Bagi saya gambar ini bukan sekedar cerita tapi bukti keberhasilan toleransi di daerah saya sebut saja Peunayong, kota ragam budaya. Tempat ini disebut juga sebagai jalur pertama kedatangan para etnis tionghoa ke Aceh dengan maksud berdagang yaitu pada abad ke-13 dan menariknya menurut cerita terdahulu kata peunayong sendiri bermakna gabungan kata dari bahasa Aceh dan Cina yang kala itu di salah pahami, memang keragaman bukan sekedar terlihat dari etnis, agama dan budaya tapi bahasa pun telah di wakilkan pada nama tempat tersebut. Hal ini seharusnya cukup bisa mematahkan stigma orang-orang yang melihat Aceh sebagai tempat yang rawan atau intoleran karena bagi saya sifat intoleran itu karakter personal atau sekelompok oknum sehingga saya tidak setuju jikalau sebuah daerah yang menanggung nya. Nyatanya toleransi diAceh telah lahir berabad-abad yang lalu bahkan sebelum media hari ini mengkampanyekannya. Cakra donya adalah salah satu bukti keberhasilan hubungan yang dibangun antara kerajaan aceh dgn china kala itu. Toleransi telah lahir dari dulu, namun selalu ada keladi yang memperkeruh kondisi selayaknya minyak di antara lilin yang terang.Kata Aceh sendiri dipercaya sebagai gabungan dari keragaman orang Aceh yaitu Arab China Eropa dan Hindia karena faktor lokasi Aceh yang cukup strategis. Jika ingin melihat orang yang berperawakan Eropa maka mampirlah ke Lamno dan jika ingin melihat masyarakat Cina mampirlah ke Peunyong. Terlepas dari perbedaan agama Suku dan bahasa dalam mayoritas bingkai Syariah, kami menjaga dan menghargai perbedaan. mereka mendapat hak dan perlakuan sama. Saya percaya sifat toleran ada diantara kita semua karena nenek moyang kita adalah bangsa yg bijak, yg perlu kita lakukan ialah merawatnya. karena Merawat toleransi ibarat menjaga Masa depan negeri. Aceh damai sabee.
Dalam rangka memperingati Kemerdekaan ke 75 akhirnya saya berinisiatif untuk mempublish cerpen perdana saya dulu kala ikut lomba, kebetulan juga faktornya tentang HUT RI jadi anggaplah hadiah saya untuk bangsa ini, Inia lutarfus )
Langkah kaki berkejaran terdengar di alun-alun perkarangan. Cuaca yang tidak bersahabat, diiringi dengan tapak sepatu yang cukup uzur juga tidak membuatnya lelah dalam berlari. Ia masih semangat, selayaknya terik sang surya kala itu. Bahkan semangat 45 nya kini semakin bergejolak, kala sadar pintu rumahnya mulai terlihat dari kejauhan. Langkah kaki itu semakin meningkat lajunya, dengan garis bibir yang kini mulai melengkung. Ia tersenyum melihat ke arah rumahnya sebelum berhasil membuka pintu.
Kreek … “Assalamualaikum ummi..!” Suara dercit pintu terdengar dalam lelahnya nafas yang bersahutan. Ia melirik ke arah sekeliling sembari membuka sepatunya. Tangan kirinya bergerak lihai melepas tali sepatu dengan piala di tangan kanannya.
“Ummi dimana, Maryam pulang!” ia berteriak kembali dengan melirik sekeliling ruangan mencari ummi, dan berakhir mendengar sahutan dari dapur.
“Waalaikusalam. Maryam ummi sudah pulang rupanya” kata ummi dalam posisi mengaduk sop. Kini Maryam langsung berpindah haluan menuju dapur dan dalam sekejap ia sudah dalam posisi memeluk umminya dari belakang.
“Lah kenapa ini tiba-tiba datang meluk.” ummi yang terkejut langsung melirik sepasang tangan mungil yang memeluknya sembari memegang piala mungil ditangan kanannya.
“Wah pandai sekali rupanya anak ummi, lomba apa ini?” Kata ummi tidak kalah gembira.
“Lomba Baca puisi, dan hadiahnya botol minum katanya sembari menunjukan botol minum bermotif panda yang sedang melambaikan tangannya.
“Dan karena menang lomba ini Maryam mewakili sekolah untuk lomba baca puisi 17 Agustus nanti. Selayaknya hero yang sedang naik daun Maryam mulai menceritakan panjang lebar proses pencapaiannya kali ini. Ia bahkan sudah mengambil posisi lesehan dengan baju seragam yang masih menempel di tubuhnya. Lelah terlihat asing kala itu. Hingga membuat ummi tidak tega menghentikan ceritanya yang mengebu-mengebu. Di akhir cerita Ummi merespon dengan cukup bangga kisah heroik versi anaknya.
“Alhamdullilah Memang anak ummi semuanya hebat-hebat, apalagi yang satu ini masih kecil sudah berprestasi“ Maryam tersenyum puas mendengar tanggapan umminya.
“Ia dong. Kecil cabe rawit kan ummi hehe, Oia Maryam 17 Agustus nanti, Maryam Ikut Karnaval baju adat Aceh ya”. Katanya yang kini telah berdiri. Dan seketika mimik wajah Ummi berubah.
“Hmm gimana kalau baju dokter saja, soalnya kalau baju adat Aceh susah waktu sesi jalannya, pakek high heels, belum lagi panas karena bajunya,” bujuk Ummi.
“Gak mau dokter, Maryam maunya baju adat.“
“Tapi nanti Maryam kepanasan gimana, jalannya kan jauh sampai satu km”
“Tidak masalah ummi Maryam sanggup, Maryam gak mau pakai baju lain selain baju adat pernikahan atau Maryam gak mau ikut kalau bukan baju adat.” Suaranya terlihat kecewa dalam langkahnya yang menghilang dari dapur. ummi hanya menghela nafas, sembari membalikan posisinya lagi. Hingga Bang Amar datang dari bilik kamar mandi dengan air wudhu diwajahnya.“Kenapa tadi ummi, Amar dengar tadi ada suara ribut ?”
“Maryam ingin pakai baju adat waktu karnaval nanti, sedangkan ummi sedang tidak punya uang nak, tadi saja beli beras setengah karung supaya bisa beli ikan untuk kalian makan hari ini, mana bisa mikir sewa baju karnaval. Make up sudah 100 ribu harga, belum lagi baju. Pasti diatas 200 ribu” Amar terdiam, rasa buntu muncul dalam lamunannya.
“Sudah tidak perlu dipikirkan, nanti juga baikan kalau lapar. Kamu shalat terus sana, jangan sampai telat.”
“Eh iya” ucapan mi memecahkan lamunannya. Ia pun meninggalkan dapur secara hening, dalam kebingungannya memandangi ummi yang cukup uzur memikirkan perkara itu.
*****
"Adik abang lagi ini.” Amar tiba-tiba muncul dalam celoteh Maryam dengan kucing orennya. Namun hal itu tidak bisa membujuk raut wajah gadis 10 tahun ini, Ia masih terdiam dengan tangan yang tidak hentinya membelai si “Comeng.”
“Sudah makan? ummi masak enak lho sama ada perkedel kesukaan Maryam,” Ia masih terdiam, hingga membuat Amar kembali bertanya.
“Maryam marah sama abang? padahal abang tadi sudah ambil sepeda Maryam dibengkel, jadi Maryam besok tidak perlu pergi sekolah jalan kaki lagi, masak tidak ada ucapan terimakasih, malah marah dengan abang.”
“Bukan begitu Maryam lagi kesel aja jadi males ngomong, makasih sudah ambil sepeda Maryam di bengkel,” kini ia mulai merespon walau masih dalam nada yang terpaksa.“Kesel kenapa, cerita sama abang, mana tahu bisa abang bantu…?” kini Abang bertanya seakan tidak mengetahui alur masalah yang telah terjadi.
“Maryam ingin pakai baju adat waktu karnaval nanti, tapi ummi tidak izinin malah suruh pakai baju dokter, alasan panas, capek, Maryam kesal karena Maryam ingin banget,” Kini ia mulai berani menumpahkan cerita kepada abangnya.
“Tapi betul kan kata ummi baju adat pernikahan itu bakal “rempong” belum lagi pakai belum lagi panas nanti. Kalau gak mau pakai baju dokter gimana kalau baju pejuang?, karena17 Agustus itu memperingati kemerdekaan negara, jadi cocok karena kemerdekaan kita hasil dari perjuangan mereka para pahlawan. Kata bang Amar mencoba membujuk“Abang inilah, sedikit pun gak dukung Maryam. Maryam ingin banget walau panas atau rempong, Maryam malu tiap karnaval selalu berdiri dibelakang, Maryam ingin berdiri di depan karena selalu diledekin Tantri Tiap karnaval kayak semut hilang tidak nampak. cuma yang pakai baju pengantin yang paling disorot karena berdiri didepan.“Oh itu masalahnya toh, jadi Maryam ingin disorot juga?
“Bukan masalah disorot tapi berdiri didepan, Maryam mau nunjukin kalau Maryam bisa berdiri dalam kawasan barisan terdepan waktu karnaval karena cuma yang pakai baju penganti yang berdiri di depan, pejuang ditengah sama aja kalau begitu Maryam tetap dibelakang dan tidak kelihatan kayak semut nanti.”
“Ya Rabbi jadi cuma masalah di depannya??” Kini Bang Amar tertawa melihat kelakuan adik semata wayang yang sangat polos.”
“Nyesel Maryam cerita sama abang” kembali wajah nya terlihat masam.
“Haha, kalau masalah ingin berdiri didepan itu mudah, Cuma yang abang sayangkan ialah karena niat maryam yang sudah salah, niat Maryam berdiri didepan bukan karena suka tapi karena persaingan sama kawan sekolah saja kan?” Maryam menunduk.
“Abang bukan tidak berpihak sama Maryam, abang cuma tidak ingin adik abang salah niat. Kalau diladenin, besok dia akan semakin benci dan semakin beramibisi ngalahin Maryam, Dan Maryam akan semakin sulit karena meladeninya. Itulah kenapa kita terkadang harus belajar berlapang hati. Karena tidak semua hal harus ditanggapi. Beberapa hal harus dilepaskan untuk menyelematkan banyak hal. Semisal Ambisi yang bukan pada tempatnya.” Maryam masih terlihat membisu. Bang Amar kembali berucap. “Tapi kalau Maryam gak mau juga gak masalah, abang cuma ingatin, cuma kalau mau denger saran abang jangan baju adat. Melihat juga kondisi bakal kepanasan dan kecapean demi menuruti hawa nafsu mengalahkan, eh keinginan maksutnya.”
Maryam memandangi abangnya pasrah “ Yaudah deh gak jadi karnaval pakek baju adat.”
“Nah gitu dong, sekarang Maryam sudah paham. Mau denger lagi saran abang?” Maryam memandangi abangnya dalam tanda tanya.
“Karnaval nanti Maryam pakek Baju pejuang mau?”
“Dokter aja deh kayak Saran Ummi.”
“Inikan Saran dari Abang kalau mau jadi pejuang, Maryam dapat hadia dari abang?”Kini ekspresi wajahnya berbalik 180 drajat dari sebelumnya. “Hadiahnya apa?”“Rahasia dong” sontak itu membuat tanda tanya semakin besar kepada Maryam. Okeh deh kalau gitu jadi pejuang ya.
“Tapi jadi pejuang Cut Nyak Dhien ya..?”
“Kenapa Cut nyak Dhie ?” Jawab Maryam polos.
“Karena 17 Agustus memperingati kemerdekaan, maka sewajarnya jasa para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan dimunculkan. Nah Cut Nyak Dhien merupakan salah satu pejuang wanita dari Aceh yang mendapat penghargaan sebagai pahlawan nasional karena kegigihannya dalam mengusir para penjajah, bayangkan jikalau Cut Nyak Dhien tidak bergerak, setelah para laki-laki banyak yang meninggal dalam perang, mungkin hari ini kita masih dalam penjajahan. Karena tidak ada yang menuruskan perjuangan, Dan Cut nyak Dhien lah yang memimpin barisan terdepan dalam berdiri melawang para penjajah dari kaum wanita.. sedikit bocoran ya, Aceh merupakan satu satu nya daerah yang tidak berhasil dikuasai penjajah sehingga bisa dikatakan, Aceh Modal utama lahirnya Indonesia. Hal ini juga berkat para wanita Aceh yang mengambil posisi penting dalam mengusir penjajah.
“Wah gak nyangka keren banget rupanya Cut Nyak Dhien itu, Kalau gitu Maryam jadi Cut Nyak Dhien aja waktu Karnaval” katanya kembali semangat.
“Sip Tapi sebelumnya temanin abang dulu ya pergi kebun cari bambu sekarang ya, karena pejuang perlu bambu sebagai tombak”
“Oh ok ok Siap, kita berangkat Sekarang kalau gitu” Kini Semangatnya kembali muncul.
“Tapi sebelumnya Maryam Ambil sepeda sana, karena kita perlu sepeda untuk bawa pulang bambu berat gak sanggup taruk dibahu.”Sip”
*****
Hari yang ditunggu pun tiba, kini, jalanan dipenuhi bendera merah putih dengan sekolompok orang dengan keanekaragaman kostum yang beragam, ada yang berkostum, Dokter, suster, hakim, wartawan, polisi, hingga badut. Baju adat pun cukup bervariasi warna menghiasi lapangan bola, Maryam pun datang dengan baju karnaval yang telah disiapkan jauh hari. Rasa deg degan masih memenuhi benaknya terutama ia juga sebagai perwakilan lomba baca Puisi dari Sekolahnya. Tiba-tiba. Tantri dengan baju adat pengatin datang menghampiri Maryam yang sedang mempelajari puisinya.
“Eh bukanya kemarin daftar pakai baju pengantin, kok jadi berubah jadi pejuang, gak jadi berdiri didepan dong bareng aku,” Tantri bertanya dengan setengah mengejek.“Jangan gitu dong beberapa anak yang melihat kelakuan Tantri menegurnya. Sedangkan Maryam Ia masih sibuk mempelajari puisi Tanpa melirik kepada Tantri.
Tantri pun pergi dengan nada tidak bersalah ia kembali mengejek iya” Maaf ya Maryam, jangan sedih, mungkin dikesepatan lain bisa dibarisan terdepan.” Maryam masih terdiam.
*****
Dan Tiba waktu pengaturan barisan, kini semua siswa dikumpulkan untuk membentuk formasi. Tantri yang berpakaian Adat sudah berada diposisi depan tepatnya dibelakang para pemegang spanduk sekolah. Ia berdiri dengan rasa puas karena berhasil mengalahakan Maryam, namun disisi lain mengipas ngipas diri yang kepanasan. Karena cuaca panas hingga Tiba-tiba Maryam dengan Baju karnaval nya sebagai Tokoh pejuang Langsung menuju kearah depan bahkan melewati Tantri yang menggunakan kostum adat pernikahana, ia datang dengan sepedanya yang disulap menjadi rakitan kuda dari bambu, dengan pedang kreasi abangnya ia berdiri paling depan bahkan lebih depan dari para pemegang spanduk sekolah. Hal itu cukup membuat Tantri panas terutama ketika melihat beberapa teman yang mengejek persaingan Tantri yang dimenangi oleh Maryam.
Selesai pawai berjalan Maryam menjumpai abangnya yang menunggu Maryam , Tantri melihat kesal dari kejauhan. Namun Maryam tak mempedulikan Tantri karena ia telah berhasil mengotrol diri dari ambisi dalam persaingan memenangkan ego.
“Bang Maryam senang banget dengar nasehat abang pakai baju karnaval pejuang, karena gak kecapean bisa naik sepeda, Dan bisa berdiri paling depan, hihi gak nyangka banget hadiahnya seperti ini. coba gak dengerin abang pasti sekarang sudah kepanasan sama capek, belum juga mikir lomba baca puisi bentar lagi, bisa pingsan duluan deh.”
“Iya semangat, semoga Lomba nanti menang ya” ia menganguk, perjuangannya masih berlanjut dan kini baju karnavalnya akan sangat membantu untuk mendalami puisisnya yang berjudul "sang pejuang."
Sometimes you will never
know the value of a moment until it becomes memory _ Dr Seuss. Yeah setelah mendapat moment tepat. Quotes
yang entah berantah saya dapatkan ini akhirnya digunakan juga. Tentunya selain
caption para Instagramable yang keginian. By the way, saya sendiri masih ambigu
dalam menulis post ini, entah karena memang rindu pengabdian atau hanya sebatas
reunian pikiran (efek melihat post KKN hingga PKM teman yang baru berjalan dua
hari yang lalu huhu)
Pelarian
Adapun teman-teman sosmed saya mengunakan
system daring murni, jadi Instagram, Facebook dan WA berubah layaknya akun
olshop hoho, maksudnya penuh dengan stori gitu. Oya sebenarnya saya juga semula
menganut system daring, but I hate this, “Nyatanya
KKN di Desa sendiri lebih ngeri dari KKN Desa Penari.” Walaupun istilah daring, bagi saya tetap memerlukan
interaksi kemasyarakat desa sendiri, selayaknya berburu konten, atau berita di
desa, berhubung niat kemarin membuat situs desa. Tapi ini merupakan opsi pasrah
seandainya saya tidak bisa mendapatkan kelompok KPM dari luar desa saya. (Note:
Di Aceh kasus corona kala itu masih dalam kondisi aman, alias 0 jadi masih bisa
berinteraksi diluar selama kita mengikuti prosuder yang ada.) dilain pihak, di
desa sendiri saya terbilang introvert garis keras jadi kalau tiba-tiba keluar
rumah berlalu-lalang di kampung akan membuat saya cukup kikuk, bayangkan saja
setelah lima tahun kuliah, masih ada orang kampung yang berpikir saya SMA
saking tidak pernah keluar rumah Hmm, soalnya SMA dulu saya boarding school, jadi jarang nonggol di
depan tetangga gitu.
Selain itu, KKN sendirian akan juga membosankan bagi saya
yang terbilang pecinta perjalanan, belum lagi untaian mutiara yang terpancarkan
dari sang sista, “Kasian banget angkatan korona. Kkn dikampung, gak ada kesan,
gak bisa explorer sampai gak ada alasan minta jajan ckckc.” Setelah itu saya
bertekat “ saya harus keluar dari zona nyaman, dikala banyak orang memilih
mengendap untuk memastikan dirinya dalammode aman.. Intinya saya bukan pengabdi KKN Daring. Udah gitu aja.
Sebuah
perkenalan
Hemat saya. Setelah bersikap layaknya penyiar
radio yang berbasa-basi dalam berburu tempat. Akhirnya saya bertakdir di sebuah
desa yang jarak tempuhnya terbilang dekat dengan alamat saya (beda satu
kecamatan saja soalnya.) Alhasil selalu telat karena terlalu dekat haha. Guys,
maafkan saya jikalau kalian baca ini yak.
Oya saya ingin memperkenalkan personil kpm yang berjumlah
anggota voli + pelatih. adalah 4 personil wanita dan 3 bani adam. Sebut saja
namanya Amar, amir, dan amru dan ciwi-ciwiknya terdiri dari lala, lili, lulu
plus saya sendiri inia (gue males pakek lolo, bawaannya ingat boboho dah.)kami bertujuh dipertemukan dari beragam
jurusan yang masih sekabupaten, bahasa mudahnya kita pilih sendiri teman dan tempat
kkn selama itu masih satu kabupten gitu. Seru kan?
Nah yang gak seru nya apa? Yang gak serunya ialah
kala sistem pengiriman tugasnya ribet setengah mati karena online. Dokumentasi,
upload google drive, kegiatan perhari belum lagi google classroom yang
menyebalkan. Hingga tugas terakhir yang kudu upload ulang dengan segala
peranakannya hufft I hate this. Tapi syukurlah kini tinggal kenangan. KPM
angkatan Corona memang lah epic.
Suka
Duka nya apa ni?
Suka
telat hehe. Banyak hal yang berkesan yang bikin betah kala KPM daring kemarin,
semisal karakter anak2 nya yang cukup aktif. gue sebutnya hiperaktif sih,
karena terlalu banyak bertanya “ Kak besok ada pergi gak ? “ kok gak sampai
sebulan kkn?, nanti perpisahan nya kita kemana kak ? KKN tahun kemarin kami
makan-makan bareng kak sambil jalan2 Lho( Duh moon maap ya dedek2 gemes, ente bukan doi ane jadi gak usah kodein
aneh2 ya, buat ngukur kadar yang paling uwoow) Tapi gimana pun saya pribadi
tetap merasa senang karena mereka cukup antusias walau satu sisi sering
kewalahan karena caper nya itu lho. Maklum, secara pribadi saya tidak pernah
dikelilingin anak kecil sebanyak ini, beda dengan lima member lain yang
notabenya ustad dan ustazah jadi memang sarapan tiap hari dengan suara ribut,
hingga tingkahmereka yang
astagfirullah. Pernah leptop gue dipijak tapi syukur masih sehat wal afiat
sampai sekarang.
Kondisi personil KPM juga cukup baik walau kadang anehnya
kambuh. Ada yang misterius, baperan, krikrik, hingga mak cie cie (Baca: mak comblang.)Alhasil lengkap sudah drama KPM, belum lagi
kala mood swing yang tiba-tiba muncul. Baik secara nyata maupun di group secara
online. Maklum di group Whatsap yang keseringan berperan layaknya toak sahur
itu saya dengan Lala. Hmm, kalau diingat sekarang merasa hueek sendiri dengan
kelakuan kemarin yang astagfirullah nyebelin.
Dan untuk dukanya…. Mungkin ini bagian yang paling males
untuk ditulis, Jadi sekedar menulis garis umumnya. Well saya pribadi merasa
sedih kala malam terakhir perpisahan, first itu adalah hari ultah saya dan saya
mendapat surat cinta dari anak2 yang sempat menguji kadar kesabaran saya, Jujur
secara saya pribadi pernah berlinang karena mereka, Cuma terlalu malu kalau
nangis didepan bocah wkwk. ya secara spesifik saya akan menulis di post lain
khsuss untuk mereka.Kedua sempat kenak
marah sama kakek2 disana karena para bocah gak mau diam sudah mau masuk isya.
Pokoknya gondok banget, Dan imbas nya gue dua kali kenak. Dan yang terakhir, saya merasa sedih, ets lebih tepat kesal sih,
kalau ada yang berlinang kayaknya si mak cie cie. Perpisahan itu gak beda dari
tugas piket sekolah, kelar tugas tancap gas pulang, gak ada kesan gimana gitu,
yang satu malah sudah hilang duluan Wallahualam pokoknya membernya have not
detect akhlak dah. Tapi salah kami juga sih (saya n mak cie cie) karena cukup
telat sampai di hari terakhir, intinya semua member gak ada pemikiran emang. Tapi
syukurlah, Beliau yang tertua group (Bg amar ) peka maksud chat saya, lanjut
cerita kita bukber buat reunian plus mmperbaiki tantanan yang rusak. Tapi lucunya. ending bukber berakhir sama seperti kala perpisahan haha. Emang nasib gini amat yak.
Alkisah, disuatu
ketika di hari peringatan guru, saya mendapatkan sebuah cerita yang cukup
tersohor terhadap hebatnya profesi seorang guru. Ya, kala Kekalahan jepang dalam
perang dunia II. Banyak sekali para pejuang, hingga petinggi negara yang tewas.
Namun heranya ialah pertanyaan yang terlemparkan oleh sang Kaisar Jepang kala
itu hanya satu. “Berapa guru yang masih
kita miliki? Pertanyaan tersebut memperjelas betapa profesi guru sangat
berarti. Karena melalui mereka lah sebuah peradapan bisa dibangun kembali. Guru
melahirkan banyak profesi, dan dari sinilah tantanan bangsa akan dibangun lagi.
singkat cerita kala itu saya menyimpulkan pekerjaan terbaik adalah guru.
Namun seiring berjalannya waktu.
Saya mendapat kesempatan untuk bisa membaca sebuah buku yang berjudul Allah
sang tabib. Dalan buku tersebut saya kembali menyimpulkan jikalau profesi
terbaik adalah tabib/ dokter karena peranannya yang tak kenal waktu dalam
mengabdi menyebuhkan pasien , mereka selalu dituntut siap siaga dimanapun dan
kapanpun.Kembali saya punya opini baru,
hingga suatu ketika kembali sebuah Hadis
muncul kala sedang berdiskusi santai dengan para pedagang yups sebuah hadis
dimunculkan.
“Wahai
Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?” Nabi kemudian
bersabda, “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual
beli yang mabrur (diberkahi),” (HR.Ahmad 4:141, hasan ligoirihi).
Akhirnya
saya menyimpulkan semua akan baik sesuai hindangan yang ditampilkan. Jikalau
kita sedang membahas topik kedokteran maka ia yang menjadi profesi terbaik
begitupun kala membahas guru. Semua berlomba-lomba dalam pasarnya. Tapi yang ingin saya pertegas ialah. Kelak,
Akan ada seorang yang berkata jikalau profesi terbaik ialah seorang tukang
jamu. Ya seorang seorang tukang jamu, penjual eskrim, kuli hingga pemecah batu.
“Karena dari profesi tersebutlah orang tua saya bisa membesarkan,menyekolahkan, hingga
menjadi seseorang yang secara utuh bermanfaat sepertisaat ini.” Kata seorang lelaki sukses suatu hari
nanti.
Masih teringat jelas, kala jam 2 pagi kami sudah kasak kusuk
berkemas untuh sebuah ekspedisiyang
terbilang perdana bagi saya. Sebut saja “Pendakian berburu sunrise di puncak
sikunir.” Yeah.
Ini adalah pengalaman pertama saya bergerak ditengah malam dengan
suhu dibawah 10 drajat. Kondisi yang sangat berlawanan dengan muasal saya
membuat gigi saya bergetar menunjukan perlawanan untuk tidak melakukan
perjalanan ckkck, maunya berangkat di dalam mimpi aja yak saking mager karena
dinginnya. Tapi akhirnya jam 3 kami siap dengan segala perlengkapan hingga
mental dalam pendakian ini. Kami berangkat dengan personel berjumlah 15 orang.
Dan Untuk yang belum tahu, bukit sikunir ini berada di Dieng,Wonosobo tepatnya di desa tertinggi didaerah ini bahkan katanya se
pulau jawa Wow! Sebut saja namanya Desa Sembungan. Oya selain wisata bukit sikunir ,disana
juga terdapat wisata lain lho, namanya Telaga
kecebong ckckckc. Pertama kali diisengin “ Kalian mau lihat kecebong
raksasa gak?” wkwkw imajinasi ku anjlokkkkk
Puncak Bukit Sikunir sendiri berada di pada posisi sekitar 2.300 sampai 2.400 meter atas permukaan laut. Dan dalam satu referensi disebutkan 2463 mdpl. Wisata ini pertama kali di buka tahun 2010 dan kini menjadi
salah wisata favorit dalam berburu sunrise Bagi para pendaki baru, bulan juli hingga september adalah waktu
terbaik dalam meilirik golden sunrise secara sempurna, beruntungnya saya kala
itu. Bersyukur banget takdir mengantarkan saya ketempat ini, tak lupa juga terima
kasih untuk segala perlengkapan selayaknya senter, sarung tangan hingga baju
tebal yang menjadi perisai perjalanan kesanawkwkw Bayangkan saja untuk semenit kalian membuka sarung tangan untuk
sekedar mencuci atau buka sejenak buat keperluan tertentu, maka tangan kalian langsung mati rasa, gak kebayang kalau
gak beli atau bawa sarung tangan. huhu
Pendakian kami juga cukup
terbantu dengan adanya jalan setapak yang didesain untuk mempermudah langkah
kami terutama faktor tidak semua menggunakan sepatu pendakian.Untuk jarak tempuh kesanapun terbilang
lumayan dekat untuk para pemula seperti kami yaitu 30-45 menit itupun sudah kecapean karena pertama kali, jadi culture
shock pada pendakiannya. Dalam perjalanan kondisi iklim semakin parah alias7 drajat celcius, dan masih
dalam lokasi pintu masuk ke kawasan sana. Belum lagi kala pendakian.
Ditengah perjalanan pun kami
menemukan gazebo lengkap dengan perlengkapan salat, namun kondisi kala itu wc
masih terkunci sehingga kami harus menunggu sejenak lebih lama untuk bisa
kekamar mandi, dalam penantian, kami sempat bertemu dengan para pendaki. Memang
terlihat sangat sepi kala kami mendaki, bahkan hampir tidak menjumpai orang tapi
menjadi sebuah kejutan ketika sampai dipuncak yang dipenuhi lautan orang haha lebay amat deh. Intinya para pendaki sudah stay duluan disana dengan posisi
terbaik untuk menemukan spotnya.
Kami sampai masih dalam
keadaan yang cukup gelap, gemerlapnya kota dieng terlukis indah di temani
dengan pemandangan gunung prau yang kokoh, udara terlalu dingin sehingga memaksa
saya bersembunyi dalam bangunan yang terlihat uzur disitu, saya lupa apa itu
tugu atau sejenis bangunan lain kala itu terlalu gelap dan dingin membuat saya
tak percaya jikalau suhu sudah menjcapai 5 drajat celcius. olala.!
Tapi perlahan rasa dingin
mulai hilang kala sang surya mulai menampakan diri secara malu-malu, warna
langit mulai bermetamorfosis dari yang mulanya kemerahan berubah menjadi keeemasan. Gunung yang tegak
dengan hamparan awan yang cukup indah mencuri setiap pasang untuk bisa
mendapatkan momen spesial ini. Indah sekali warnanya, pemandangan berubah
menjadi sangat mewah dengan kondisi awan yang sangat menawan, langitpun mulai
berkibar biru seiras waktu yang mulai berlalu, suatu yang luar biasa pokoknya. Cuma
minus untuk yang niat selfie ria pasti akan kesulitan karena setiap pojokan
dipenuhi para pemburu sunrise dengan kamera yang siaga hoho. btw potonya cuma ambil pakek hp doang yak, jadi rada terlihat pecah efek di zoom hihi. Oya bayangkan kala sunrise sedang mucul malah
ada bule lagi lamaran disana lho.
Bagi saya Takengon imbarat Dieng, Kota dingin yang berada di atas awan. Tempat ini terkenal bukan sekadar suhunya tapi juga danau laut tawar yang cukup menawan, eaaakk.
Penampakan Kota Takengon di atas Burtelege
Januari lalu saya berkesempatan mengunjungi Takengon. Perjalanan yang tak singkat membuat saya menginap dengan harapan bisa mengintari banyak tempat. Dan yang pasti Danau laut tawar yang menjadi ciri khas kota dingin ini. kami sekeluarga sampai ke takegon sore, dan itu membuat saya langsung mencari penginapan sebelum mencoba jalan-jalan sekedar melihat danau yang berada tepat di tengah kota ini. Sialnya karena terlalu iseng mencoba mengitari danau berakhir sampai magrib ke penginapan. Itupun misi kami memutari waduh ini gagal total. Hari pertama kurang beruntung : coba lagi, kalau kata permen ciuman yak.
Dan karena merasa gagal pada h-1, saya mencoba mencari tempat wisata favorit di sana dan menemukan sebuah tempat yang cukup menarik dan cocok bagi kalian para pemburu view cantik ala keginian dari alam. Namanya Bur telege.
Bur telege sendiri merupakan sebuah tempat wisata bukit yang istilahnya diambil dari Bahasa gayo. Bur berarti Puncak atau bukit Sedangkan Telege berarti telaga, konon dipuncak terdapat telaga yang katanya airnya tidak pernah kering bahkan saat kemarau melanda, sehingga tempatnya sangat terkenal.
Perjalanan kesana dari lokasi penginapan saya memang terbilang dekat, namun efek pendatang jadi nyasar dan alhasil sampai sana jam 10 huft, belum lagi Perjalanan mendaki cukup bikin dagi dig Dug karena tanjakaan yang dibarengi dengan tikungan yang cukup membahana ngeri alias ekstrim cuy, syukur kala itu kami pergi dengan mobil pribadi bukan bus, (sumpah gak kebayang kalau bus nya naik gimana) hebatnya lagi ada yang menggunakan sepeda, suer gak kebayang otot kaki sebesar apa ckckc BTW pemandangan dalam pendakian menuju bur telege juga cukup cantik hamparan kota terlihat jelas dalam cenat-cenutnya perjalanan.
Dan Taraa.. akhirnya kami sampai di lokasi. Dengan penampakan pohon pinus yang menjulang gagah menyambut kami disebelah selatan. Segala kreasi spot foto indah tertata rapi, disana juga tersedia model baju untuk disewakan seperti kain khas gayo, hingga ntah kenapa saya merasa nyasar baju khas jepang lengkap dengan payungnya untuk foto-foto ckckck. Dan untuk pemandangan yang paling indah yaitu sajian dari kota takegon sendiri yang dihimpit danau luat tawar. Bagus banget pokoknya, sejujurnya saya jadi bersyukur sampai di lokasi jam 10 karena kondisi dan posisi cahaya matahari sedang bersemi indahnya menemani perjalanan kami, oya
kedatangan kami tak lupa disambut oleh tukang parkir seperti biasa ckckck, dengan tarif mobil 10k dan motor 5k dan untuk masuk ke lokasi kalian harus merogoh koceh saku 2000 sebelum mulai mendaki ke puncak bukit yang mempunyai jarak kurang lebih 200 dengan ketinggian akhir 1250 mdpl . Kalau orang tua mungkn bisa tunggu di parkiraan karena selain spot nya yang juga cukup menarik tersedia jajanan untuk yang tidak mendaki karena faktor umur
Dan untuk kalian menginap yang gemar camping, kalian bisa dengan menyewa tenda seharga 50k dan menikmati keindahan dari gemerlapnya malam kota takegon di bukit yang berhasil disulap ini. Tempat ini sendiri Pertama kali di buka tahun 2017 , dan cukup meledak pada tahun 2019 hal tersebut adalah inisiatif dari para pemuda gampong yang mencoba alih fungsinya, bahkan jauh sebelum berubah tempat wisata tempat ini pernah dijadikan lokasi mabuk yang kini beralih fungsi hiburan dengan pengunjung bisa mencapai 1000/hari. Uwooo. Dan menariknya lagi, di sana telah berdiri sebuah monumen setinggi 2 meter lebih yang menjadi bukti perjuangan rakyat Takengon melawan penjajah Belanda.
Judulnya terlihat kasar, karena memang sejujurnya ini berupa ungkapan kemarahan saya kepada para media yang tak pernah sadar. Ya demi adsense hingga gaji kalian berani menjual rasa sedih orang yang mampu mendobrak tingkat respon hingga ranting. Katakanlah demikian Selain saya menyebutnya dengan istilah pengemis empati!
Kabar duka sepekan yang lalu cukup membuat kesedihan yang mendalam terutama karena sosok yang tak diduga. Dan untuk taraf seorang yang cukup popular maka peluang berita seperti ini langsung menjadi trending topik disegala media. Tagar pun bermunculan, tanpa perlu saya sebutkan. Namun yang menjadi puncak kekesalan saya ialah sikap media yang terlihat sangat jahat kepada para korban yang sedang berduka. Lihatlah beranda anda sampai hari ini masih dipenuhi dengan photo duka seorang anak menangis meraung raung dengan ditemani tatapan kosong dari sang istri yang ditinggal pergi sang suami. Sungguh sangat memprihatinkan terutama dengan segala kenangan yang selalu diputar berulang ulang untuk mengenang sang almarhum. Duh i hate it. kadang juga melihat media seakan bertanya kepada korban yang sedang ditimpa musibah... " Bagaimana perasaan anda? Ya tuhan ingin rasanya kutempeleng.
sebagai contoh ni yang lagi hangat
Pernah Mikir gak? Kenapa seorang akan menjadi sangat berarti ketika sudah tidak ada lagi,… ya mungkin bahasa paling mudahnya ingin mengenang, tapi pernahkah kita berpikir jikalau dengan video atau sejarah yang berkaitan dengan almarhum diputar berulang akan membuat sang keluarga yang ditinggalkan semakin sulit mengikhlaskannya. Semisal faktor yang kita lihat sang almarhum orang yang sangat baik. penyayang binatang, donatur tetap. well ini bukan berkisah tetap kelebihan. jujur ini suatu yang cukup tak terduga juga bagi saya jikalau beliau penyayang hewan, Tapi yang menjadi tanda tanya saya ialah : "bagaiamana kesulitan keluarga dalam melupakan almarhum disaat yang bersamaan media selalu membuka memori lama secara terus menerus / Up. bagi saya itu berita tapi bagi media itu pemasukan tanpa mikir terhadap keluarga yang ditinggalkan itu adalah sebuah luka, Belum lagi Iklan ponds yag menceritakan pertemuan mereka, kita tidak sedang melupakan sang almarhum tapi lebih tepatnya mencoba mengikhlaskan kepergianya itu. well saya benci para penjual seperti ini.
Dan yang cukup heran selalu kita akan tahu kondisi seorang itu ketika beliau sudah meninggal. Saya sangat ingat pertama kali mengenang The king of pop Michael Jackson kala ia meninggal, sebulan lebih semua media membahasnya baik cerita, lagunya yang terus diputar berulang-ulang hingga segala skandalnya. Bagaiamana ia hingga keluarga yang ditingalkan mendapatkan rasa tenang? saya tidak melarang media dalam bekerja sesuai tugasnya tapi saya berharap media bisa bertidak sesuai SOP yang seharusnya. Ya semisal raut kesedihan itu. “ Saya turut berduka tapi saya sangt benci ketika orang memanfaatkan sebuah kesempatan dari seorang yang sedang terluka”