melihat dan bahkan menaik tower ini. Oya untuk menaiki mercusuar ini saya harus melewati anak tangga yang berjumlah  ratusan dengan ketinggian yang cukup fantastis untuk diukur, Namun semua itu akan terbalas ketika kita sampai tepat diatas puncaknya. Terutama kala sunsset muncul. kyaa sugoi!!

  kini tempat ini menjadi magnet tersendiri untuk para turis yang datang ke pulo aceh, bahkan belum sah disebut ke pulo aceh jikalau belum mampir kesini, dan juga khusus untuk kalian para  pemburu view dan sunset disinilah tempatnya.




 #ceklisttarget #38 #puloaceh #travel #bacpkacker #view #indonesiaindah