Budaya mencontek yang tak selalu berlabel buruk.
Inia lutarfus
November 13, 2019
2
Ada PR besar bagi ktia semua terhadap
penggunaan kata "MENCONTEK" ia sering kali diajadikan diksi untuk
sesuatu yang bersifat negatif. Namun pada cerita hari ini saya ingin
mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai, karena tidak selamanya budaya
mencontek berlabel buruk.
adapun mencontek yang dimaksut ialah budaya baik yang saya temukan kala mengikuti kegiatan diluar daerah yaitu bis dilihat dari photo berikut ini :
Photo pertama kala saya melirik kumpulan sampah
permen yang dikumpulkan dalam botol bekas dengan maksut supaya mengurangi
jumlah sampah berserakan malah menjadi pemadangan yang menggemaskan kala itu.
Unik dan cukup menarik, tak lupa slogan
merawat alam dengan meninggalkan rokok terpampang jelas di jendela kelas. Karena
umunya kita hanya menemukan larangan merokok (no smoking area). Beda dengan
kejadian disini, bahasa yang digunakan cukup cerdas untuk larangan merokok
karena adanya penekanan bermakna sehingga selain area larangan juga bentuk lain
dari campign menjaga alam dengan berhenti merokok. pelajaran ini saya dapatkan
dari anak berkebutuhan khusus yg mempunyai kepekaan besar dilingkungan umum.
Dan gambar kedua tulisan yang menggambarkan
seandainya sebuah tanaman bisa berbicara, menariknya saya menemukan ini
diperkampungan yang notabe pendidikan biasa tapi ternyata mempunyai kesadaran
yg luar biasa terhadap lingkungan. upaya yang diciptakan oleh masyarakat
sekitar untuk melahirkan kesadaran kepada setiap pendatang agar ikut peduli
terhadap lingkungan dengan menghayalkan bagaimana seadainya sebuah pohon bisa
berbicara, dengan memafaatkan kertas bekas. Dua hal ini mejadi contoh teladan
yang saya bawa pulang kedaerah saya dengan harapan bisa memberi sedikit
perubahan terhadap lingkungan. karena kita tahu, Berbicara lingkungan maka
berbicara dgn pribadi kita sendiri, lingkungan sekitar adalah cerminan dari
watak kita dalam memperlakukannya, entah baikkah atau sebaliknya. Tapi perlu di ingat“ketika kita berperilaku tidak baik pada mereka, maka sesungguhnya kita sedang
menunjukan cara mereka memperlakukan kita. Oleh karena itu sepatutnya kita
menjaga alam karena nyatanya bumi adalah titipan dari cucu bukan warisan
dari para endatu (leluhur)”