Wednesday, 13 November 2019

Budaya mencontek yang tak selalu berlabel buruk.

November 13, 2019 2
Ada PR besar bagi ktia semua terhadap penggunaan kata "MENCONTEK" ia sering kali diajadikan diksi untuk sesuatu yang bersifat negatif. Namun pada cerita hari ini saya ingin mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai, karena tidak selamanya budaya mencontek berlabel buruk.
 adapun mencontek yang dimaksut ialah budaya baik yang saya temukan kala mengikuti kegiatan diluar daerah yaitu bis dilihat dari photo berikut ini : 

Photo pertama kala saya melirik kumpulan sampah permen yang dikumpulkan dalam botol bekas dengan maksut supaya mengurangi jumlah sampah berserakan malah menjadi pemadangan yang menggemaskan kala itu. Unik dan  cukup menarik, tak lupa slogan merawat alam dengan meninggalkan rokok terpampang jelas di jendela kelas. Karena umunya kita hanya menemukan larangan merokok (no smoking area). Beda dengan kejadian disini, bahasa yang digunakan cukup cerdas untuk larangan merokok karena adanya penekanan bermakna sehingga selain area larangan juga bentuk lain dari campign menjaga alam dengan berhenti merokok. pelajaran ini saya dapatkan dari anak berkebutuhan khusus yg mempunyai kepekaan besar dilingkungan umum.


Dan gambar kedua tulisan yang menggambarkan seandainya sebuah tanaman bisa berbicara, menariknya saya menemukan ini diperkampungan yang notabe pendidikan biasa tapi ternyata mempunyai kesadaran yg luar biasa terhadap lingkungan. upaya yang diciptakan oleh masyarakat sekitar untuk melahirkan kesadaran kepada setiap pendatang agar ikut peduli terhadap lingkungan dengan menghayalkan bagaimana seadainya sebuah pohon bisa berbicara, dengan memafaatkan kertas bekas. Dua hal ini mejadi contoh teladan yang saya bawa pulang kedaerah saya dengan harapan bisa memberi sedikit perubahan terhadap lingkungan. karena kita tahu, Berbicara lingkungan maka berbicara dgn pribadi kita sendiri, lingkungan sekitar adalah cerminan dari watak kita dalam memperlakukannya, entah baikkah  atau sebaliknya. Tapi perlu di ingat“ketika kita berperilaku tidak baik pada mereka, maka sesungguhnya kita sedang menunjukan cara mereka memperlakukan kita. Oleh karena itu sepatutnya kita menjaga alam karena nyatanya bumi adalah titipan dari cucu bukan warisan dari para endatu (leluhur)”







Tuesday, 29 October 2019

Ketika Alam boleh bersabda

October 29, 2019 0

Dahulu…
Aku adalah tempat dari ragam hunian
Para makhluk hidup secara berdampingan
Walau singa dan rusa saling berkejaran
Dahulu aku adalah tempat yang aman
Damai dan tentram dari keributan
Hijau dan permai dari kerusakan
Tapi kini…
Langkah kakimu muncul
Sungguh itu terlihat tak ramah
Kedatanganmu melahirkan gundah
Dan ternyata engkau memang berlaku salah
Kau sebut kesenangan sebagai pembangunan
Kau buat kekacauan dan usik ketenangan
Engkau adalah dalang
Dari segala bentuk kebrutalan..
Kau hempaskan benda tajam tuk menggrogotiku
Lemparkan segala limbah tuk meracuniku
Engkau penyebab kehancuranku
Hunian tak lagi aman
Atas kelakuan kalian yang brandalan
Tuhan…Bolehkah ku membalas… ?
Meluapkan amarahkupada makhluk tak berbelas itu

18 September 2019

Friday, 25 October 2019

Review Sinopsis Film Gold : Harga mahal untuk sebuah Kemenangan

October 25, 2019 2


“Kau tidak belajar sejarah, kapanpun kita berselisih orang luar mengalahkan kita.” Kutipan dari manager hoki yang diperankan oleh Akshay Kumar menjadi salah salah satu scene favorit saya kala geram dengan perselisihan yang terjadi antara para peserta hoki. Film ini cukup membuat emosi saya teraduk dengan sikap keras kepala tim dan wakil, hingga manager dadakan Chubby dengan segala tingkah gemesnya, iya sampai di juluki kodok inggris karena menunjukan sikap apatis pada tim sendiri, (gemes jadi pengen cubit jantungnya :D



Film dengan genre olahrga dan sejarahnya ini memberikan gambaran tentang bagaimana perjuangan Tim Hoki dari India yang berlaga di Ajang Olimpiade dengan status negara yang baru merdeka. hingga dengan segala konflik internal yang masih terjadi. Salah satunya kala konflik dua bangsa yang melalui dua agama melahirkan banyaknya islamphoia / kericuhan di india kala itu, dan memaksa para tim pecah. karena mulanya para peserta dari lintas agama. pokoknya banyak banget tantangan Badas  / manager : ( Akshay Kumar) dalam memperjuangkan tim hoki ini, ia harus sabar melawan sikap "Kodok Inggris" yang sempat, menfitnahnya, hingga persilisihan tim yang berulang kali membuat kacau kondisi. Intinya harga sebuah kemenangan itu mahal ya...


Disegi perlombaan, ini bukan sekedar ajang persaingan dalam merebutkan emas, tapi juga salah satu kesempatan india dalam memperkenalkan bangsa kembali dengan perspektif yang baru yaitu mengangkat derajat dan martabat negara. secara mulanya, 20 tahun sebelumnya mereka berjuang atas nama India inggris karena kala itu berstatus negara dijajah bukan sebagai negara merdeka (India) Jadi bisa dikatakan sebagai ajang untuk unjuk diri setelah 3 kali menang sebagai Tim India Inggris adalah usaha india, dan juga gak mau berjuang dibawa jajahan untuk negara orang. maunya menang dengan status negara sendiri gitu.  (Simple nya, mereka ingin menunjukan jikalau, tiga kali menang disaat berstatus India Inggris dulu adalah perjuangan india bukan karena Inggris dan ingin membuktikan mereka bisa menang lagi untuk India, bukan india Inggris. Gituhh) 



Menariknya film ini menjadi film India pertama yang diputar di Arab Saudi.secara kita tahu bioskop baru ada di sana kan, dan menjadi sebuah film terlaris tahun 2018 dengan pendapatan 1,4 M Rupee. Memang film ini keren banget bisa memunculkan sikap patriotism penonton walau saya bukan orang india alurnya dibuat sedramatis mungkin sehingga kita dengan mudah terlarut dalam film yang berdurasi 150 Menit ini.



#reviewfilm #movie #rekomendasifilm #sejarah #histori #Sinopsis

Wednesday, 9 October 2019

Ceklish Target no 15 melalui kegiatan Jelajah Toleransi

October 09, 2019 4

“Saya percaya, kelak akan memiliki segala yang saya Usahakan dan saya Doakan di Hari ini.” Dan akhirnya,  satu persatu doa yang saya tulis  terceklish juga. So, Perjuangkan apa yang engkau mimpikan, karena sesungguhnya engkau juga punya hak  mendapatknya. Semangat!!

Setelah sekian lama mengendap dari layar leptop, akhirnya saya “kembali” dengan cerita perjuangan saya dalam menceklish mimpi saya ke 15. Yaitu Go Nasional waktu kuliah yang berhasil saya lalui melalui Program Jelajah Toleransi yang di selenggarakan oleh @toleransi.id dengan dukungan dari Indika Foudation, United Develepment Program (UNDP) Indonesia dan Uni Eropa. Kegiatan ini berupa jalan-jalan seru ke berbagai penjuru Indonesia untuk merasakan Jelajah toleransi secara langsung hingga belajar membuat konten berbasis Visual. Alhamdulillah banget karena kesempatan Go nasional waktu kuliah paling berkesan, efek nya “dapat.” bingits. Bayangkan terakhir nangis karena perpisahan adalah tamat SMA (Maklum anak boardhing school tiga tahun) tapi kala ikut beberapa lomba yang juga mengharuskan nginap selama seminggu lebih gak sampai nangis, atau setingkat tinggal asrama kampus selama tiga bulan juga gak se emosional gini apalagi kegiatan yang mengadakan jerit malah dengan dalih agar mental kuat ( halah bacot) Saya juga gak bisa nangis diteriaki. Sumpah tapi ini beda banget, pecah tangisan ane mah, imbarat kalau cewek hobi make up luntur maskaranya alias kembali ke pabrik semula wkwkw. Intinya bersyukur banget apalagi setelah mendengar cerita teman-teman yang dulu juga ikut kegiatan yang hampir serupa, di tempat yang sama tapi tidak se mewek ini efeknya.

Nah sedikit cerita ni ya, ( padahal memang lagi sesi curhat ) Kala SMA saya pernah membuat list terhadap Impian saya kelak,  10 tahun kedepan. Dan ternyata secara tak sadar satu persatu target itu mulai terceklish, Alhamdulillah banget jadi makin semangat. Dulu terinpirasi sama Video Danang pembuat jejak apalagi banyak kesamaan antara saya dan dia hiyahiya, tapi masih rahasia kesamaannya, Kalau sudah keluar negeri baru bisa bocorin kesamaannya apa ckckc. Intinya pengen ke tingkat nasional lewat kegiatan apapun. Dulu sempat ikut XL feature Leader tapi setengah jalan macet internet di saat sesi soal Gmat alhasil jadi mager lewat jalur ini. Terus berharap bisa nasional melalui kegiatan Zetizen tapi malah gak bisa edit video (efek malam deadline) padahal tinggal seleksi 5 besar ke nasionalnya. Dan kala ke kesempatan ke tiga akhirnya bisa nasional melalui kegiatan jelajah toleransi, gak nyangka untuk orang yang males ikut lomba kala kuliah bisa kesampaian juga ceklish targetnya, (biasanya lebih ke berburu seminar untuk sertifkat syarat sidang sih, wkwkwk) intinya kalau rezeki gak kemana,  Alhamdulillah usaha tidak pernah menghianati hasil.  
Semoga tersemogakan segala yang dituliskan ini. Amiin...

Kegiatan yang berlangsung selama 10 hari ini, dibagi menjadi kedua lokasi pertama di lokasi wisma kinasih untuk materi jurnalistik  yang berlanjut ditempatkan  lokasi jelajah toleransinya. Jadi ada lima lokasi yang berbeda kala jelajah toleransinya, Ambon, Wonosobo, Palu Batu dan Pangandaran.  dengan jumlah peserta 50 orang, kami di bagi menjadi 10 kelompok. Dan taraaa…  saya mendapat penempatan ke Wonosobo, sebuah tempat yang hampir tidak ada bayangan dari saya terutama melihat kondisi teman-teman yang belum saya kenal, tentu sempat membuat saya bingung, tapi tetap saya husnuzon terhadap takdir saya  pasti bertujuan baik.  Intinya bisa jalan-jalan gratis saja udah senang.

 Sebelum sesi jelajah dimulai kami belajar banyak hal kala di Wisma, mulai dari mindfulness, adaptasi budaya hingga game kekompakan, kreatifitas dan pastinya yang menarik yaitu Guardian Angel dengan Box Love eaaaaa. Merasa ada pengagum rahasia uhuk uhuk walau sudah tahu orang sekamar ckckc. Intinya have fun banget deh, belum lagi sesi yang bikin mewek-mewek. Berjumpa dengan orang yang open minded banget, bahagia kali bisa sharing banyak hal. Apalagi kalau sudah nyaman.  Uuu cayang.


Dan Kala perjalanan penempatan di wonosobo cukup membuat culture shok. Dinginnya air membuat saya pribadi jadi mager ke kamar mandi, Air nya dingin banget sumpah untuk setingkat lantai saja harus pakek kaus kaki, gimana mau mandi coba. Ets tapi tenang kami tetap mandi walau versi air panas sebagai peleburnya wkwkwk. Oya Kedatangan kami disambut hangat oleh masyarakat sekitar,dengan sekolompok anak kecil datang bersorak girang melihat kami, kala itu ketakutan akan culture shock mampu hilang seketika karena Keramahan masyarakat yang  langsung membuat saya nyaman dengan lokasi tersebut, dari sini saya langsung memahami kenapa wonosobo di pilih menjadi salah satu target penjelajahan, dan faktanya memang mereka sangat terbuka menerima tamu yang datang. Toleransi sudah terlihat dari pintu pembuka percakapan kami.  Mereka tidak sekedar melempar senyum ramah tapi juga sangat mengapresiasi kedatangan kami, sambutan hangat datang bersamaan dengan mas Pleci yang menjadi “Google” versi wonoso kala itu. Yeaay
Dilain pihak ada perasaan yang sangat gembira ketika sadar masyarakat sekitar sangat peduli terhadap lingkungan sekitar, tak sekedar terlihat indah karena taburan bunga yang beragam di semua rumah. Tapi juga segala upaya yang telah di ciptakan oleh masyarakat sekitar untuk melahirkan kesadaran kepada setiap pendatang agar ikut peduli terhadap lingkungan, Contoh tulisan yang menghiasi beberapa pot dengan yang membuat seakan setiap tumbuhan berbicara, ”Biarkan saya hidup”  I clean the air your breathed, I can do that for you children too. So Let me live. Bagi saya upaya tersebut cukup berkesan karena untuk masyarakat pendesaan yang sering di labelkan dengan pendidikan biasa tapi mempunyai karakter yang luar biasa. Bahkan untuk tingkat di perkotaan pun jarang ditemukan upaya seperti ini. Desa yang bersih yang cukup membuat saya betah berlama- lama disini sekalipun untuk akses internet terbilang sulit.
Lima hari kami habiskan waktu untuk menjelajahi keberagam di berbagai tempat dengan tingkat toleransi yang cukup  tinggi, kami berkesempatan pergi ke Sekolah luar biasa yang mana para siswa di dominasi oleh muslim 80% nya dan pada kondisi pengajar yaitu sebaliknya, “suster.” dan menariknya para anak anak sangat atusias kedatangan kami, sampai minta biodata lagi hiks hisk jadi pengen punya adik cewek deh.  Kami juga berkesempatan ke desa Gyanti yang dikenal dengan desa sadar kerukunan, pada kawasannya kita akan menemukan gereja dengan jarak kurang lebih 200 meter dari masjid, ada juga pasar pasar Ting Njati yang cukup unik. museum, candi dan masih banyak tempat lain yang cukup panjang untuk saya ceritakan post ini, tapi tenang akan ada post lanjutan per tempat kujungan hehe. karena terbilang banyak lokasi yang kami kunjungi. intinya konten ckkcck 
Perjalanan lima hari ke wonosobo adalah pengalaman terbaik saya kala ini, berjumpa dengan ragam orang, dari berbeda latar, budaya membuat saya merasa layaknya butiran debu. Punya teman baru asli wonosobo yang cukup gemesin dengan tingkah nya membuat saya tidak bisa melupakan tempat yang cukup dingin ini.
Belum lagi sesi perjalanan mendaki yang bikin gemetar buat nulis (serius dingin banget masih kebayang sampai sekarang) untungnya saya cukup kebal sehingga tidak mimisan layaknya ibu dalam perjalanan saya Risfa. Tapi kadang jadi mikir saya bisa gak ya keluar negeri yang kadang suhunya sampai minus??. HADEUH. intinya sangat berkesan ketika berhasil sampai ke puncaknya yang kece badai. gak nyangka ternyata berhasil juga melihat sunrise dari puncak Bukit Sikunir.




Well Lima hari yang berkesan berlanjut kembali ke Wisma untuk lanjut project visualnya. Kala terakhir Hmm saya gk mau cerita isinya mewek semua cuma mau ngucapain makasih buat teman-teman atas perjalanan yang berkesannya. Tetap menyampaikan pesan damai ya… Kapten ingat, kita pernah jelajah bareng terima kasih atas surat, doa dan harapanya, semoga kita bisa berjumpa lagi di lain kesempatan. Sayang kalian banyak-banyak. Ceklish target 15



Well pertama rada bingung sama orang asing ini, tapi sekarang jadi rindu sama keluarga yang beda ibu ini,  sumber : mamat


#kaptentoleransi #merawattoleransi #jelajahtoleransi #storikaptentoleransi 

  





Sunday, 22 September 2019

Perhatikan Persiapan sebelum menuju tempat impian Nanti.

September 22, 2019 0
Judulnya terlihat halu hehe. Tapi begitulah harapan setiap orang yaitu mendapat kejutan perjalanan, entah dari lomba, kerja hingga hadiah dari suami hoho, efek saudara tiba-tiba dapat kejutan perjalanan ke korea dari si “Hubby” . Btw saya juga bisa sih, walau belum nikah. Kalau orang yang belum nikah modal dari lomba atau kerja. Maka saya cukup dengan modal tidur maka sudah bisa keliling semua tempat impian hahaha.


Berbicara dengan tempat impian maka saya mempunyai banyak sekali list entah dari dalam hingga luar negeri. Namun dari sekian banyak list, saya akan memilih dari dalam negeri. Karena salah satu bentuk kecintaan kita terhadap Indonesia ialah menggunakan produk lokal hingga mendalami lebih tentang budaya sekitar, alhasil target saya ialah daerah lokal yang tertuju ke Papua. Well Papua adalah tempat impian di dalam negeri, dengan mempertimbangkan banyak hal. Semisal faktor saya berasal dari pulau paling barat Indonesia maka saya harus menyelesaikan misi ke pulau paling timur Indonesia, saya sudah sampai ke 0 KM alhasil harus sampai juga ke Nol Km versi Timur. Melihat perbedaan culture hingga hingga destinasi wisata yang melimpah ruah, Bayangkan perjalanan bareng doi ke Teluk Karawapop, kyyaa serasa lagi lamaran. Hoho Mohon maap sekali lagi impian.



Adapun perjalanan keluar negeri sayat tertarik dengan Turki. setelah Arab dan Palestina sebagai impian semua muslim pastinya. Turki Adalah sebuah negara yang diapit oleh dua benua, tentunya ini menjadi salah satu daya tarik karena secara sekaligus saya bisa mampir kedua benua hehe. Terlepas dari faktor ini saya tertarik Turki karena ia negara muslim di eropa, jadi saya akan merasa lebih aman. Dan pastinya faktor sejarah yang cukup memukau sebagai mana kita tahu, Turki Ottoman yang pernah Berjaya. Btw saya suka dengan budaya dan sejarah jadi nya ini adalah tempat impian saya versi luar negeri. hihi doain Amin

Sumber Twitter 

Perjalanan keluar negeri selayaknya Turki tentu memerlukan persiapan yang cukup matang terutama jika ini adalah perjalanan pertama kalian untuk mengunjungi tempat impian tersebut. Adapun persiapan yang harus dilakukan kala melakukan perjalanan jauh selayaknya keluar negeri ialah :


List Plan perjalanan


Target dalam perjalanan merupakan hal terpenting yang harus di persiapakan, menimbang kita berada di zona orang tentu perlu persiapan matang selayaknya tujuan, pengeluaran uang , target waktu. hingga penginapan. Karena jikalaau tidak ada , potensi menjadi gembel di negara orang sangat besar.


· Obat-obatan

Jikalau anda punya penyakit bawaan atau bahkan jikalaupun tidak, pastikan selalu membawa obatan penting dalam perjalanan, semisal wanita yang sering nyeri haid tentu harus ada persiapan, obat sakit kepala, obat deman dan segala anak peranakannya. Ingat jangan cari wc waktu sudah kebelet!!


· Asuransi perjalanan

Tentu asuransi sangat lah penting melihat sebagai orang awam di daerah orang. Kita tidak tahu bagaimana kondisi daerah tersebut mengingat kejadian pribadi dosen saya kala pertama kali sampai ke china malah Culture Shock dan wow berobat karena pilek sampai 800 ribu faktor turis beda harga bikin tambah shock penyakitnya lagi, jadinya malah kebeban belum sampai kesana. So aku setuju banget dengan salah satu post di akun @tmipartner sebuah perusahaan asuransi dengan motto liburan bebas cemas, karena kalau cemas, belum sampai sudah duluan lemas.


· kebutuhan elektronik seperlunya.



Membawa banyak barang elektronik tentu akan membuat kesulitan dalam entah faktor berat hingga timbulnya banyak kecemasan, takut hilang rusak. Alhasil kita perlu menyeleksi lagi prioritas elektronik yang harus dibawa, selayaknya power bank mengingat kondisi tidak selalu ada kesempatan charger. Kamera abadikan perjalanan, flashsdik atau hardisk untuk cadangan bahan document hingga memindahkan photo di memori card, headset untuk menemani dari segala kebisingan perjalanan.


· Identitas personal

Identitas tidak hanya dibawa secara manual, tapi Elektrik juga atau cadangan di gmail, google drive jadi semisal segala document penting hilang misal kecolongan, (semoga tidak ) maka kita bisa membukanya melalui pc di warnet. Ya kali kalau masih ada warnet, apalagi diluar negeri wkwkwk intinya ada cadangan jikalau barang kita hilang. Terutama selayaknya Pasport, Visa, Ktp dan dokumen pendukung)  

Sumber ig : @decloverart


· Pedoman perjalanan

Pedoman perjalanan disini bisa berupa peta hingga, kamus saku, jenis hasil browsing sebelum melakukan perjalanan, selayaknya mencari tahu pantangan daerah tersebut. Tempat kantor polisi terdekat hingga kedutaan RI didaerah tersebut. Jangan lupa cadangan uang cash yang sudah dipilah penyimpanannya hingga kartu lokal untuk bisa mendapat akses internet.


· Kebutuhan pelengkap

Nah pada kondisi ini sekalipun bukan prioritas ini beberapa benda ini hampir tidak pernah dilupakan oleh wanita, yaitu selayaknya kacamata ala Abg yang sedang hits berburu view, sanblock agar tidah berubah menjadi zebra, masker, topi hingga dan syal sebagai pelengkap pose kelak, tidak lupa sepatu yang paling nyaman terutama jika perjalanan ala backpacker. 



Nah inilah segala persiapan terpenting dalam perjalanan menurut pengalaman buku yang saya baca hoho, soalnya saya belum pernah keluar negeri masih luar daerah. Mungkin setelah nulis post ini baru bisa praktekin keluar negeri. Aamiin, bosen juga modal ketempat impian dalam dunia hayalan haha.

















Sunday, 15 September 2019

Review Buku Keliling Sumatera Luar Dalam : Modal Tekad dan Nekad untuk Jalan-Jalan

September 15, 2019 0

Hobi jalan-jalan akhirnya membuat saya kepo banyak  buku yang membahas tentang perjalanan, terutama versi hemat layaknya anak rantau hehe. Dan kali ini kesempatan saya menyelesaikan bacaan baru yaitu berupa sebuah catatan perjalanan ala backapacker yang berjudul “Keliling Sumatera Luar Dalam.” Yang tulis oleh seorang jurnalis bernama Muhammad Iqbal.

         
 Sinopsis : Buku dengan ketebalan 211 ini mengambarkan Perjalanan sang penulis terhadap banyaknya keinginan dalam pikiran yang belum terpenuhi. Hal inilah yang menampar mimpinya ditengah malam untuk meraihnya. Dan akhirnya keinginan mengelilingi sumatera telah diputusklan. Perjalanan dilakukan ala tekad & modal nekad. gaya perjalanan backapacker membuatnya harus berpikir ekstra untuk menghemat uang, sebisa mungkin terutama mengingat targetnya yaitu mengililingi sumatera. Ia mulai mencari kenalan disetiap kota, berubah menjadi emak-emak yang pinter nawar (alias pelit) hingga berjalan belasan km (Mungkin puluhan tapi saya pikun hehe) Intinya pantang nyerah deh.

Kelebihan buku ini ialah berhasil menyajikan kondisi sumatera dengan gaya bahasa jurnalis banget, alia detail. Hal inilah yang membuat saya sebagai pembaca dengan mudah mendapat bayangan terhadap daerah yang ditapaki. Terutama penulis menjelaskan unsur lokal didaerah sumatera yang masih cukup jarang ditampilan sehingga para pembaca dibuat berimajinasi setingg-tingginya terhadapat bayangan asli daerah tersebut, Buku ini juga dilengkapi info penting selayaknya tempat wisata, info rute dan tiket jadi cukup membantu sebagai pengingat.


Kekurangan :  terlepas dari kelebihan buku ini kurang menyajikan banyak photo, sehingga saya betul-betul dipaksa untuk berimasjinas daerah terpencil dikawasan yang dijelajahi, disisi lain gaya bahasa yang cukup jurnalis hingga  rapi membuat saya serius kala membacanya. (Faktanya memang begitu karena bukan genre komedi, maklum selera orang berbeda) Soalnya saya lebih suka kisah yang agak kacau tulisannya alias yang banyak lawaknya. Maklum sedang mencari bahan tertawa setelah ia menyakiti saya, akwkowkwo (mohon maaf lagi hoyong)

Buku ini cocok banget bagi kalian yang ingin berpergian ala backapacker terutama belajar hematnya. Hal yang paling saya ingat dari bagian buku ini ialah Teori Law of Attraction “Semakin kita berkeinginan dan mengucapkannya maka sesuatu itu semakin mungkin terjadi.” Akhir kata buku ini cukup memotivasi untuk memcintai Indonesia dengan konsep mengenal secara lebih setiap keragaman di daerahnya.    

#Review  #Reviewbuku #books #rekomendasi #booklovers

Friday, 13 September 2019

Review Sinopsis Battleship Island : "Alasan Penjajahan harus dihapuskan"

September 13, 2019 2


Bercerita dengan sejarah, ia adalah salah satu kegemaran saya yang masih bertahan sampai saat ini, terlepas sejarah Indonesia, saya juga tertarik dengan sejarah luar negeri yaitu selayaknya tokoh penting, hingga hari bersejarah. Dan kali ini beruntungnya saya mendapatkan sebuah film yang mengisahkan tentang perjuangan dalam membebaskan diri dari penjajahan. Sebut Saja “Battleship Island.”

Sinopsis : Film dengan genre history ini menggambarkan kisah kelam orang korea yang kala itu dijajah oleh jepang. Dalam film ini Jepang melakukan kerja paksa terhadap rakyat korea yang diangkut dari antah berantah asalnya dan dibawa ke pulau Hashima untuk menjadi tukang tambang dengan embel-embel gaji yang tidak sesuai dan berimbas ternyata ditipu alias tidak digaji dan untuk kondisi perempuan dipaksa menjadi wanita penghibur. Menariknya Film ini tidak sekedar menceritakan sudut patriotisme rakyat terhadap kebebesan dari penderitaan, tapi juga perjuangan ayah (Hwang Jung-Min berperan sebagai Lee Gang-Ok) untuk melindungi anaknya (Kim Su-An sebagai Sohee). Selain cinta seorang ayah, ada juga bumbu pelengkap mafia yang diperankan So Ji Sub dengan alur kisah percintaan yang tragis.

       Sungguh film ini berhasil membuat saya secara emosional tersentuh, karena sistem kerja tersebut mengingatkan saya pada kerja paksa rodi yang terjadi di Indonesia sendiri terkhusus pada masa penjajahan Belanda. Beda kondisi yang berada di dalam pulau terpencil sehingga terlihat mustahil untuk melarikan diri dari tempat tersebut terutama karena faktor adanya penghianat dari dalam. 


Permasalahan tidak berhenti disini, berlanjut kala jepang diambang kekalahan melawan sekutu hingga berniat menghabisi semua tawanan yang bisa menjadi saksi kejahatan mereka di dalam pulau itu. mendengar berita tersebut Song Jong Ki yang berperan sebagai Tentara dengan menyamar menjadi salah satu pekerja tambang mencoba membebaskan mereka semua yang terjebak dipulau tersebut sebelum dilenyapkan. Perpecahan berlanjut sengit, pertempuran pun tidak bisa dielakan. 


Film dengan durasi waktu 135 menit ini sangat direkomedasi untuk kita semua, terutama sebagai pengingat hingga belajar menghargai sejarah perjuangan dan pasti nya untuk mempertegaskan betapa kejamnya penjajahan, Akhir cerita film ini menggambarkan kepada kita, mengapa penjajahan harus dihapuskan!!










#Reviewfilm #rekomendasifilm #koreamovie #movie #review