Sunday, 15 September 2019

Review Buku Keliling Sumatera Luar Dalam : Modal Tekad dan Nekad untuk Jalan-Jalan

September 15, 2019 0

Hobi jalan-jalan akhirnya membuat saya kepo banyak  buku yang membahas tentang perjalanan, terutama versi hemat layaknya anak rantau hehe. Dan kali ini kesempatan saya menyelesaikan bacaan baru yaitu berupa sebuah catatan perjalanan ala backapacker yang berjudul “Keliling Sumatera Luar Dalam.” Yang tulis oleh seorang jurnalis bernama Muhammad Iqbal.

         
 Sinopsis : Buku dengan ketebalan 211 ini mengambarkan Perjalanan sang penulis terhadap banyaknya keinginan dalam pikiran yang belum terpenuhi. Hal inilah yang menampar mimpinya ditengah malam untuk meraihnya. Dan akhirnya keinginan mengelilingi sumatera telah diputusklan. Perjalanan dilakukan ala tekad & modal nekad. gaya perjalanan backapacker membuatnya harus berpikir ekstra untuk menghemat uang, sebisa mungkin terutama mengingat targetnya yaitu mengililingi sumatera. Ia mulai mencari kenalan disetiap kota, berubah menjadi emak-emak yang pinter nawar (alias pelit) hingga berjalan belasan km (Mungkin puluhan tapi saya pikun hehe) Intinya pantang nyerah deh.

Kelebihan buku ini ialah berhasil menyajikan kondisi sumatera dengan gaya bahasa jurnalis banget, alia detail. Hal inilah yang membuat saya sebagai pembaca dengan mudah mendapat bayangan terhadap daerah yang ditapaki. Terutama penulis menjelaskan unsur lokal didaerah sumatera yang masih cukup jarang ditampilan sehingga para pembaca dibuat berimajinasi setingg-tingginya terhadapat bayangan asli daerah tersebut, Buku ini juga dilengkapi info penting selayaknya tempat wisata, info rute dan tiket jadi cukup membantu sebagai pengingat.


Kekurangan :  terlepas dari kelebihan buku ini kurang menyajikan banyak photo, sehingga saya betul-betul dipaksa untuk berimasjinas daerah terpencil dikawasan yang dijelajahi, disisi lain gaya bahasa yang cukup jurnalis hingga  rapi membuat saya serius kala membacanya. (Faktanya memang begitu karena bukan genre komedi, maklum selera orang berbeda) Soalnya saya lebih suka kisah yang agak kacau tulisannya alias yang banyak lawaknya. Maklum sedang mencari bahan tertawa setelah ia menyakiti saya, akwkowkwo (mohon maaf lagi hoyong)

Buku ini cocok banget bagi kalian yang ingin berpergian ala backapacker terutama belajar hematnya. Hal yang paling saya ingat dari bagian buku ini ialah Teori Law of Attraction “Semakin kita berkeinginan dan mengucapkannya maka sesuatu itu semakin mungkin terjadi.” Akhir kata buku ini cukup memotivasi untuk memcintai Indonesia dengan konsep mengenal secara lebih setiap keragaman di daerahnya.    

#Review  #Reviewbuku #books #rekomendasi #booklovers

Friday, 13 September 2019

Review Sinopsis Battleship Island : "Alasan Penjajahan harus dihapuskan"

September 13, 2019 2


Bercerita dengan sejarah, ia adalah salah satu kegemaran saya yang masih bertahan sampai saat ini, terlepas sejarah Indonesia, saya juga tertarik dengan sejarah luar negeri yaitu selayaknya tokoh penting, hingga hari bersejarah. Dan kali ini beruntungnya saya mendapatkan sebuah film yang mengisahkan tentang perjuangan dalam membebaskan diri dari penjajahan. Sebut Saja “Battleship Island.”

Sinopsis : Film dengan genre history ini menggambarkan kisah kelam orang korea yang kala itu dijajah oleh jepang. Dalam film ini Jepang melakukan kerja paksa terhadap rakyat korea yang diangkut dari antah berantah asalnya dan dibawa ke pulau Hashima untuk menjadi tukang tambang dengan embel-embel gaji yang tidak sesuai dan berimbas ternyata ditipu alias tidak digaji dan untuk kondisi perempuan dipaksa menjadi wanita penghibur. Menariknya Film ini tidak sekedar menceritakan sudut patriotisme rakyat terhadap kebebesan dari penderitaan, tapi juga perjuangan ayah (Hwang Jung-Min berperan sebagai Lee Gang-Ok) untuk melindungi anaknya (Kim Su-An sebagai Sohee). Selain cinta seorang ayah, ada juga bumbu pelengkap mafia yang diperankan So Ji Sub dengan alur kisah percintaan yang tragis.

       Sungguh film ini berhasil membuat saya secara emosional tersentuh, karena sistem kerja tersebut mengingatkan saya pada kerja paksa rodi yang terjadi di Indonesia sendiri terkhusus pada masa penjajahan Belanda. Beda kondisi yang berada di dalam pulau terpencil sehingga terlihat mustahil untuk melarikan diri dari tempat tersebut terutama karena faktor adanya penghianat dari dalam. 


Permasalahan tidak berhenti disini, berlanjut kala jepang diambang kekalahan melawan sekutu hingga berniat menghabisi semua tawanan yang bisa menjadi saksi kejahatan mereka di dalam pulau itu. mendengar berita tersebut Song Jong Ki yang berperan sebagai Tentara dengan menyamar menjadi salah satu pekerja tambang mencoba membebaskan mereka semua yang terjebak dipulau tersebut sebelum dilenyapkan. Perpecahan berlanjut sengit, pertempuran pun tidak bisa dielakan. 


Film dengan durasi waktu 135 menit ini sangat direkomedasi untuk kita semua, terutama sebagai pengingat hingga belajar menghargai sejarah perjuangan dan pasti nya untuk mempertegaskan betapa kejamnya penjajahan, Akhir cerita film ini menggambarkan kepada kita, mengapa penjajahan harus dihapuskan!!










#Reviewfilm #rekomendasifilm #koreamovie #movie #review

























































Saturday, 24 August 2019

kesempurnaan ilmu dalam kacamata islam

August 24, 2019 1

Berbicara dengan Islam, ia merupakan agama yang sangat memprioritaskan posisi ilmu. Dan dalam perihal ini, Islam mempunyai peranan yang penting dalam menopang kemaslahatan umat di sektor pendidikan. Adapun eksistensi ilmu dalam sudut pandang Islam bisa dilihat dari berbagai faktor.

      Status keilmuan.
    Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan bagaimana letaknya posisi sebuah ilmu. Adapun hal tersebut bisa dilihat dari wahyu pertama yang diturunkan yaitu surah Al alaq 1-5.
Iqra: Bacalah. Iqra bismirabikallazi khalaq: Bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan mu.  Untuk pertama kali wahyu diturunkan, Allah tidak menyuruh kita Shalat, puasa hingga berzakat. Namun untuk pertama kali, perintah yang kita dapatkanlah adalah membaca, karena dengan membaca kita bisa tahu prosedur yang betul dalam melakukan sesuatu, semisal shalat. Bisa membedakan yang baik dan yang salah misal dalam ilmu fiqih, hingga menambah pengetahuan dan selayaknya membaca kisah para nabi hingga para sahabat berimbas dengan adanya “ibrah”.  Dari sini bisa kita simpulkan membaca akan membuat kita mengetahui sesuatu yang baru sehingga menghasilkan sesuatu.
Mungkin terlintas kenapa harus perintah membaca karena jikalau melihat kondisi rasullulah ialah seorang yang "ummi" maknanya iala tidak pandai membaca dan menulis. Dan untuk kesekian kali juga mempunyai hikmah tersendiri. Hal ini untuk membuktikan jikalau Al quran itu murni dari Allah, sehingga tidak mungkin untuk seorang yang tidak bisa membaca dan menulis menciptakan Al quran dengan segala ilmu pengetahuan didalamnya. Ilmu sendiri dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai mengetahui. Allah sendiri mempunyai nama yang indah yaitu Ilmu yang artinya maha mengetahui. Oleh karena itu sepatutnya anggapan tentang hobi membaca sudah bisa dihilangkan karena sesungguhnya membaca adalah kewajiban.

      Status para penuntut ilmu setara dengan fisabilillah.

Dalam sebuat hadis dikatakan : Apabila kematian menghampiri seorang yang sedang menuntut ilmu maka ia meninggal dalam keadaan syahid.
Hari ini, umumnya kita hanya mengetahui syahid digelar kepada mereka yang meninggal dalam keadaan perang. Tapi tahukah kita? faktanya ada banyak hal yang bisa menjadikan orang syahid, yaitu menjadi tujuh :
·         Meninggal dalam keadaan sakit kepala apapun jenis penyakitnya.
·         Meninggal dalam keadaan sakit perut apapun itu.
·     Hingga meninggal dalam keadaan menuntut ilmu.
·         Meninggal pada kondisi sedang melahirkan
·         Meninggal dalam keadaan penyakit kulit.
·         Meninggal dalam keadaan tenggelam.  
·         Meninggal dalam keaadaaan perang. 

Allah mengangkat tinggi derajat orang yang menuntut ilmu.

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (Al Mujadilah : 11).
Ayat di atas cukup tegas dalam menggambarkan betapa mulia orang yang berilmu. Bahkan dalam sebuah riwayat dikatakan bahawa para malaikat merentangkan sayapnya sebagai tanda keridhaan kepada para penuntut ilmu. Selain itu, orang yang berilmu akan mendapat penghormatan yang lebih dalam status sosial. Selayaknya ulama, Ulama sendiri berarti orang yang berilmu yang mana asal kata dari ‘alima yaitu mengetahui.

 Menuntut ilmu menjadi tuntunan tanpa batasan usia
Belajar diusia muda bagai mengukir diatas batu, belajar diusia tua bagai melukis diatas air. Sepertinya kutipan ini tidak akan berfungsi jika kita melihat dalam kacamata islam. Dalam islam tidak ada batasan dalam menuntut ilmu, kita akan dengan mudah menemukan anak anak yang belajar di TPA hingga ibu-ibu yang berada dalam majelisnya.
 Semua berada porsi yang cukup memadai, maknanya memang islam mengatur kebagian inti. Di kondisi lain contoh kongrit yang paling mudah dijumpai ialah, keberhasilan orang tua yang mengkhatamkan hafalan diusia senja, hal ini membuktikan jikalau belajar dalam islam diberikan kemudahan tanpa batasan usia, Allah menurunkan Al quran sebagai mukjizat dan salah satu nya ialah bisa dihafal tanpa mengenal batasan usia. Saat ini kita dengan mudah menemukan hafiz diusia yang masih sangat belia yaitu selayaknya  Sayyid Muhammad Husein Tabataba’i yang dikenal sebagai keajaiban abad 21 karena kecerdasannya. Namun kita tidak boleh lupa dengan Djauharah Bawazir seorang mualaf yang khatam hafalan Al quran 40 hari dengan usia yang sudah cukup senja yaitu 70 tahun.

 Menuntut ilmu sebagai kewajiban muslim
“Menuntut ilmu itu Wajib bagi setiap  muslim dan muslimah.”
Dalam hadis ini tidak ada kalimat yang mendiskriminasikan sekelompok orang,  maknanya entah ia seorang lelaki atau wanita maka ia mempunyai kewajiban yang sama dalam menuntut ilmu. Hari ini, jika kita menjumpai mereka yang berteriak islam mendiskriminasi wanita . Maka sampaikanlah! Islam sudah memperjuangkan hak wanita  itu 1400 tahun yang lalu, yang mana kala itu untuk dilahirkan saja mereka dianggap aib bahkan berakhir  dikubur hidup-hidup. Islam yang memuliakan mereka dengan diberi hak yang sama untuk berpikir.
Islam memposisikan kesetaraan dalam hal ini, namun ada sekelompok orang yang kadang kurang bisa menangkap baik pemahaman tersebut. Selayaknya mereka menganggap pada akhirnya wanita akan menjadi makhluk domestik artinya kalau tidak di dapur berarti di sumur jadi tidak perlu menuntut ilmu tinggi-tinggi dan mengatakan hakikatnya wanita baik dirumah. atau alasan lain takut menyaingi laki laki. Padahal menuntut ilmu sendiri tidak ada batasan. Memang faktanya wanita di rumah cukup baik, tapi menuntut ilmu juga baik bahkan wajib selama ia mengikuti prosedur yang benar. Kondisi ini seharusnya bisa dipahami oleh setiap orang karena sejujurnya wanita berpendidikan tinggi bukan untuk menyaingi laki- laki tapi untuk membangun generasi.
        #islampedia #ilmu

Sunday, 4 August 2019

Liburan Perdana Disela Magang.

August 04, 2019 5
Melihat liburan di semester enam sempat menjadi “Halu tingkat dewa” Bagi saya. Hal ini bukan tidak beralasan, Secercah kesibukan di asrama hingga faktor mahasiswa tua, membuat saya asing dengan kosakata ini. Dan rupa-rupanya (oalala), fase liburan yang menjadi hak segala mahasiswa hampir tidak bisa saya nikmati saat itu. Terutama setelah sadar, segala final kampus yang berlanjut dengan final asrama ternyata tidak menjadi dari akhir kesibukan saya. Tiba-tiba “Magang Say Hi” Para pemburu magang berlanjut.                                   

Kesibukan saya untuk berburu tempat magang dimulai. Dan perjuangan kembali menguras pikiran. Sempat terlintas kesulitas dalam mencari tempat magang. Haduh, belum lagi untuk urus surat yang bikin saya harus minal aidhil mal faizin dengan bagian penanggung jawaban nanti. Hingga faktor berburu alias berpindah dari satu tempat ketempat lain untuk menanyakan lowongan magang. Dan bahkan, ada tempat magang yang harus memakan waktu berhari bukan sekedar tempo menit untuk menjawab ia atau tidak dalam penerimaan anggota magang. Thank you so much, anda sudah mengajarkan kesabaran dikala masa deadline satu hari. Yang ternyata hasil akhir “No!”
Hmm, Minimal saya tahu gimana sulitnya mencari tempat magang, yang kelak berubah kata, menjadi “mencari tempat kerja.” Well ambil bagus tinggalkan yang bikin berkerut. Dan Tara akhirnya saya ketemu tempat di penghujung deadline. (Memang para pejuang deadline cocok dengan karakter saya wkwkwk)

Akhirnya Kesibukan magang kembali menjauhkan saya dengan kata liburan. Bahkan untuk bergabung mensuport  teman  karib dikala sidang pun tidak bisa. Belum lagi undangan wisuda yang mulai bermunculan. Ingin bolos tapi apa daya yang magang cuma dua orang ditempat kami manggang sekarang. Jadinya kalau saya bolos teman saya gak masuk magang. Intinya ribet.

Btw sebenarnya ada hari minggu sama sabtu tapi karena faktor masih asrama kala itu. Jadinya gak bisa karena waktu terbatas haduh. But now I free hoho. Serasa banget ya keluar dari penjara suci. Dan Tara…!! liburan perdana dikala magang mengantar saya kearah laut. Well laut selalu menjadi tempat favorit untuk cuci mata bagi saya selain gunung, soalnya saya suka wisata alami Hehe.                         

Dan kali ini saya mengunjungi tempat baru. Tempatnya cukup menarik seandainya saya dapat gazebo diatas tebing, Wow viewnya bagus karena hamparan laut terlihat jelas berdansa dengan ditemani angin yang sempat membuat saya terlelap. Mulanya saya tidak mendapat gazeyo diatas tebing tapi karena keinginan mendapatkan view yang memukau akhirnya memaksa saya untk menunggu hingga para pemburu view tebing minggat hehe. Dan memang perjuangan tidak menghianati hasil. Laut birunya bikin betah balik lagi bro.                                      


Saturday, 13 July 2019

The power of kepepet lahirkan Logo baru blog

July 13, 2019 1
Mk grafika melahirkan banyak kerutan baru dikening saya, seketika rasa waswas disertai kebingungan sering datang tak diundang dan diantar pun gak mau pulang. Alasannya ya simple, banyak tugas yang meminta sistem peradilan terbuka menimpa setiap hasil desain kami, yaitu pertanggung jawabanya , kenapa warna ini, filosofinya bagaimana, hingga kritikan yang kadang sangat saya gemari ketika menjadi giliran saya mengkiritik wkwkw. Ya intinya kita di pacu keras pada mk ini, bukan sekedar  baik dari logo, dari pertanggung jawabannya. Intinya dipress abess dah.

Well sempat benci Mk ini karena susahnya dobel, baik dari ide desain hingga keahlian mendesainnya, namun akhir cerita saya jadi menyukai Mk ini setelah bisa membantu saya dalam melahirkan Logo baru pada blog saya. Yaa walaupun masih “Gedubrak.” Hihi Bahkan Idenya pun lahir kala deadline, (Maklum pejuang deadline) walau pun terlihat aneh tapi tetap puas karena murni dari sendiri. Nah akhirnya dia menjadi logo baru di blog saya berharapa bisa bertahan dan berkembang lebih maksimal kedepannya. Well inilah logonya.

Warna : Hitam (Alasan pemilihan warna hitam ialah untuk menyesuaikan template blog dan juga menunjukan kesan elegan. Faktor lain juga untuk menunjukan sisi netral dari sepemilik blog dalam artian, konten dari blog tersebut tidak menunjukan sisi blogger khusus wanita yang ulasanya perihal kecantikan atau sejenis ibu rumah tangga.

Adapun filosofi dari bentuk logo tersebut ialah :  menunjukan identitas si penulis yang mana :





1. Pemilihan Logo yang dikemas berbentuk leptop didesain untuk bisa menyerupai hurus "S" Hal tersebut untuk menggambarkan nama asli dari si punya blog yaitu "Sufratul"







2. Apabila leptop tersebut diputar maka akan terlihat menyerupai buku, konsep ini mengambarkan jikalau sang pemilik mempunyai hobi membaca yang melahirkan hobi menulis dan berlanjut ditumpahkan pada blog personalnya. Selain itu 












3.Alasan terakhir penggunaan leptop sebagai ialah untuk menunjukan sisi blogger yang tidak jauh dari leptop atau notebook. Adapun tulisan yang berada didalam logo menggambarkan Sampul Utama di blognya


Monday, 6 May 2019

Perdana berbuka makan bakso Rasa karet

May 06, 2019 2


Ramadhan tiba - Ramadhan tiba,
Marhaban ya Ramadhan-Marhaban ya Ramadhan..
Marhaban ya Ramadhan-Marhaban ya Ramadhan..

Yeah pasti readers baca sambal nyanyi lagu opick kan ? hihi kalau ia berarti sama kita sedang bernostalgia, kembali mengenang masa bahagia. Weleh weleh, karena memang masa Ramdadhan selalu menyisahkan hal menarik untuk dikenang, mulai dari pasar dadakan, ngabuburit, hingga iklan sirup marjan yang selalu dinanti hohoho.
Oya kali ini Watashi pengen cerita sedikit perihal H-1 puasa lho, soalnya untuk hari pertama puasa, serasa cukup berbeda mulai dari sahurnya yang terbilang dadakan karena dalam perjalanan pulang dari medan hingga masa berbuka puasa nya yang merasa fail bingitzz dalam coba resep baru hihi. Intinya ada moment baru yang bisa dikenang deh… berhubung juga menambah post dalam mencoba challenge dari Blogger Perempuan Network.
H1 Puasa…
perjalanan dadakan kemedan membuat saya berserta empat anggota keluarga melakukan sahur dadakan dalam perjalanan pulang, iya itupun syukur syukur masih ada warteg buka jam tiga malam.. bukan warteg malahan lebih cocok dibilang warkop soalnya orang pada ngegame disitu mah.. etdah H1 marathon game kayaknya -_-
Akhirnya kami berpuasa dalam perjalanan hingga tanpa sadar jam sembilan sudah sampai at home sweet home, lanjut boboknya deh. Hingga kala 11 sekian kebangun lagi, dan mulai mengkepoin isi dapur yang ternyata sempat membuat saya lupa opss lagi puasa toh. Dan setelah menyadarinya kami mencoba melakukan ritual baru untuk mengisi masa- masa kosong yups mencari resep baru berhubung banyak jenis bahan yang bisa di coba.
Dan akhirnya pilihan tertuju kepada bakso!! berhubung banyak daging yang bisa diolah untuk yang bahan utamanya daging. Mungkin juga karena factor lain banyak yang demen bakso kali ya.. heheh
Dan setelah menimbang memutuskan dengan cukup berat, ceilah macam keputusan pinangan ajo. Kami akhirnya sepakat dengan bakso hingga dengan sesegara bergerak mencari segala keperluan bahan nya semisal, tepung, telur dan seperangkat bestfriendsnya.

Tidak berhenti disitu, perjalanan dalam proses membuatnya juga cukup tragis, karena banyak hal yang kekurangan seperti baking powder, (serius gak tahu makhluk apaan itu, tahunya ini benda bisa digunakan untuk memutihkan gigi /efek hobi searching di mbak google yak) pembuatannya juga cukup bikin kualahan karena ketika melihat metode di mas youtube durasi waktu kisaran 10 menit, iya kali mikir secepat itu. Padahal itu video kan uda di edit. Akhirnya maksa buat ala ane bareng sista dah. Batin aje.
Namun setelah setengah perjalanan mengaduk tepung dengan daging tangan saya berpindah profesi, mulai dari bagian dapur ke bagian media (ya alih alh profesi deh biar keren) hingga akhirnya semua bakso dikelarin sama sista dan saya tunggu masa bedug sahaje hehe.
Hingga momentum itupun akhirnya tiba, first lihat abang yang ngambil banyak sampai delapan serasa tamak bingits “Belum lagi berbuka itu rakus mat amah, gak mikir orang lain gak dapat” cerewet watashi dan pastinya dia melakukan pembelaan didalam panik masih banyak tu nanti gak habis baru tahu makanan dibuat untuk dimakan bukan untuk disimpan, pokoknya dia jadi cerewet deh. Dan berakhir malah saya yang mengalah.
Dan bedug pun berbunyi hingga ucapan doa berbuka tersampaikan terucaplah kata-kata tak pantas dari sang abang “ Apaan nih? Kok makan bakso udah kayak karet, seketika isi perut ini berguncang, entah merasa puasa menghukum orang rakus, atau merasa ketawa karena gagal bakso perdananya. Serasa makan bakso sudah kayak ban mobil saking kerasnya wkwkw”
 Untung saya bantu ngaduk aza eh, ini bukan pembelaan kan ? hohoho

Friday, 8 March 2019

Akhirnya saya keluar dari Grup Hijrah

March 08, 2019 16

Hijrah menjadi salah satu kata yang paling sering dijumpai di social media saat ini, ya selain grup, akun hingga quotes dan video pun bertebaran di mana-mana. Bagi saya ini merupakan salah satu pekembangan positif untuk mengarahkan orang dalam memperbaiki diri.
Dan saya sendiri pun suka dengan pencarian yang berkenaan dengan kata kunci ini, selayaknya mendengar ceramah Ustad Adi hidayat, Ustad Felix, Tapi perihal   bergabung dalam komunitas secara sah saya kurang tertarik, ya factor saya tidak termasuk orang yang pandai bersosialisasi dalam artian yang cuma suka nimbrung sebagai readers grup komunitas, pernah masuk tapi jarang respon (baca aja gitu). Entah di WA maupun di Fb.
Nah sebagaiamana post saya yang sebelumnya yang berjudul “Don’t Call me Ukh” saya kembali ingin mengulas bagaiamana proses dalam grup tersebut  yang pada akhrinya membuat saya merasa muak hingga memilih keluar dari grup hijrah tersebut.

Hari ini banyak kita jumpai orang hijrah, ya walau pada satu kondisi ada yang bertingkah dalam hijrahnya semisal, ya ikut tren gitu. opps kalau ada yang bilang “jangan suka menghakimi kita gak tahu hati orang!” sorry gue gak menghakimi tapi gue teliti yang begini, gue termasuk orang yang cukup positif thinking sebenrnya karena saya secara pribadi tipekal orang damai, ketika kondisi yang kebangetan saya angkat suara juga dong. Kayak kasus yang saya alami sekarang.
Jadi dari kasus ini cukup terlihat mereka tidak bijak dalam bersikap, maklum secara saya berstatsu mahasiswa fakultas dakwah kalau metode dakwah gak paham rugi umur serasa jadi anak KPI gitu. Eh sombong? Wkwk lebih tepatnya tanggung jawab atas ilmu yang disampaikan guru atuh.
Oya mungkin ada yang sependapat dan enggak sama saya, dan itu hak kalian seandainya tidak karena bagi saya, “setiap orang berbicara sesuai dengan kadar pengalamannya” jadi saya tidak bisa memaksa anda untuk sependapat dengan saya atau sebaliknya, karena pengalaman saya memberi pemahaman demikian. Well terimakasih mau berkomentar dengan bijak sesuai perspektif anda…

 

Kalau anda berpikir kenapa akhirnya saya keluar dari grup tersebut penyebabnya adalah karena gambar ini.
Bagi saya sungguh sangat tidak bijak orang yang berdakwah dengan cara mengatai begini, hari ini banyak dijumpai orang yang berhijrah dengan fase yang menyeramkan, “ Ya Allah hamba pendosa ampuni hamba yang zalim ini, tapi kalau sekarang “kamu dosa itu, haram, bidah!! weuuu I hate this… saya merasa orang inilah yang memperburuk citra islam, seakan islam mempersulit gitu jadinya. Dan yang lebih heran setelah saya stalking si Ts yang pakek cadar ini masih cukup labil, bayangkan sendiri saja upload photo bercadar, kadang sendiri kadang sama teman bahkan ada juga yang gak bercadar… giliran kita Tanya lah ini nasehat untuk saya  terus ngapain share kalau nasehat pribadi, dikira orang gak tersungging apa disamain “pelacur”, belum lagi lihat kondisi ketika si Ts yang bercadar tapi kaki Nampak padahal yang jadi aurat cewek itu sama kondisi seperti saat shalat yaitu kecuali tapak tangan dan wajah, sedangkan kaki adalah aurat juga.  lah ini TS bikin emosi lagi, belum lagi orang yan pro TS gue lihat lebih dobel labil, cowok tapi upload photo sama pacar atau istri gak pakek jelbab plokplok

Saya pribadi juga upload photo di media social walau cukup jarang tapi tetap  cukup emosi, bagi saya tidak masalah upload photo dengan catatan niatnya dan bagaiamana pengambilan gambar. Misal saya upload photo menang lomba hal ini karena saya ingin menunjukan hasil perjuangan saya dan juga ingin memotivasi orang lain, karena sejujurnya saya suka melihat teman saya dengan segala cerita perjuangannya. semisal ketika photo mereka diluar negeri yang ikut pertukaran pelajar, itu menjadi motivasi untuk saya untuk belajar agar bisa melanjutkan kuliah keluar negeri, kalau Cuma upload salju gak ada dia lagi seluncuran salju hmm, download photo salju aja bisa gak usah lihat ig gitu mah.
Kemudian pengambilan gambar dalam artian gambar ini gue post, segede traktor kah munculin wajah gue yang jelek ini? terus posenya gimana mengundang syahwat kah?.. huft bagi saya peribadi ketika saya sudah sesuai dengan prosuder dalam islam, selayaknya pakek jilbab yang betul gak “jilboob”, baju gak ketat, pakek kaos kaki, hingga tidak bertabaruj maka sah sah saja bagi saya, karena seandainya tetap tidak boleh upload photo dengan alasan mengundanga syahwat itu sama halnya gue dilarang kuliah ditempat umum. karena intinya sama aja tiap hari jumpa cowok yang bias mengundang syahwat yaa walau sudah pakek baju sesuai perintah agama, gak kementelan dikelas. Intinya cewek selalu jadi subjek, dari penyakit atau hal normal dari cowok. jadi gak boleh upload photo gak boleh kuliah tinggi karena jumpa cowok bisa mengundang syahwat. Hadeuh.  Sekali lagi , “setiap orang berbicara sesuai dengan kadar pengalamannya” jadi saya tidak bisa memaksa anda untuk sependapat dengan saya atau sebaliknya, karena pengalaman saya memberi pemahaman demikian.
Tapi yang pasti saya tidak suka dengan mereka yang berdakwah dengan cara  begini, karena islam sendiri bermakna damai maka tentunya disampaikan dengan cara yang damai. Hmm dan akhirnya saya keluar dari grup hijrah tersebut eh kok kayak senang gitu ya wkwkw