kesempurnaan ilmu dalam kacamata islam
Inia lutarfus
August 24, 2019
1
Berbicara dengan Islam, ia merupakan agama yang sangat memprioritaskan posisi ilmu. Dan dalam perihal ini, Islam mempunyai peranan yang penting dalam menopang kemaslahatan umat di sektor pendidikan. Adapun eksistensi ilmu dalam sudut pandang Islam bisa dilihat dari berbagai faktor.
Status
keilmuan.
Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan bagaimana letaknya posisi sebuah ilmu.
Adapun hal tersebut bisa dilihat dari wahyu pertama yang diturunkan yaitu surah
Al alaq 1-5.
Iqra:
Bacalah. Iqra bismirabikallazi khalaq: Bacalah dengan nama tuhanmu yang
menciptakan mu. Untuk pertama kali wahyu
diturunkan, Allah tidak menyuruh kita Shalat, puasa hingga berzakat. Namun untuk
pertama kali, perintah yang kita dapatkanlah adalah membaca, karena dengan
membaca kita bisa tahu prosedur yang betul dalam melakukan
sesuatu, semisal shalat. Bisa membedakan yang baik dan yang salah misal dalam
ilmu fiqih, hingga menambah pengetahuan dan selayaknya membaca kisah para nabi
hingga para sahabat berimbas dengan adanya “ibrah”. Dari sini bisa kita simpulkan membaca akan
membuat kita mengetahui sesuatu yang baru sehingga menghasilkan sesuatu.
Mungkin
terlintas kenapa harus perintah membaca karena jikalau melihat kondisi
rasullulah ialah seorang yang "ummi" maknanya iala tidak pandai membaca dan
menulis. Dan untuk kesekian kali juga mempunyai hikmah tersendiri. Hal ini
untuk membuktikan jikalau Al quran itu murni dari Allah, sehingga tidak mungkin
untuk seorang yang tidak bisa membaca dan menulis menciptakan Al quran dengan
segala ilmu pengetahuan didalamnya. Ilmu sendiri dalam Bahasa Indonesia
diartikan sebagai mengetahui. Allah sendiri mempunyai nama yang indah yaitu
Ilmu yang artinya maha mengetahui. Oleh karena itu sepatutnya anggapan tentang hobi membaca sudah bisa
dihilangkan karena sesungguhnya membaca adalah kewajiban.
Status
para penuntut ilmu setara dengan fisabilillah.
Dalam
sebuat hadis dikatakan : Apabila kematian
menghampiri seorang yang sedang menuntut ilmu maka ia meninggal dalam keadaan
syahid.
Hari
ini, umumnya kita hanya mengetahui syahid
digelar kepada mereka yang meninggal dalam keadaan perang. Tapi tahukah kita?
faktanya ada banyak hal yang bisa menjadikan orang syahid, yaitu menjadi tujuh
:
·
Meninggal dalam keadaan sakit kepala
apapun jenis penyakitnya.
·
Meninggal dalam keadaan sakit perut apapun
itu.
· Hingga meninggal dalam keadaan menuntut
ilmu.
·
Meninggal pada kondisi sedang melahirkan
·
Meninggal dalam keadaan penyakit kulit.
·
Meninggal dalam keadaan tenggelam.
·
Meninggal dalam keaadaaan perang.
Allah mengangkat tinggi derajat orang yang menuntut ilmu.
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.“ (Al Mujadilah : 11).
Ayat di atas cukup
tegas dalam menggambarkan betapa mulia orang yang berilmu. Bahkan dalam sebuah
riwayat dikatakan bahawa para malaikat merentangkan sayapnya sebagai tanda
keridhaan kepada para penuntut ilmu. Selain itu, orang yang berilmu akan
mendapat penghormatan yang lebih dalam status sosial. Selayaknya ulama, Ulama
sendiri berarti orang yang berilmu yang mana asal kata dari ‘alima yaitu
mengetahui.
Menuntut ilmu menjadi tuntunan tanpa
batasan usia
Belajar diusia muda bagai mengukir diatas batu, belajar diusia tua bagai
melukis diatas air. Sepertinya kutipan ini tidak akan berfungsi jika kita
melihat dalam kacamata islam. Dalam islam tidak
ada batasan dalam menuntut ilmu, kita akan dengan mudah menemukan anak anak
yang belajar di TPA hingga ibu-ibu yang berada dalam majelisnya.
Semua berada porsi yang cukup memadai,
maknanya memang islam mengatur kebagian inti. Di kondisi lain contoh kongrit
yang paling mudah dijumpai ialah, keberhasilan orang tua yang mengkhatamkan
hafalan diusia senja, hal ini membuktikan jikalau belajar dalam islam diberikan kemudahan tanpa batasan usia, Allah menurunkan Al quran sebagai mukjizat dan
salah satu nya ialah bisa dihafal tanpa mengenal batasan usia. Saat ini kita
dengan mudah menemukan hafiz diusia yang masih sangat belia yaitu selayaknya Sayyid
Muhammad Husein Tabataba’i yang dikenal sebagai keajaiban abad 21 karena
kecerdasannya. Namun kita tidak boleh lupa dengan Djauharah Bawazir seorang mualaf yang khatam hafalan
Al quran 40 hari dengan usia yang sudah cukup senja yaitu 70 tahun.
Menuntut ilmu sebagai kewajiban muslim
Menuntut ilmu sebagai kewajiban muslim
“Menuntut
ilmu itu Wajib bagi setiap muslim dan muslimah.”
Dalam hadis ini
tidak ada kalimat yang mendiskriminasikan sekelompok orang, maknanya
entah ia seorang lelaki atau wanita maka ia mempunyai kewajiban yang sama dalam
menuntut ilmu. Hari ini, jika kita menjumpai mereka yang berteriak islam
mendiskriminasi wanita . Maka sampaikanlah! Islam sudah memperjuangkan hak wanita itu 1400 tahun yang lalu, yang
mana kala itu untuk dilahirkan saja mereka dianggap aib bahkan berakhir dikubur hidup-hidup. Islam yang
memuliakan mereka dengan diberi hak yang sama untuk berpikir.
Islam memposisikan
kesetaraan dalam hal ini, namun ada sekelompok orang yang kadang kurang bisa
menangkap baik pemahaman tersebut. Selayaknya mereka menganggap pada akhirnya
wanita akan menjadi makhluk domestik artinya kalau tidak di dapur berarti di
sumur jadi tidak perlu menuntut ilmu tinggi-tinggi dan mengatakan hakikatnya
wanita baik dirumah. atau alasan lain takut menyaingi laki laki. Padahal
menuntut ilmu sendiri tidak ada batasan. Memang faktanya wanita di rumah cukup
baik, tapi menuntut ilmu juga baik bahkan wajib selama ia mengikuti prosedur
yang benar. Kondisi ini seharusnya bisa dipahami oleh setiap orang karena
sejujurnya wanita berpendidikan tinggi bukan untuk menyaingi laki- laki tapi
untuk membangun generasi.
#islampedia #ilmu