Penampakan kota takengon dari atas Bur Telege
Inia lutarfus
March 26, 2020
39
Bagi saya Takengon imbarat Dieng, Kota dingin yang berada di atas awan. Tempat ini terkenal bukan sekadar suhunya tapi juga danau laut tawar yang cukup menawan, eaaakk.
Januari lalu saya berkesempatan mengunjungi Takengon. Perjalanan yang tak singkat membuat saya menginap dengan harapan bisa mengintari banyak tempat. Dan yang pasti Danau laut tawar yang menjadi ciri khas kota dingin ini. kami sekeluarga sampai ke takegon sore, dan itu membuat saya langsung mencari penginapan sebelum mencoba jalan-jalan sekedar melihat danau yang berada tepat di tengah kota ini. Sialnya karena terlalu iseng mencoba mengitari danau berakhir sampai magrib ke penginapan. Itupun misi kami memutari waduh ini gagal total. Hari pertama kurang beruntung : coba lagi, kalau kata permen ciuman yak.
Dan karena merasa gagal pada h-1, saya mencoba mencari tempat wisata favorit di sana dan menemukan sebuah tempat yang cukup menarik dan cocok bagi kalian para pemburu view cantik ala keginian dari alam. Namanya Bur telege.
Bur telege sendiri merupakan sebuah tempat wisata bukit yang istilahnya diambil dari Bahasa gayo. Bur berarti Puncak atau bukit Sedangkan Telege berarti telaga, konon dipuncak terdapat telaga yang katanya airnya tidak pernah kering bahkan saat kemarau melanda, sehingga tempatnya sangat terkenal.
Perjalanan kesana dari lokasi penginapan saya memang terbilang dekat, namun efek pendatang jadi nyasar dan alhasil sampai sana jam 10 huft, belum lagi Perjalanan mendaki cukup bikin dagi dig Dug karena tanjakaan yang dibarengi dengan tikungan yang cukup membahana ngeri alias ekstrim cuy, syukur kala itu kami pergi dengan mobil pribadi bukan bus, (sumpah gak kebayang kalau bus nya naik gimana) hebatnya lagi ada yang menggunakan sepeda, suer gak kebayang otot kaki sebesar apa ckckc BTW pemandangan dalam pendakian menuju bur telege juga cukup cantik hamparan kota terlihat jelas dalam cenat-cenutnya perjalanan.
Dan Taraa.. akhirnya kami sampai di lokasi. Dengan penampakan pohon pinus yang menjulang gagah menyambut kami disebelah selatan. Segala kreasi spot foto indah tertata rapi, disana juga tersedia model baju untuk disewakan seperti kain khas gayo, hingga ntah kenapa saya merasa nyasar baju khas jepang lengkap dengan payungnya untuk foto-foto ckckck. Dan untuk pemandangan yang paling indah yaitu sajian dari kota takegon sendiri yang dihimpit danau luat tawar. Bagus banget pokoknya, sejujurnya saya jadi bersyukur sampai di lokasi jam 10 karena kondisi dan posisi cahaya matahari sedang bersemi indahnya menemani perjalanan kami, oya
kedatangan kami tak lupa disambut oleh tukang parkir seperti biasa ckckck, dengan tarif mobil 10k dan motor 5k dan untuk masuk ke lokasi kalian harus merogoh koceh saku 2000 sebelum mulai mendaki ke puncak bukit yang mempunyai jarak kurang lebih 200 dengan ketinggian akhir 1250 mdpl . Kalau orang tua mungkn bisa tunggu di parkiraan karena selain spot nya yang juga cukup menarik tersedia jajanan untuk yang tidak mendaki karena faktor umur
kedatangan kami tak lupa disambut oleh tukang parkir seperti biasa ckckck, dengan tarif mobil 10k dan motor 5k dan untuk masuk ke lokasi kalian harus merogoh koceh saku 2000 sebelum mulai mendaki ke puncak bukit yang mempunyai jarak kurang lebih 200 dengan ketinggian akhir 1250 mdpl . Kalau orang tua mungkn bisa tunggu di parkiraan karena selain spot nya yang juga cukup menarik tersedia jajanan untuk yang tidak mendaki karena faktor umur
Dan untuk kalian menginap yang gemar camping, kalian bisa dengan menyewa tenda seharga 50k dan menikmati keindahan dari gemerlapnya malam kota takegon di bukit yang berhasil disulap ini. Tempat ini sendiri Pertama kali di buka tahun 2017 , dan cukup meledak pada tahun 2019 hal tersebut adalah inisiatif dari para pemuda gampong yang mencoba alih fungsinya, bahkan jauh sebelum berubah tempat wisata tempat ini pernah dijadikan lokasi mabuk yang kini beralih fungsi hiburan dengan pengunjung bisa mencapai 1000/hari. Uwooo. Dan menariknya lagi, di sana telah berdiri sebuah monumen setinggi 2 meter lebih yang menjadi bukti perjuangan rakyat Takengon melawan penjajah Belanda.