Thursday, 11 February 2021

Yuk intip, Primadona Pulau Banyak Yang mempesona. Dijamin kamu bakal betah disana.

February 11, 2021 12
     Tahukah kalian? Selain terkenal dengan julukan Zamrud Khatuliswa, Indonesia juga terkenal dengan julukan 1000 pulau. Hal ini dikarenakan jumlah pulau Indonesia terhitung cukup banyak, bahkan menjadi salah satu negara dengan pulau terbanyak di dunia. Adapun salah satu referensi menyebutkan kita berada pada urutan ke lima di dunia dengan jumlah pulaunya yang mencapai 1700 lebih! Wow. Jadi, tak heran jikalau kalian mendengar sebuah tempat di beri nama kepulauan seribu bahkan kepulauan banyak. Ets, tapi antara kedua tempat ini berbeda lokasi lho.    
Mulanya saya berpikir sama, tapi ternyata prediksi saya meleset jauh kala jemari saya berselancar ria di media sosial. Kepulauan seribu adalah salah satu kecamatan yang berada di provinsi Dki Jakarta sehingga cukup ramah di telinga masyarakat Beda dengan kepulauan banyak. Ia imbarat pulau perawan yang berlokasi di Aceh provinsi saya sendiri. tepatnya di kabupaten Aceh Singkil. Kawasan ini masih terlihat asing dan baru lahir setelah media sosial ada saat ini.
     Kepulauan Banyak atau yang lebih akrab dengan kata pulau banyak merupakan gugusan pulau yang terdiri dari 63 pulau besar dan kecil di sebelah barat pulau sumatera. Tempatnya berbatas langsung dengan samudra hindia dan cukup dikenal karena keindahan dunia bawah laut hingga spesies penyu hijaunya. Jadi tak heran, jikalau tempat ini menjadi salah satu rujukan wisata bahari selain Sabang dan Lampuuk di daerah Aceh.
Adapun akses menuju ke Aceh singkil melalui dua arah, yaitu dari medan dengan jarak tempuh 7 jam Sedangkan dari Banda Aceh mencapai 16 jam. selanjutnya dari lokasi Aceh singkil kepulau banyak (Desa Pulau Balai ) memakan waktu 4 jam sehingga jikalau berangkat dari Banda Aceh, genap 20 jam dalam perjalanan. Hmm terlihat melelahkan bukan? Tapi, lelahnya dalam perjalanan akan tergantikan ketika kalian sampai di lokasi dan menikmati pesona alamnya yang sangat megah dan menawan. Serius saya tak hiperbola. Kalian harus melihat bagaimana indahnya sunset sore di desa wisata Pulau Balai, Belum lagi pemandangan dari jembatan Balaibung yang cukup memukau. Faktor kaya akan keragaman juga memberikan kesempatan bagi kalian untuk belajar sejarah dan budaya pulau banyak sendiri dihuni dari beragam suku seperti Suku Aceh, Minangkabau, Batak, Hingga Nias.

Menariknya lagi nama-nama pulau di sini terbilang cukup unik, bahkan beberapa mewakili ciri khas pulau tersebut seperti pulau biawak ,penyu, panjang dan tak menutup kemungkinan jikalau di sana ada pulau buaya putih, secara hewan ini menjadi ciri khas daerah singkil. Makin kepo kan? Sayangnya kala itu waktu kami cukup terbatas, sehingga kesempatan untuk mengelilingi semua tempat wisata di pulau banyak terlihat mustahil untuk waktu sehari. Alhasil, kami hanya pergi keberapa tempat wisata yang menjadi syarat sah kalau kalian sudah sampai ke pulau banyak. Sebut saja primadona pulau banyak. karena terlalu luar biasa jikalau kalian mampu mengelilingi 63 pulau disini sedangkan penduduk lokal saja, yaitu selayaknya masyarakat Desa Pulau Balai ada yang belum “khatam” untuk kawasan sendiri.

        Nah, adapun Primadonanya pulau banyak yaitu selayaknya Pulau Rangit. Ia menawarkan pemandangan laut yang sangat indah melalui perpaduan warna laut biru dengan toska nya dari atas ketinggian mercusuar. Menara ini sendiri menjadi ikon khas pulau rangit kecil yang paling diburu turis untuk berselfi ria dari atas ketinggian nya yang mencapai 35 meter. Tinggi sih.. tapi, lelahnya langkah dalam melewati ratusan anak tangga akan terobati setelah kalian melihat sendiri keindahan tempat ini. Kala itu cuaca ikut mendukung perjalanan kami. Sehingga, hamparan birunya laut barbanding lurus dengan birunya langit. Sangat cocok untuk para instragramer berhunting ria. Adapun jarak tempuhnya dari Pulau Balai memakan waktu kurang lebih 30 menit.
        Berlanjut dari Pulau Rangit kecil, kami diarahakan ke sebuah pulau Mini yang ternyata tak kalah menarik, Sebut Saja Baby Island, pulau ini dipenuhi oleh puluhan burung camar yang tak menetap, Hal ini bisa dipastikan karena tak ada satupun tumbuhan dan pohon yang hidup disini. Alih alih tak tahu, ternyata Baby Island ini adalah sebuah pulau baru yang muncul tahun 2017 lalu lho, konon ia sempat menghilang saat gempa dan tsunami menerjang Aceh tahun 2004. Uniknya lagi, dalam satu referensi disebutkan ia hanya muncul 2 jam sekali sehingga sungguh beruntung kami berkesempatan bisa menginjakan kaki dipulau pulau yang memiliki luas 4x5 meter ini. (padahal random jadwalnya sudah di atur begini sih, hehe)

         Kala itu, perjalanan kami berakhir di Pulau Panjang. beda dengan dua pulau sebelumnya, tempat di desain sedemikian rupa untuk menarik para wisatawan. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya penginapan, hingga kafe untuk bersantai sambil menikmati keindahan laut birunya hingga pantai. Namun disisi lain, suasana pulau yang bisa ditempuh 20 menit dari pulau Balai ini terbilang cukup sepi kala itu, entah karena memang belum cukup banyak yang tahu atau faktor masa pademi. Padahal disisi lain diberitakan mencapai 500 pengunjung perhari. Hmm positifnya, hal ini membuat saya betul betul menikmati liburan dari hiruk keramaian. Serasa menjadi Johnny Deep yang punya pulau pribadi, menarik bukan? Bahkan perjalanan pulang pun, keindahan masih setia mengiringi kami.

         Hebatnya lagi berwisata ke pulau banyak tidak berhenti disitu, masih banyak sekali sajian alam yang belum ditampilkan, terutama keindahan bawah lautnya. Bagi kalian pecinta wisata dalam air pulau Palampak adalah pemberhentian kalian, tempat ini juga disebut sebagai Basecamps pos diving center pulau banyak yang berlanjut. Dengan opsi lain selayaknya Gosong Langkek, Gosong Kapalo da Gosong palendang yang mempunyai ciri khas sendiri dari keindahan bawah lautnya.
         Adapun kalian yang gemar berselancar maka pulau Bangkaru dan Ujung Lolok adalah tujuannya. Kabar baiknya, setelah kesuksesan festival kepulauaan banyak tahun 2019 lalu, pemerintah akan kembali menyelenggarakan festival ditahun mendatang dengan pergelaran yang bakal lebih meriah dari tahun sebelumnya. Tentu kalian tak ingin melewatkannya, terutama info terbaru UED tertarik untuk melirik Pulau banyak dalam melakukan investasi di sektor parawisata. Duh, gak kebayang gimana wow nya pulau Banyak nanti.


#Wonderfulindonesia @wisataaceh #indonesiaindah #aceh #acehsingkil #pulaubanyak #kepulauanbanyak

Monday, 26 October 2020

Hasta aqui hemos ilegado. (Kita Sudah Sejauh Ini)

October 26, 2020 7

   


btw hak cipta gambar @satriocandra_ model @_khalid.syah
  Konon, penggunaan kata takdir sering kali harus melalui momen dramatis, yang dibawa oleh kata kebetulan. Tapi kali ini, istilah kebetulan sangat melesat jauh kala saya menyadari makhluk tua beroda 4 ini kambuh asmanya sampai 12 kali uhuk. Sumpah ini terlalu dramatis untuk sebuah kisah nyata yang menjadi perjalanan perdana bagi mereka dengan menggunakan l300.  Kala itu rombongan saya melintas lebih awal sehari dengan kendaraan yg berbeda, sehingga segala pernak Pernik perjalanan unik mereka tidak saya alami. Saya tidak ingin bersikap kesetanan dgn berkata syukur saya tidak mengalaminya, nyatanya perjuangan saya baru dimulai dikemudian hari. Hasta aqui hemos ilegado. kutipan ini terlintas pertama kali dalam perjuangan mereka yang sedang menghadapi mood swing nya si tua l300 karena study kasusnya sama alias mogok, jadi kisahnya ini kutipan ini saya dapatkan disebuah film perjalanan yang berkisah sekelompok sohib bandit pergi melintasi gurun pasir untuk menjenguk teman lama yang sedang sakit, mereka mengunakan mobil butut yang pernah  digunakan dalam perjalanan kala muda dulu. sialnya mobil tersebut malah mogok ditengah padang pasir dan hampir saja mereka mati, namun ditengah jalan kala mereka hampir menyerah, salah satu  sadar "Aku tak mau mati konyol, kita sudah sejauh ini" akhirnya mereka berinisaitf memperbaiki mobil dengan segala cara agar mobil itu kembali nyala. gitu lho. Tapi, nyatanya tidak pada penepatan yg tepat. Ini lebih dari haluan anak wattpad, dengan kisah yg bisa ditebak ending tanpa di spoiler. 
     

    Huh. Sungguh perjuangan sebenarnya baru di mulai kala kami sudah berkumpul semua, yaitu tepat saat musim hujan sedang semaraknya memeriahkan lautan. kami melakukan perjalanan menggunakan kapal, dengan doa yang tak lupa dibarengi bekal story ig sebagai syarat anak hits jaman now. segala perlengkapan dan kabar keberangkatan sudah tersampai melalui jejaring sosial kepada sanak famili dirumah, topi, dan kacamata pun menjadi bahan wajib kala itu lima menit sekali cekrek. tak lupa Dadah dadahan untuk memunculkan keramahan pada para nelayan kami lakukan sebagai bentuk apresiasi kegembiraan keberangkatan kala itu. Sumpah bahagia kali awalnya walau kemudian ada yang sampai muntah 20 menit setelah perjalanan, siapa lagi kalau bukan si anak antimo huhu buka saya ya pemirsa sumpah bukan saya yang muntahnya walau saya mabuk kapal kala itu 😂 . 

      Dan tiba-tiba sang nahkoda memutar haluan, kala perjalanan sudah memasuki dua jam "lah kok balik?" Setengah heran kami bertanya. "Nampak badai dari jauh", duh gusti dan tahukah kalian sebernarnya apa yang lebih parah dari badainya?? Adalah berita dalam beberapa menit sudah memenuhi beranda ig dengan kalimat hiperbolanya. "Ombak berkecambuk lantaran angin kencang sehingga kapal terombang ambing".Ya Rabbi Padahal disisi lain ada yang sempat-sempat nya ketiduran. Dan kalau ada ombak gak sampai terombang ambing karena hujan, jadi secara ilmu anak laut eh anak pelaut katanya mendingan begitu jadi hujannya mukul angin (gak kebayang kalau emak ane baca), kami memang takut ombaknya tapi lebih takut hujannya yang cukup deras, demam, bau jemuran gak kering itu berabe banget sumpah, gak jadi ke pulau banyak sampai muntah di tengah laut. akhirnya kami kembali  dan gantian para nelayan yang dadahin kami kali ini, saya tak tahu apakah ini ejekan atau ucapan selamat datang versi baru😂


   Dan berlanjut perjuangan kami belum berakhir, besoknya tapak kaki sudah berbunyi di jalanan subuh hari untuk menghindari kala kesiangan, berbekal niat yang tulus dan gak mau story dulu akhirnya kami berangkat lagi, Dan dihari kedua gelombang mulai terasa bikin dag dig sekalipun kala itu tidak hujan, dan sudah pernah kejadian hari sebelumnya tapi tetap saja masih serasa takut haduh serasa naik kora-kora jadinya. namanya juga ngelawan arah jadi beresiko. Kami masih takut karena hari ini tidak hujan, sehingga gelombangnya betul terasa, tapi sisi lain kami mau ke pulau banyak, sehingga setengah takut kami tetap berharap kapalnya gak putar balik kayak kemarin, Btw kala itu kata putar adalah sebuah kata horror yang paling kami hindari. Tapi akhirnya kata itu tersampaikan “Kita putar” wkwkw masih keingat ekspresi kemarin. Kecewa, bingung sampai pasrah. belum lagi penasaran media kemarin update lagi ternyata haha, parah memang tu kayak lambe jadinya, tapi masa bodoh yang penting emak gk baca sudah aman. Adapun  mengingat waktu yang banyak terbuang percuma  mempertimbangkan tiket dan segala peranakanya akhirnya dalam keadaan terpaksa kami melakukan plan cadangan yaitu melakukan pengabdian di kawasan aceh singkil. 


btw semua photo hak cipta @satriocandra_

Namun disi lain keinginan ke Pulau banyak masih menggiang di kepala, Hingga suatu ketika big bos mita bertanya, "kalian gimana masih mau lanjut apalagi yang self funded, karena kita bakalan nambah hari  karena mau coba sekali lagi, alhasil kalian yang self bakal nambah lagi pengeluaran, dan saya selaku self funded langsung teringat dengan quotes kemarin "Hasta aqui hemos ilegado. KITA SUDAH SEJAUH INI, gak mungkin gue mundur, uang bisa di cari pengalaman gak bisa dibeli, kalau gak sekarang kapan lagi, gak ada jaminan bisa sampai ke pulau banyak lagi kalau gak saat ini"akhirnya lanjut, walau masih semi ngutang wkwk soalnya harapan untuk kesana masih stonk banget.  

Ini kak andin gais
    Namun disisi lain salah satu harus mundur untuk mencoba lagi kepulau banyak, mengingat sumpah dokternya dalam berapa hari ini namanya kak Andin, beliau sekamar bahkan sedivisi dengan saya, sehingga terasa banget perjalanan jadi tak lengkap. Semoga ada kesempatan jumpa lagi kak andin. miss you so much. Btw tahukah kalian, setelah segala bumbu2 pelengkap drama pengabdian memenuhi kuali, akhirnya diperjalanan ketiga kami sampai ke lokasi. Dan tempatnya pun kece badai keren, gak nyesel pokoknya minum antimo banyak-banyak kemarin wkwkw, belum lagi bisa lanjut belajar budaya baru yang bertepatan dengan acara tolak bala di kawasan sana. suatu yang gak nyangka banget pokoknya, karena kalau yang ke tiga kali gak berhasil berarti dalam adab silaturahmi suruh pulang, gk usah coba lagi, kayak ketuk pintu rumah orang wkwkw. Oya masih kepikiran sama media kemarin, ada nulis berita apalagi ya, setelah drama berkepanjangan kami mereka ikuti, apakah ada berita positif yang bisa ane pamer ke sanak family?. atau mengadopsi sistem bad news is good news. mencari judul buruk untuk menarik empati readers. terutama kami sampai ke pulau banyak dengan personil tak lengkap ternyata, takutnya judulnya lebih majas hiperbola lagi jadinya alias lebih lucknut.  "Niat baik pengabdian, seorang mahasiswi cantik gugur ditengah perjalanan setelah terombang ambing dua hari ditengah lautan." " 

 #JelajahBudaha #PENGABDIAN #IndonesianMilenialOfChange

Friday, 11 September 2020

Eksistensi Aceh dalam membingkai keragaman

September 11, 2020 20

 Bagi saya gambar ini bukan sekedar cerita tapi bukti keberhasilan toleransi di daerah saya sebut saja Peunayong, kota ragam budaya. Tempat ini disebut juga sebagai jalur pertama kedatangan para etnis tionghoa ke Aceh dengan maksud berdagang yaitu pada abad ke-13 dan menariknya menurut cerita terdahulu kata peunayong sendiri bermakna gabungan kata dari bahasa Aceh dan Cina yang kala itu di salah pahami, memang keragaman bukan sekedar terlihat dari etnis, agama dan budaya tapi bahasa pun telah di wakilkan pada nama tempat tersebut. Hal ini seharusnya cukup bisa mematahkan stigma orang-orang yang melihat Aceh sebagai tempat yang rawan atau intoleran karena bagi saya sifat intoleran itu karakter personal atau sekelompok oknum sehingga saya tidak setuju jikalau sebuah daerah yang menanggung nya. Nyatanya toleransi diAceh telah lahir berabad-abad yang lalu bahkan sebelum media hari ini mengkampanyekannya. Cakra donya adalah salah satu bukti keberhasilan hubungan yang dibangun antara kerajaan aceh dgn china kala itu. Toleransi telah lahir dari dulu, namun selalu ada keladi yang memperkeruh kondisi selayaknya minyak di antara lilin yang terang.Kata Aceh sendiri dipercaya sebagai gabungan dari keragaman orang Aceh yaitu Arab China Eropa dan Hindia karena faktor lokasi Aceh yang cukup strategis. Jika ingin melihat orang yang berperawakan Eropa maka mampirlah ke Lamno dan jika ingin melihat masyarakat Cina mampirlah ke Peunyong. Terlepas dari perbedaan agama Suku dan bahasa dalam mayoritas bingkai Syariah, kami menjaga dan menghargai perbedaan. mereka mendapat hak dan perlakuan sama. Saya percaya sifat toleran ada diantara kita semua karena nenek moyang kita adalah bangsa yg bijak, yg perlu kita lakukan ialah merawatnya. karena Merawat toleransi ibarat menjaga Masa depan negeri. Aceh damai sabee.


Sunday, 16 August 2020

Baju Karnaval

August 16, 2020 3
Dalam rangka memperingati Kemerdekaan ke 75 akhirnya saya berinisiatif untuk mempublish cerpen perdana saya dulu kala ikut lomba, kebetulan juga faktornya tentang HUT RI jadi anggaplah hadiah saya untuk bangsa ini, Inia lutarfus )







     Langkah kaki berkejaran terdengar di alun-alun perkarangan. Cuaca yang tidak bersahabat, diiringi dengan tapak sepatu yang cukup uzur juga tidak membuatnya lelah dalam berlari. Ia masih semangat, selayaknya terik sang surya kala itu. Bahkan semangat 45 nya kini semakin bergejolak, kala sadar pintu rumahnya mulai terlihat dari kejauhan. Langkah kaki itu semakin meningkat lajunya, dengan garis bibir yang kini mulai melengkung. Ia tersenyum melihat ke arah rumahnya sebelum berhasil membuka pintu. 

Kreek … “Assalamualaikum ummi..!” Suara dercit pintu terdengar dalam lelahnya nafas yang bersahutan. Ia melirik ke arah sekeliling sembari membuka sepatunya. Tangan kirinya bergerak lihai melepas tali sepatu dengan piala di tangan kanannya. 

“Ummi dimana, Maryam pulang!” ia berteriak kembali dengan melirik sekeliling ruangan mencari ummi, dan berakhir mendengar sahutan dari dapur. 

“Waalaikusalam. Maryam ummi sudah pulang rupanya” kata ummi dalam posisi mengaduk sop. Kini Maryam langsung berpindah haluan menuju dapur dan dalam sekejap ia sudah dalam posisi memeluk umminya dari belakang. 

“Lah kenapa ini tiba-tiba datang meluk.” ummi yang terkejut langsung melirik sepasang tangan mungil yang memeluknya sembari memegang piala mungil ditangan kanannya.

“Maryam menang lomba tadi di sekolah” ucarnya lincah sembari menunjukan piala. 

“Wah pandai sekali rupanya anak ummi, lomba apa ini?” Kata ummi tidak kalah gembira. 

“Lomba Baca puisi, dan hadiahnya botol minum katanya sembari menunjukan botol minum bermotif panda yang sedang melambaikan tangannya. 

“Dan karena menang lomba ini Maryam mewakili sekolah untuk lomba baca puisi 17 Agustus nanti. Selayaknya hero yang sedang naik daun Maryam mulai menceritakan panjang lebar proses pencapaiannya kali ini. Ia bahkan sudah mengambil posisi lesehan dengan baju seragam yang masih menempel di tubuhnya. Lelah terlihat asing kala itu. Hingga membuat ummi tidak tega menghentikan ceritanya yang mengebu-mengebu. Di akhir cerita Ummi merespon dengan cukup bangga kisah heroik versi anaknya. 

“Alhamdullilah Memang anak ummi semuanya hebat-hebat, apalagi yang satu ini masih kecil sudah berprestasi“ Maryam tersenyum puas mendengar tanggapan umminya.

“Ia dong. Kecil cabe rawit kan ummi hehe, Oia Maryam 17 Agustus nanti, Maryam Ikut Karnaval baju adat Aceh ya”. Katanya yang kini telah berdiri. Dan seketika mimik wajah Ummi berubah. 

“Hmm gimana kalau baju dokter saja, soalnya kalau baju adat Aceh susah waktu sesi jalannya, pakek high heels, belum lagi panas karena bajunya,” bujuk Ummi. 

“Gak mau dokter, Maryam maunya baju adat.“ 

“Tapi nanti Maryam kepanasan gimana, jalannya kan jauh sampai satu km”

“Tidak masalah ummi Maryam sanggup, Maryam gak mau pakai baju lain selain baju adat pernikahan atau Maryam gak mau ikut kalau bukan baju adat.” Suaranya terlihat kecewa dalam langkahnya yang menghilang dari dapur. ummi hanya menghela nafas, sembari membalikan posisinya lagi. Hingga Bang Amar datang dari bilik kamar mandi dengan air wudhu diwajahnya.“Kenapa tadi ummi, Amar dengar tadi ada suara ribut ?”

“Maryam ingin pakai baju adat waktu karnaval nanti, sedangkan ummi sedang tidak punya uang nak, tadi saja beli beras setengah karung supaya bisa beli ikan untuk kalian makan hari ini, mana bisa mikir sewa baju karnaval. Make up sudah 100 ribu harga, belum lagi baju. Pasti diatas 200 ribu” Amar terdiam, rasa buntu muncul dalam lamunannya.

“Sudah tidak perlu dipikirkan, nanti juga baikan kalau lapar. Kamu shalat terus sana, jangan sampai telat.” 

“Eh iya” ucapan mi memecahkan lamunannya. Ia pun meninggalkan dapur secara hening, dalam kebingungannya memandangi ummi yang cukup uzur memikirkan perkara itu.

                                                                        *****

"Adik abang lagi ini.” Amar tiba-tiba muncul dalam celoteh Maryam dengan kucing orennya. Namun hal itu tidak bisa membujuk raut wajah gadis 10 tahun ini, Ia masih terdiam dengan tangan yang tidak hentinya membelai si “Comeng.”

“Sudah makan? ummi masak enak lho sama ada perkedel kesukaan Maryam,” Ia masih terdiam, hingga membuat Amar kembali bertanya. 

“Maryam marah sama abang? padahal abang tadi sudah ambil sepeda Maryam dibengkel, jadi Maryam besok tidak perlu pergi sekolah jalan kaki lagi, masak tidak ada ucapan terimakasih, malah marah dengan abang.” 
“Bukan begitu Maryam lagi kesel aja jadi males ngomong, makasih sudah ambil sepeda Maryam di bengkel,” kini ia mulai merespon walau masih dalam nada yang terpaksa.“Kesel kenapa, cerita sama abang, mana tahu bisa abang bantu…?” kini Abang bertanya seakan tidak mengetahui alur masalah yang telah terjadi. 

“Maryam ingin pakai baju adat waktu karnaval nanti, tapi ummi tidak izinin malah suruh pakai baju dokter, alasan panas, capek, Maryam kesal karena Maryam ingin banget,” Kini ia mulai berani menumpahkan cerita kepada abangnya. 

“Tapi betul kan kata ummi baju adat pernikahan itu bakal “rempong” belum lagi pakai belum lagi panas nanti. Kalau gak mau pakai baju dokter gimana kalau baju pejuang?, karena17 Agustus itu memperingati kemerdekaan negara, jadi cocok karena kemerdekaan kita hasil dari perjuangan mereka para pahlawan. Kata bang Amar mencoba membujuk“Abang inilah, sedikit pun gak dukung Maryam. Maryam ingin banget walau panas atau rempong, Maryam malu tiap karnaval selalu berdiri dibelakang, Maryam ingin berdiri di depan karena selalu diledekin Tantri Tiap karnaval kayak semut hilang tidak nampak. cuma yang pakai baju pengantin yang paling disorot karena berdiri didepan.“Oh itu masalahnya toh, jadi Maryam ingin disorot juga? 

“Bukan masalah disorot tapi berdiri didepan, Maryam mau nunjukin kalau Maryam bisa berdiri dalam kawasan barisan terdepan waktu karnaval karena cuma yang pakai baju penganti yang berdiri di depan, pejuang ditengah sama aja kalau begitu Maryam tetap dibelakang dan tidak kelihatan kayak semut nanti.” 

“Ya Rabbi jadi cuma masalah di depannya??” Kini Bang Amar tertawa melihat kelakuan adik semata wayang yang sangat polos.” 

“Nyesel Maryam cerita sama abang” kembali wajah nya terlihat masam.
“Haha, kalau masalah ingin berdiri didepan itu mudah, Cuma yang abang sayangkan ialah karena niat maryam yang sudah salah, niat Maryam berdiri didepan bukan karena suka tapi karena persaingan sama kawan sekolah saja kan?” Maryam menunduk.

“Abang bukan tidak berpihak sama Maryam, abang cuma tidak ingin adik abang salah niat. Kalau diladenin, besok dia akan semakin benci dan semakin beramibisi ngalahin Maryam, Dan Maryam akan semakin sulit karena meladeninya. Itulah kenapa kita terkadang harus belajar berlapang hati. Karena tidak semua hal harus ditanggapi. Beberapa hal harus dilepaskan untuk menyelematkan banyak hal. Semisal Ambisi yang bukan pada tempatnya.” Maryam masih terlihat membisu. Bang Amar kembali berucap. “Tapi kalau Maryam gak mau juga gak masalah, abang cuma ingatin, cuma kalau mau denger saran abang jangan baju adat. Melihat juga kondisi bakal kepanasan dan kecapean demi menuruti hawa nafsu mengalahkan, eh keinginan maksutnya.”

 Maryam memandangi abangnya pasrah “ Yaudah deh gak jadi karnaval pakek baju adat.”

“Nah gitu dong, sekarang Maryam sudah paham. Mau denger lagi saran abang?” Maryam memandangi abangnya dalam tanda tanya. 

“Karnaval nanti Maryam pakek Baju pejuang mau?” 

“Dokter aja deh kayak Saran Ummi.” 

“Inikan Saran dari Abang kalau mau jadi pejuang, Maryam dapat hadia dari abang?”Kini ekspresi wajahnya berbalik 180 drajat dari sebelumnya. “Hadiahnya apa?”“Rahasia dong” sontak itu membuat tanda tanya semakin besar kepada Maryam. Okeh deh kalau gitu jadi pejuang ya. 

“Tapi jadi pejuang Cut Nyak Dhien ya..?” 

“Kenapa Cut nyak Dhie ?” Jawab Maryam polos. 

“Karena 17 Agustus memperingati kemerdekaan, maka sewajarnya jasa para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan dimunculkan. Nah Cut Nyak Dhien merupakan salah satu pejuang wanita dari Aceh yang mendapat penghargaan sebagai pahlawan nasional karena kegigihannya dalam mengusir para penjajah, bayangkan jikalau Cut Nyak Dhien tidak bergerak, setelah para laki-laki banyak yang meninggal dalam perang, mungkin hari ini kita masih dalam penjajahan. Karena tidak ada yang menuruskan perjuangan, Dan Cut nyak Dhien lah yang memimpin barisan terdepan dalam berdiri melawang para penjajah dari kaum wanita.. sedikit bocoran ya, Aceh merupakan satu satu nya daerah yang tidak berhasil dikuasai penjajah sehingga bisa dikatakan, Aceh Modal utama lahirnya Indonesia. Hal ini juga berkat para wanita Aceh yang mengambil posisi penting dalam mengusir penjajah.
“Wah gak nyangka keren banget rupanya Cut Nyak Dhien itu, Kalau gitu Maryam jadi Cut Nyak Dhien aja waktu Karnaval” katanya kembali semangat.
“Sip Tapi sebelumnya temanin abang dulu ya pergi kebun cari bambu sekarang ya, karena pejuang perlu bambu sebagai tombak” 
“Oh ok ok Siap, kita berangkat Sekarang kalau gitu” Kini Semangatnya kembali muncul.
“Tapi sebelumnya Maryam Ambil sepeda sana, karena kita perlu sepeda untuk bawa pulang bambu berat gak sanggup taruk dibahu.”Sip”

                                                                        *****

Hari yang ditunggu pun tiba, kini, jalanan dipenuhi bendera merah putih dengan sekolompok orang dengan keanekaragaman kostum yang beragam, ada yang berkostum, Dokter, suster, hakim, wartawan, polisi, hingga badut. Baju adat pun cukup bervariasi warna menghiasi lapangan bola, Maryam pun datang dengan baju karnaval yang telah disiapkan jauh hari. Rasa deg degan masih memenuhi benaknya terutama ia juga sebagai perwakilan lomba baca Puisi dari Sekolahnya. Tiba-tiba. Tantri dengan baju adat pengatin datang menghampiri Maryam yang sedang mempelajari puisinya. 

“Eh bukanya kemarin daftar pakai baju pengantin, kok jadi berubah jadi pejuang, gak jadi berdiri didepan dong bareng aku,” Tantri bertanya dengan setengah mengejek.“Jangan gitu dong beberapa anak yang melihat kelakuan Tantri menegurnya. Sedangkan Maryam Ia masih sibuk mempelajari puisi Tanpa melirik kepada Tantri. 

Tantri pun pergi dengan nada tidak bersalah ia kembali mengejek iya” Maaf ya Maryam, jangan sedih, mungkin dikesepatan lain bisa dibarisan terdepan.” Maryam masih terdiam.

                                                                         *****
Dan Tiba waktu pengaturan barisan, kini semua siswa dikumpulkan untuk membentuk formasi. Tantri yang berpakaian Adat sudah berada diposisi depan tepatnya dibelakang para pemegang spanduk sekolah. Ia berdiri dengan rasa puas karena berhasil mengalahakan Maryam, namun disisi lain mengipas ngipas diri yang kepanasan. Karena cuaca panas hingga Tiba-tiba Maryam dengan Baju karnaval nya sebagai Tokoh pejuang Langsung menuju kearah depan bahkan melewati Tantri yang menggunakan kostum adat pernikahana, ia datang dengan sepedanya yang disulap menjadi rakitan kuda dari bambu, dengan pedang kreasi abangnya ia berdiri paling depan bahkan lebih depan dari para pemegang spanduk sekolah. Hal itu cukup membuat Tantri panas terutama ketika melihat beberapa teman yang mengejek persaingan Tantri yang dimenangi oleh Maryam. 

Selesai pawai berjalan Maryam menjumpai abangnya yang menunggu Maryam , Tantri melihat kesal dari kejauhan. Namun Maryam tak mempedulikan Tantri karena ia telah berhasil mengotrol diri dari ambisi dalam persaingan memenangkan ego.

“Bang Maryam senang banget dengar nasehat abang pakai baju karnaval pejuang, karena gak kecapean bisa naik sepeda, Dan bisa berdiri paling depan, hihi gak nyangka banget hadiahnya seperti ini. coba gak dengerin abang pasti sekarang sudah kepanasan sama capek, belum juga mikir lomba baca puisi bentar lagi, bisa pingsan duluan deh.” 

“Iya semangat, semoga Lomba nanti menang ya” ia menganguk, perjuangannya masih berlanjut dan kini baju karnavalnya akan sangat membantu untuk mendalami puisisnya yang berjudul "sang pejuang." 





















Wednesday, 29 July 2020

Bukan pengabdi KKN Daring

July 29, 2020 7

Sometimes you will never know the value of a moment until it becomes memory _ Dr Seuss. Yeah setelah mendapat moment tepat. Quotes yang entah berantah saya dapatkan ini akhirnya digunakan juga. Tentunya selain caption para Instagramable yang keginian. By the way, saya sendiri masih ambigu dalam menulis post ini, entah karena memang rindu pengabdian atau hanya sebatas reunian pikiran (efek melihat post KKN hingga PKM teman yang baru berjalan dua hari yang lalu huhu)
Pelarian
             Adapun teman-teman sosmed saya mengunakan system daring murni, jadi Instagram, Facebook dan WA berubah layaknya akun olshop hoho, maksudnya penuh dengan stori gitu. Oya sebenarnya saya juga semula menganut system daring, but I hate this, “Nyatanya KKN di Desa sendiri lebih ngeri dari KKN Desa Penari.” Walaupun istilah daring, bagi saya tetap memerlukan interaksi kemasyarakat desa sendiri, selayaknya berburu konten, atau berita di desa, berhubung niat kemarin membuat situs desa. Tapi ini merupakan opsi pasrah seandainya saya tidak bisa mendapatkan kelompok KPM dari luar desa saya. (Note: Di Aceh kasus corona kala itu masih dalam kondisi aman, alias 0 jadi masih bisa berinteraksi diluar selama kita mengikuti prosuder yang ada.) dilain pihak, di desa sendiri saya terbilang introvert garis keras jadi kalau tiba-tiba keluar rumah berlalu-lalang di kampung akan membuat saya cukup kikuk, bayangkan saja setelah lima tahun kuliah, masih ada orang kampung yang berpikir saya SMA saking tidak pernah keluar rumah Hmm, soalnya SMA dulu saya boarding school, jadi jarang nonggol di depan tetangga gitu.
            Selain itu, KKN sendirian akan juga membosankan bagi saya yang terbilang pecinta perjalanan, belum lagi untaian mutiara yang terpancarkan dari sang sista, “Kasian banget angkatan korona. Kkn dikampung, gak ada kesan, gak bisa explorer sampai gak ada alasan minta jajan ckckc.” Setelah itu saya bertekat “ saya harus keluar dari zona nyaman, dikala banyak orang memilih mengendap untuk memastikan dirinya dalam  mode aman.. Intinya saya bukan pengabdi KKN Daring. Udah gitu aja.

Sebuah perkenalan
             Hemat saya. Setelah bersikap layaknya penyiar radio yang berbasa-basi dalam berburu tempat. Akhirnya saya bertakdir di sebuah desa yang jarak tempuhnya terbilang dekat dengan alamat saya (beda satu kecamatan saja soalnya.) Alhasil selalu telat karena terlalu dekat haha. Guys, maafkan saya jikalau kalian baca ini yak.
            Oya saya ingin memperkenalkan personil kpm yang berjumlah anggota voli + pelatih. adalah 4 personil wanita dan 3 bani adam. Sebut saja namanya Amar, amir, dan amru dan ciwi-ciwiknya terdiri dari lala, lili, lulu plus saya sendiri inia (gue males pakek lolo, bawaannya ingat boboho dah.)  kami bertujuh dipertemukan dari beragam jurusan yang masih sekabupaten, bahasa mudahnya kita pilih sendiri teman dan tempat kkn selama itu masih satu kabupten gitu. Seru kan?
               Nah yang gak seru nya apa? Yang gak serunya ialah kala sistem pengiriman tugasnya ribet setengah mati karena online. Dokumentasi, upload google drive, kegiatan perhari belum lagi google classroom yang menyebalkan. Hingga tugas terakhir yang kudu upload ulang dengan segala peranakannya hufft I hate this. Tapi syukurlah kini tinggal kenangan. KPM angkatan Corona memang lah epic.
           
Suka Duka nya apa ni?
    Suka telat hehe. Banyak hal yang berkesan yang bikin betah kala KPM daring kemarin, semisal karakter anak2 nya yang cukup aktif. gue sebutnya hiperaktif sih, karena terlalu banyak bertanya “ Kak besok ada pergi gak ? “ kok gak sampai sebulan kkn?, nanti perpisahan nya kita kemana kak ? KKN tahun kemarin kami makan-makan bareng kak sambil jalan2 Lho  ( Duh moon maap ya dedek2 gemes, ente bukan doi ane jadi gak usah kodein aneh2 ya, buat ngukur kadar yang paling uwoow) Tapi gimana pun saya pribadi tetap merasa senang karena mereka cukup antusias walau satu sisi sering kewalahan karena caper nya itu lho. Maklum, secara pribadi saya tidak pernah dikelilingin anak kecil sebanyak ini, beda dengan lima member lain yang notabenya ustad dan ustazah jadi memang sarapan tiap hari dengan suara ribut, hingga tingkah  mereka yang astagfirullah. Pernah leptop gue dipijak tapi syukur masih sehat wal afiat sampai sekarang.
            Kondisi personil KPM juga cukup baik walau kadang anehnya kambuh. Ada yang misterius, baperan, krikrik, hingga mak cie cie (Baca: mak comblang.)  Alhasil lengkap sudah drama KPM, belum lagi kala mood swing yang tiba-tiba muncul. Baik secara nyata maupun di group secara online. Maklum di group Whatsap yang keseringan berperan layaknya toak sahur itu saya dengan Lala. Hmm, kalau diingat sekarang merasa hueek sendiri dengan kelakuan kemarin yang astagfirullah nyebelin.
            Dan untuk dukanya…. Mungkin ini bagian yang paling males untuk ditulis, Jadi sekedar menulis garis umumnya. Well saya pribadi merasa sedih kala malam terakhir perpisahan, first itu adalah hari ultah saya dan saya mendapat surat cinta dari anak2 yang sempat menguji kadar kesabaran saya, Jujur secara saya pribadi pernah berlinang karena mereka, Cuma terlalu malu kalau nangis didepan bocah wkwk. ya secara spesifik saya akan menulis di post lain khsuss untuk mereka.  Kedua sempat kenak marah sama kakek2 disana karena para bocah gak mau diam sudah mau masuk isya. Pokoknya gondok banget, Dan imbas nya gue dua kali kenak. Dan yang terakhir,  saya merasa sedih, ets lebih tepat kesal sih, kalau ada yang berlinang kayaknya si mak cie cie. Perpisahan itu gak beda dari tugas piket sekolah, kelar tugas tancap gas pulang, gak ada kesan gimana gitu, yang satu malah sudah hilang duluan Wallahualam pokoknya membernya have not detect akhlak dah. Tapi salah kami juga sih (saya n mak cie cie) karena cukup telat sampai di hari terakhir, intinya semua member gak ada pemikiran emang. Tapi syukurlah, Beliau yang tertua group (Bg amar ) peka maksud chat saya, lanjut cerita kita bukber buat reunian plus mmperbaiki tantanan yang rusak. Tapi lucunya. ending bukber berakhir sama seperti kala perpisahan haha. Emang nasib gini amat yak. 
  
           
                  
             
           
           
             


Saturday, 25 July 2020

Harga sebuah Profesi

July 25, 2020 10


Alkisah, disuatu ketika di hari peringatan guru, saya mendapatkan sebuah cerita yang cukup tersohor terhadap hebatnya profesi seorang guru. Ya, kala Kekalahan jepang dalam perang dunia II. Banyak sekali para pejuang, hingga petinggi negara yang tewas. Namun heranya ialah pertanyaan yang terlemparkan oleh sang Kaisar Jepang kala itu hanya satu. “Berapa guru yang masih kita miliki? Pertanyaan tersebut memperjelas betapa profesi guru sangat berarti. Karena melalui mereka lah sebuah peradapan bisa dibangun kembali. Guru melahirkan banyak profesi, dan dari sinilah tantanan bangsa akan dibangun lagi. singkat cerita kala itu saya menyimpulkan pekerjaan terbaik adalah guru.
            Namun seiring berjalannya waktu. Saya mendapat kesempatan untuk bisa membaca sebuah buku yang berjudul Allah sang tabib. Dalan buku tersebut saya kembali menyimpulkan jikalau profesi terbaik adalah tabib/ dokter karena peranannya yang tak kenal waktu dalam mengabdi menyebuhkan pasien , mereka selalu dituntut siap siaga dimanapun dan kapanpun.  Kembali saya punya opini baru, hingga suatu ketika kembali  sebuah Hadis muncul kala sedang berdiskusi santai dengan para pedagang yups sebuah hadis dimunculkan.
  “Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?” Nabi kemudian bersabda, “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi),” (HR.Ahmad 4:141, hasan ligoirihi).
Akhirnya saya menyimpulkan semua akan baik sesuai hindangan yang ditampilkan. Jikalau kita sedang membahas topik kedokteran maka ia yang menjadi profesi terbaik begitupun kala membahas guru. Semua berlomba-lomba dalam pasarnya.  Tapi yang ingin saya pertegas ialah. Kelak, Akan ada seorang yang berkata jikalau profesi terbaik ialah seorang tukang jamu. Ya seorang seorang tukang jamu, penjual eskrim, kuli hingga pemecah batu. “Karena dari profesi tersebutlah orang tua  saya bisa membesarkan,menyekolahkan, hingga menjadi seseorang yang secara utuh bermanfaat seperti  saat ini.” Kata seorang lelaki sukses suatu hari nanti. 

Wednesday, 8 April 2020

Pendakian berburu sunrise di puncak sikunir.

April 08, 2020 49


Masih teringat jelas, kala jam 2 pagi kami sudah kasak kusuk berkemas untuh sebuah ekspedisi  yang terbilang perdana bagi saya. Sebut saja “Pendakian berburu sunrise di puncak sikunir.” Yeah.

Ini adalah pengalaman pertama saya bergerak ditengah malam dengan suhu dibawah 10 drajat. Kondisi yang sangat berlawanan dengan muasal saya membuat gigi saya bergetar menunjukan perlawanan untuk tidak melakukan perjalanan ckkck, maunya berangkat di dalam mimpi aja yak saking mager karena dinginnya. Tapi akhirnya jam 3 kami siap dengan segala perlengkapan hingga mental dalam pendakian ini. Kami berangkat dengan personel berjumlah 15 orang. 

Dan Untuk yang belum tahu, bukit sikunir ini berada di Dieng, Wonosobo tepatnya di desa tertinggi didaerah ini bahkan katanya se pulau jawa Wow! Sebut saja namanya Desa Sembungan. Oya selain wisata bukit sikunir ,disana juga terdapat wisata lain lho, namanya Telaga kecebong ckckckc. Pertama kali diisengin “ Kalian mau lihat kecebong raksasa gak?” wkwkw imajinasi ku anjlokkkkk

 Puncak Bukit Sikunir sendiri berada di pada posisi sekitar 2.300 sampai 2.400 meter atas permukaan laut. Dan dalam satu referensi disebutkan 2463 mdpl. Wisata ini pertama kali di buka tahun 2010 dan kini menjadi salah wisata favorit dalam berburu sunrise Bagi para pendaki baru, bulan juli hingga september adalah waktu terbaik dalam meilirik golden sunrise secara sempurna, beruntungnya saya kala itu. Bersyukur banget takdir mengantarkan saya ketempat ini, tak lupa juga terima kasih untuk segala perlengkapan selayaknya senter, sarung tangan hingga baju tebal yang menjadi perisai perjalanan kesana  wkwkw Bayangkan saja untuk semenit kalian membuka sarung tangan untuk sekedar mencuci atau buka sejenak buat keperluan tertentu, maka tangan kalian langsung mati rasa, gak kebayang kalau gak beli atau bawa sarung tangan. huhu



Pendakian kami juga cukup terbantu dengan adanya jalan setapak yang didesain untuk mempermudah langkah kami terutama faktor tidak semua menggunakan sepatu pendakian.  Untuk jarak tempuh kesanapun terbilang lumayan dekat untuk para pemula seperti kami yaitu 30-45 menit itupun sudah kecapean karena pertama kali, jadi culture shock pada pendakiannya. Dalam perjalanan kondisi iklim semakin parah alias7 drajat celcius, dan masih dalam lokasi pintu masuk ke kawasan sana. Belum lagi kala pendakian.


Ditengah perjalanan pun kami menemukan gazebo lengkap dengan perlengkapan salat, namun kondisi kala itu wc masih terkunci sehingga kami harus menunggu sejenak lebih lama untuk bisa kekamar mandi, dalam penantian, kami sempat bertemu dengan para pendaki. Memang terlihat sangat sepi kala kami mendaki, bahkan hampir tidak menjumpai orang tapi menjadi sebuah kejutan ketika sampai dipuncak yang dipenuhi lautan orang haha lebay amat deh. Intinya para pendaki sudah stay duluan disana dengan posisi terbaik untuk menemukan spotnya.

Kami sampai masih dalam keadaan yang cukup gelap, gemerlapnya kota dieng terlukis indah di temani dengan pemandangan gunung prau yang kokoh, udara terlalu dingin sehingga memaksa saya bersembunyi dalam bangunan yang terlihat uzur disitu, saya lupa apa itu tugu atau sejenis bangunan lain kala itu terlalu gelap dan dingin membuat saya tak percaya jikalau suhu sudah menjcapai 5 drajat celcius. olala.!





Tapi perlahan rasa dingin mulai hilang kala sang surya mulai menampakan diri secara malu-malu, warna langit mulai bermetamorfosis dari yang mulanya kemerahan  berubah menjadi keeemasan. Gunung yang tegak dengan hamparan awan yang cukup indah mencuri setiap pasang untuk bisa mendapatkan momen spesial ini. Indah sekali warnanya, pemandangan berubah menjadi sangat mewah dengan kondisi awan yang sangat menawan, langitpun mulai berkibar biru seiras waktu yang mulai berlalu, suatu yang luar biasa pokoknya. Cuma minus untuk yang niat selfie ria pasti akan kesulitan karena setiap pojokan dipenuhi para pemburu sunrise dengan kamera yang siaga hoho. btw potonya cuma ambil pakek hp doang yak, jadi rada terlihat pecah efek di zoom hihi. Oya bayangkan  kala sunrise sedang mucul malah ada bule lagi lamaran disana lho. 







































#pesonaindonesia #dieng #puncaksikunir #travel #backpacker