Saturday, 1 July 2017

Sumbangan Mesir terhadap perkembangan Islam

July 01, 2017 0

A. Kondisi Geografis Mesir

Mesir adalaha Negara yang Secara geografis terletak di tepi laut merah dan laut mediterania. Teletak di Afrika Utara yang berbatasan langsung dengan Sinai di Asia dan berada paling timur dari negara Afrika Utara lainnya yang mana paling dekat dengan Asia. Di sebelah utara mesir adalah laut tengah, di seberang barat berbatasan dengan Libya, di selatan berbatasan dengan Sudan dan di sebelah timur adalah laut merah. Secara astronomis Mesir sendiri terletak di antara 250 BT- 360 BT dan di antara 220 LU- 320 LU.
Adapun batasnya sendiri ialah Sebelah Utara Mesir berbatasan dengan laut tengah, sebelah timur mesir berbatasan dengan jalur gaza, israel dan laut tengah, di sebelah selatan mesir berbatasan dengan Libya.
Berbicara dengan Iklim, mesir mempunyai dua Iklim yaitu Panas dan sangat panas,hehe maksutnya Berdasarkan letak lintangnya, sebagian besar wilayah di mesir berada pada daerah subtropis. Dengan demikian, tipe iklim di mesir adalah subtropis arid/kering. Musim panas di mesir terjadi pada bulan mei- oktober dengan suhu rata-rata 130C pada siang hari dan 150 C pada malam hari. Musim dingin terjadi pada bulan november- april dengan suhu berkisar antara 110C- 180C.
Luas negara Mesir adalah 997.739 km2 adapun jumlah penduduk mesir merupakan merupakan negara Arab paling banyak penduduknya sekitar 83 juta orang. Hampir seluruh populasi terpusat di sepanjang Sungai Nil, terutama Iskandariyah dan Kairo, dan sepanjang Delta Nil dan dekat Terusan Suez. Hampir 90% dari populasinya adalah pemeluk Islam dan sisanya Kristen.


B. Masuknya islam di Mesir

        Mesir adalah salah-satu kawasan yang berada di Afrika Utara.Afrika Utara merupakan daerah yang sangat penting bagi penyebaran agama Islam di daratan Eropa. Ia menjadi pintu gerbang masuknya Islam ke wilayah yang selama berabad-abad berada di bawah kekuasaan Kristen sekaligus “benteng pertahanan” Islam untuk wilayah tersebut. Adapun Islam menyentuh wilayah Mesir pada 628 Masehi. Ketika itu Rasulullah mengirim surat pada Gubernur Mukaukis yang berada di bawah kekuasaan Romawi-mengajak masuk Islam. Rasul bahkan menikahi gadis Mesir, Maria. Adapun masuknya Islam di wilayah Afrika Utara pada saat daerah itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi, sebuah imperium yang amat luas yang melingkupi beberapa Negara dan berjenis-jenis bangsa manusia.
         Masuknya Islam kewilayah Mesir yang termasuk wilayah Afrika Utara terjadi dalam beberapa tahapan dan dibawah kepemimpinan yang berbeda pula. Untuk membantu mempermudah klasifikasikan ada beberapa dekade ke pemimpinan, yaitu:
        Pertama, kekhalifahan Umar Ibn al-Khathab. Pada tahun 40 M ‘Amru Ibn Al-Ash berhasil memasuki Mesir, setelah sebelumnya mendapat ijin bersyarat dari khalifah ‘Umar untuk menaklukkan daerah itu.
            Kedua, pada masa kekhalifahan Utsman Ibn Affan. Pada masa ini penaklukan Islam sudah meluas sampai ke Barqah dan Tripoli. Penaklukan atas kedua kota itu dimaksudkan untuk menjaga keamanan daerah Mesir. Penaklukan ini tidak bertahan lama, karena gubernur-gubernur Romawi menduduki kembali wilayah-wilayah yang telah ditinggalkan itu.
       Ketiga, pada masa Mu’awiyah ibn Abi Sufyan, khalifah pertama daulah Bani Umayyah. Yang dipimpin oleh ‘Uqbah ibn Nafi’ al-Fihri (W. 683 M), yang telah menetap di Barqah sejak daerah itu ditaklukkan. Usaha ini berhasil karena kegigihan dan didukung oleh penduduk asli yang telah miminta pertolangan kaum muslimin atas kekejaman imperium Romawi.
        Pada masa Umar Bin Khattab, Mesir dalam penjajahan bangsa Romawi Timur. dan yang menjadi gubernur Mesir pada saat itu ialah Mauqauqis. Pada saat itu bangsa Mesir sangat menderita karena pejajahan yang tidak kenal belas kasihan. Oleh karena itu Amr Bin Ash selaku panglima perang mengusulkan kepada khalifah Umar Bin Khattab untuk membebaskan Mesir dari penjajahan romawi. Usul ini diterima dan pasukan islam yang membawa 4000 orang siap membebaskan Mesir. Dan sebelum peperangan dimulai, Amr Bin Ash yang diutus oleh umar, menawarkan tiga pilihan kepada penguasa Mesir, yaitu: masuk islam atau m jizyah yaitu diperangi. Kedua tawaran pertama ditolak, maka terjadialah perang. Pasukan yang Amr pimpin ini memasuki daerah mesir melalui padang pasir terus memasuki kota kecil bernama Al-arisy. dengan mudah pasukan islam memasuki kota itu. Dari situ pasukan islam memasuki kota Al-farma. Dikota ini pasukan islam mendapat perlawanan. Amr Bin Ash memerintahkan untuk mengepung kota ini dan setelah satu bulan kota ini berhasil direbut. Amr bin Ash kemudian menjadi amir (gubernur) di sana (632-660) dan menjadikan kota Fustat (dekat Cairo) sebagai ibukotanya.

Pada masa selanjutnya, yang memerintah Mesir berturut-turut adalah :
1. Dinasti ‘Umayah
2. Dinasti ‘Abbasiyah
3. Dinasti Tulun (868-905)
4. Dinasti Ikhsyd (935-969),
5. Dinasti Fatimiyah (909-1171),
6. Dinasti Ayubiyah (117-1250) yang ditandai dengan Perang Salib (1096 1273)
7. Dinasti Mamluk (1250-1517) dan
8. Pada masa sesudahnya Mesir menjadi bagian Kerajaan Usmani Turki (Ottoman).

    Pada rentetan silih bergantinya pemerintahan di Mesir telah tercatat sejumlah sumbangannya dalam bidang perluasan Islam dan peraturan politik bagi perjuangan umat Islam, antara lain:

Ø Pada masa pemerintahan Anbasah bin Ishak dari Bani Abbas yang mendirikan Benteng Dimyat dan Tinis untuk mempertahankan Mesir dan daerah-daerah Islam dari serangan Bizantium

Ø Pada masa pemerintahan Nasir Muhammad bin Qalawun dari Dinasti Mamluk pengaruh kekuasaan Mesir telah meluas ke Afrika Utara, Irak, Asia Kecil, dan Madinah; dan Suatu pengaruh besar yang dimainkan oleh Mesir ketika Salahuddin Yusuf al-Ayyubi memimpin perlawanan Cairo yang dilintasi Sungai Nil dalam Perang Salib yang diawali oleh Kristen Eropa karena kekhawatiran mereka akan penaklukan Islam ke Eropa. Pada saat itu Islam telah menguasai Asia Kecil, pintu gerbang untuk memasuki Constantinopel (Istanbul).

Ø Dibawah sultan Solauddin al-Ayyubi bangsa Mesir dan kaum muslimin berhasil memerdekakan Palestina dari cengkeraman pasukan salib yang telah berkuasa 90 tahun dalam perang Hittin.

Ø Pada masa dinasti Fatimiyah berdirinya universitas islam terbesar dan tertua didunia.juga didirikannya masjid al-Azhar dibangun pada tahun 972 M berlokasi di El Hussein Square. Kemudian ada masjid Al-Hakim didirikan pada tahun 990 dan selesai pada tahun 1013.

Ø Masjid Jami’ dibangun pada tahun 876 M dan rampung pada 879 M masjid ini terletak di kaki bukit Jabal Yashkur. Peninggalan dinasti Tuluniyah yang bersumbangsih besar bagi kehidupan masyarakat mesir ketika itu adalah sistem saluran air ( Qnathir Ahman Bin Thulu). Warisan lain dari dinasti tuluniyah adalah Al-Maristan atau Al-Bimaristan yang merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai klinik atau balai pengobatan umum bagi masyarakat (nonmiliter dan budak) yang sakit. Yang terakhir ada masjid Agung Ibn Tulun bangunan ini menjadi masjid ketiga terbesar didunia terdapat kaligrafi kuno abad ke-9 yang menghiasi dindingnya.

C. Mesir era modern

Abad modern (1805-1917) dimulai dengan pemerintahan Muhammad Ali Pasya. Adalah masa kekuasaan Muhammad Ali—berserta cucunya (monarchi Ia digantikan oleh putra sepupu Sa’id Pasya, yakni Isma’il Pasya (1863-1879).

D. Tumbuhnya semangat Nasionalisme di Mesir
Benih nasionalisme muncul semenjak Mesir berada di bawah kekuasaan Ottoman, kemunculan ini di dorong oleh penderitaan yang masyarakat rasakan, hingga akhirnya mereka menyadari dan menyatakan baik rasa nasional mereka maupun dendam terhadap negara-negara besar Eropa yang kemudian menguasai negara-negara mereka. Selain itu, kebangkitan semanagat nasionalisme juga didukung oleh berbagai faktor, diantaranya :
• Pengaruh Revolusi Prancis,dan semakin dirasakan dengan didirikannya pabrik kertas di Cairo .
• Kebangkitan kebudayaan Arab
• Renaissaince bangsa Mesir, ditandai dengan kemajuan sastra pada masa pemerintahan Ismail (1863-1879) yang didukung oleh perkembangan sekolah-sekolah dan keinginan untuk menjadikan Mesir sebagai bagian dari Eropa. Namun keinginan ini tidak berjalan begitu saja karena banyak yang menentang diantaranya “Jamaluddin al-Afghani” yang menyuarakan perlawanan kepada kekuatan asing dan pemerintahan Ismail dalam mempertahankan hak-hak bangsa Mesir .
• Kemunculan syair-syair yang bernuasa nasionalisme, dll .

Setelah Mesir menjadi salah satu bagian Islam, Mesir tumbuh dengan mengambil peranan yang sangat sentral sebagaimana peran-peran sejarah kemanusiaan yang dilakoninya pada masa yang lalu, misalnya :

a. Menjadi sentral pengembangan Islam di wilayah Afrika, bahkan menjadi batu loncatan pengembangan Islam di Eropa lewat selat Gibraltar (Aljazair dan Tunisia).
b. Menjadi kekuatan Islam di Afrika, kekuatan militer dan ekonomi .
c. Pengembangan Islam di Mesir merupakan napak tilas terhadap sejarah Islam pada masa Nabi Musa yang mempunyai peranan penting dalam sejarah kenabian.
d. Menjadi wilayah penentu dalam pergulatan perpolitikan umat Islam, termasuk di dalamnya adalah peralihan kekuasaan dari Khulafaur Rasyidin kepada Daulat Bani Umaiyah dengan tergusurnya Ali Bin Abi Thalib dalam peristiwa “Majlis Tahkim”.
Bagaimanapun Mesir adalah sebuah tempat yang sarat dengan peran politik dan kesejarahan. Bagaimana tidak, nampaknya Mesir dilahirkan untuk selalu dapat berperan dan memberikan sumbangan terhadap perjalanan sejarah Islam itu sendiri. Dari segi ekonomi dan politik, ia memberikan sumbangan yang cukup besar terutama sektor perdagangan dan pelabuhan Iskandariyah yang memang sejak kerajaan Romawi Timur merupakan pelabuhan yang ramai. Sedangkan dari segi pembangunan hukum Islam, Mesir merupakan daerah yang ikut melahirkan bentuk dan aliran hukum Islam terutama dengan kehadiran Imam Syafi’i, yang hukum-hukumnya sangat kita kenal.
Setelah kehancuran kerajaan Islam di Bagdad, Mesir tampil dengan format perpolitikan yang baru, yang berkembang bersama kerajaan Daulat Fatimiyah. Kerajaan Daulat Bani Fathimiyah adalah salah satu dari tiga kerajaan besar Islam, yaitu Daulat Safawiyah di Parsi dan Kerajaan Moghul di India, pasca kejayaan Islam pada masa Daulat Bani Abasiyah di Bagdad dan Bani Umaiyah di Spanyol. Kehadiran Mesir bersama Daulat Bani Fathimiyah yang didirikan oleh aliran/sekte Syi’ah (kerajaan Syi’ah) telah memberikan isyarat adanya kekuatan Islam di saat Islam mengalami kemunduran. Statemen tersebut bukanlah sebuah apologi, karena bukti-bukti eksistensi kerajaan tersebut sampai saat ini masih dapat kita jumpai, misalnya berdirinya Universitas Al-Azhar yang didirikan oleh Nizamul Mulk sebagai pusat kajian keilmuan Islam.


#egypt #cairo #travel #egyptian #photography #dubai #history #thisisegypt #art #photooftheday #lebanon #redsea #ancientegypt #africa #instagram #islam #uae #egyptology #pyramids #hurghada #alexandria  #explore #turkey #alexander  #cairoegypt #sharmelsheikh

Wednesday, 21 June 2017

Tantangan Dakwah di Era Modern

June 21, 2017 2



      Problematika dakwah di Aceh
 

         
Bismillah.Welcome back on my blog. Baiklah hari ini saya akan mengepost tentang tantangan dakwah Era modern, semuanya berawal dari tugas tambahan yang berakhir  layaknya sebuah makalah. tapi saya cukup menikmati membuat tugas ini, karena dengan membuat ini saya jadi tahu secara keseluruhan letak minus, plus dakwah era sekarang. karena tugasnya tantangan dakwah di Aceh, akhirnya saya sesuaikan bahasanya, tapi  faktanya ini adalah tantangan disetiap sudut daerah maknanya problematikan ini juga mewakili setiap sudut penjuru tempat diluar sana. Ok sekian basa basi nya. lansung ke pembahasannya :) .


                  Aceh merupakan salah satu daerah yang menerapkan syariat Islam , Hal ini tidak diherankan karena mulanya Aceh dikenal dengan Istilah seuramo mekkah disebabkan penerapan syariatnya yang mengikuti system dimekkah, bahkan konon katanya banyak ulama yang menuntun ilmu di Aceh dan menjadikan mesjid Raya Baiturrahman  sebagai salah satu tempat pembelajaran.

Tantangan Dakwah
 Di Zaman yang  semakin maju, perkembangan yang silih berganti berjalan juga membuat dan menimbulkan banyak polemik baru, contohnya  dalam dunia dakwah. Syariat Islam diaceh pun semakin lama menghadapi semakin banyak tantangannya. Para Dai pun dibuat kewalahan dengan berbagai tantangan baru yang muncul, terkandang harus mencari metode baru untuk menyesuaikan dan mudah diterima oleh khalayak ramai. Apalagi, di era 2017 kita masyarakat aceh telah mulai mencicipi yang namanya MEA (masyarakat Ekonomi ASEAN), sehingga batasan kita dengan dunia luar semakin kecil. Faktor Globalisasi atau proses mendunia yang mana ciri khasnya banyaknya persamaan gaya hidup atau budaya barat yang meresap kepada anak aceh zaman sekarang, secara khusus problem dalam dakwah di aceh ialah terbagi sebagai berikut.

1.
      Faktror pembaharuan era/ globalisassi
Seperti yang telah tertera diatas,  Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang begitu pesat saat ini telah melahirkan apa yang disebut dengan era globalisasi, yaitu sebuah era yang menjadikan bumi ini ibarat sebuah desa kecil dimana semua penduduk saling mengetahui apa yang terjadi di desanya hal lain juga terlihat pada budaya yang mulai menyamai. Saat ini semua ummat manusia pada satu belahan bumi mengetahui secara persis apa yang terjadi pada belahan bumi yang lainnya,. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi ini selain membawa dampak positif bagi ummat manusia berupa kemudahan dalam melaksanakan semua urusan, ternyata juga menimbulkan permasalahan baru dalam kehidupan ummat manusia seperti tentu menjadi tantangan tersediri bagi pelaksanaan dakwah islamiyah khususnya diaceh, adanya persamaan budaya melahirkan cerminan buruk kepada ramaja Aceh zaman sekarang, bisa kita lihat dari cara berpakaian Fashion yang mencoba menyamai dunia barat, atau mulai melekat terhadap remaja aceh, efek kota metropolitan mulai disungguihi kepada rakyat aceh dan hal ini sangat susah diubah karena adanya pemahaman bahwa budaya luar yang terhidang lebih menarik ketimbang budaya sendiri, sekalipun dalam penampilan tersebut jelas menyimpang, hal inilah yang susah untuk diubah oleh setiap orang tanpa kesadaran dari diri sendiri,karena sekalipun seorang santri jikalau mereka tidak ada kesadaran dari diri sendiri, maka setelah mondok pun tetap bisa terpengaruh, selain kurang nya kesadaran diri remaja aceh lebih mudah terpengaruh dengan tren zaman. sehingga sulit untuk para dai menyampaikannya, hal ini menjadi polemik baru, dan perlunya strategi baru untuk mengarahkan lagi rakyat Aceh.

2.
      Perang Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Kelumpuhan ummat Islam saat ini salah satunya adalah disebabkan derasnya intervensi dari luar terhadap keberadaan ummat Islam.Serangan paling deras adalah dilakukan oleh oknum-oknum atau golongan yang tidak menyukai tumbuh dan berkembangnya ummat Islam sebagai salah satu kekuatan dunia. Dipihak lain hal ini latar belakang pengalaman dalam kekalahan umat islam secara milter, seperti hal nya Perang Afghanistan,Iraq,suriah hal ini membuat mereka untuk mencari cara lain.
Mulanya  Intervensi itu dilakukan dalam bentuk serangan pemikiran dengan mencopot akar aqidah dari dalam individu dan masyarakat Muslim. Akibatnya ummat Islam lumpuh, dekandensi moral terjadi, dan ummat Islampun tidak lagi menyadari kehebatan dan kedahsyatan ajaran agamanya hal inilah yang menjadikan Ghazwul fikri sebagai suatu tantangan baru karena  lebih mudah dilakukan tanpa bermodalkan biaya yang banyak layaknya sebuah perang yang normalnya. Di Aceh sendiri hal ini bukanlah suatu yang baru permasalahan ini telah ada dari dulu dan semakin lama semakin parah, virus pemikiran yang sesat ini telah dimunculkan dalam polesan dan slogan yang menawan, Seperti banyaknya respon kontra yang menganggap hukum cambuk di Aceh berlawanan dengan HAM, perihal ini sengaja dipoles sedemikian rupa oleh kubu lawan dengan maksut mempengaruhi banyak orang baik dari aceh maupun dari luar Aceh untuk melihat Aceh adalah sebuah daerah yang kejam terkenal tidak memanusiakan orang dan sebagainya, bahkan seperti kejadian hukum cambuk di Aceh terhadap Homo yang mana beberapa aktifis homo sendiri mencoba memperluasberita dengan kalimat hiperbola sehingga berhasil menarik perhatian Indonesia bahkan luar negeri tentang system syariat di Aceh yang diniliai melanggar HAM dan berbagai hujatan lainya. Padahal tujuan utama dari penerapan hukum cambuk sendiri ialah melindungi korban, dan memberikan efek jera terhadap pelaku dan calon pelaku kedepan. Sebaliknya mereka yang berteriak anti HAM kepada Aceh tidak menyadari kebenaran nya bahwa membiarkan perihal seperti itu malah melanggar HAM, seperti kondisi yang terjadi pada Dokter,  mereka yang tersumpah untuk mengobati setiap orang tanpa terkecuali menjadi beresiko mati dalam proses berurusan dengan pengindap HIV yang mana setiap luka dari mereka adalah salah satu cara tercepat penularan HIV, pada kondisi ini dokter juga selayaknya berteriak HAM jikalau mereka mau, karena setiap HIV yang coba mereka tolong beresiko juga membunuh mereka sendiri, selayaknya Pelaku zina dihilangkan agar tidak ada istilah HIV, belum lagi berbicara dengan kondisi anak yang terinfeksi HIV sebelum lahir, bukankah itu juga melanggar HAM karena mereka tidak ada kesalahan tapi langsung tervonis menjadi korban?
Hal ini adalah alah satu contoh kasus yang sering kita jumpai diAceh kala dalam konteks perang pemikiran dibagian Hukum.belum lagi berbicara dengan konteks pemerintahan atau politik yang begitu banyak seperti kasus di Aceh yang berakhir dengan lahirnya islam kontemporer.

4.      munculnya islam kontemporer
                  Kegiatan dakwah yang kian hari kian mendapat tantangan yang sangat kompleks, mesti ditunaikan dengan beragam kekuatan dan potensi. Paling tidak tantangan yang menghadang lajunya perkembangan dakwah islamiyah menurut karakteristiknya ada dua bagian besar, yaitu klasik dan kontemporer.
                  Klasik berupa praktek ritual yang bercampur dengan animism, dinamisme, singkritisme, dan pengakuan sebagai Nabi palsu. Sedangkan yang kontemporer berbentuk paham-paham keagamaan yang bercorak sekularisme, pluralism, liberalism, dan feminism. Saat ini di Aceh khusunya praktek ritual masih terjadi sekalipun sekekdar diselipkan kepada satu kondisi.
            Ada juga gerakan-gerakan yang sengaja dimunculkan untuk memecah belah persatuan umat Islam, semisal gerakan Syi’ah dan lain-lain. hal ini menjadi problematika dakwah yang cukup serius untuk dihadapi dan diselesaikan oleh para juru dakwah dan juga organisasi-organisasi keagamaan.
Dari sekian banyak tantangan dakwah, yang akan diuraikan ada beberapa tantangan serius yang kira perlu untuk diketahui yaitu:
            Sekularisme
            Dari bahasa Latin saeculum yang  berarti “zaman sekarang ini”. Secara terminology sekularisme mengacu kepada doktrin atau praktik yang menafikan peran agama dalam fungsi-fungsi Negara secara sederhana bisa dikatakan, sekularisme adalah paham pemisahan agama dari kehidupan sehari hari hingga bernegara
Paham sekuler ini tidak sekedar muncul secara alamiah sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan dilakukan juga secara aktif oleh sejumlah kalangan. Sekularisasi otomatis akan berdampak pada pendangkalan aqidah.
Contoh Di Aceh bisa kita lihat ketika malam perayaan tahun baru, banyaknya kaum muda mudi yang merayakannya, mereka tetap merayakanya sekalipun banyaknya himbauan dan seruan dari pemerintah hingga segelongan aktifis atau komunitas tentang makna dan hakikat asli dari tahun baru itu hingga berupa postingan dan slogan yang mengatakan asal usul perayaan tahun baru adalah upacara keagamaan romawi kuno untuk mengenang salah satu dewa, yaitu janu yang mana dewa yang mempunyai dua wajah satu melihat kedepan dan satu lagi melihat kebelakang dengan makna dari masa lalu menuju masa depan. Tapi kondisi sekarang banyak nya paham sekuler dari mereka, yang mengatakan bahwa perayaan tersebut tidak ada kaitan dengan kondisi dulu, melainnkanya hanya sekedar hiburan semata, tapi mereka lupa atau sadar tak sadar bahwa yang mereka lakukan adalah salah selain persoalan perayaan agamal lain, dipihak lain perayaan tersebut hanya merugi karena membakar uang, dan banyaknya perbuatan zina yang terjadi di kala itu. Sekalipun jikalau itu tidak menyentuh perihal agama tetap juga suatu larangan, namun karena mata hati yang telah tertutup membuat mereka melihat kebenaran dalam kesalahan.

Liberalisme
           
liberalism berasal dari bahasa Latin, liber, yang artinya ‘bebas’atau ‘merdeka’Sebagai adjektif, kata ‘liberal’ dipakai untuk menunjuk sikap, anti kemapanan, rasional, bebas merdeka (independent), berpikiran luas (open-minded)
            Kasus yang paling heboh perihal sekarang adalah kasus seorang gadis berumur 18 tahun yang berkata bahwa agama adalah warisan, perkataanya gadis  melahirkan pro kontra beberapa yang pro malah memberikan aprsesisi terhadap nya dan mengangkat namanya layaknya tokoh aktifis yang menyerukan perdamaian, kendati akhirnya disadari ternyata beberapa tulisannya adalah plagiat. Namun lucunya sekalipun sang gadis tersebut telah melakukan kejahatan literature. Tapi tetap saja banyak pengikut fanatic yang mengatakan tidak masalah jikalau yang dikopas bertujuan menyampaikan kebenaran, bagi pengikut fanatic tidak mempermasalahkan cara yang salah selama niat nya benar. Begitulah cuitan para pengikutnya.hal ini juga secara tak langsung juga terjadi kepada netizen yang berasal dari Aceh. Banyak rakyat Aeh yang mendukung kejahatan literature Alfi yang beranggapan menyampaikan pesan perdamaian, Hal ini dikarenakan karena kurangnya pemahama.

Pluralisme
            Ketika disandingkan dengan agama, maka pengertian ‘pluralisme agama’ adalah koeksistensi (kondisi hidup bersama) antar-agama yang berbeda-beda dalam satu komunitas, dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing. pada tataran implikasinya, pluralism agama didasarkan pada asumsi bahwa semua agama adalah jalan yang sama-sama sah menuju Tuhan yang sama. Jadi, menurut penganut paham ini, semua agama adalah jalan yang berbeda-beda menuju Tuhan yang sama. Dengan kata lain, menurut mereka, agama adalah persepsi relative terhadap Tuhan yang mutlak, sehingga dengan demikian setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim atau meyakini bahwa agamanya sendiri yang benar. 
          Sebagai contoh di Aceh yang pernah heboh ialah kasus dosen yang membawa mahasswa untuk belajar digereja untuk leboh tepatnya bisa di searching. Kita boleh beriteraksi tapi ada batasannya dan  saya ambil contoh perdagangan sah sah saja, tapi tidak yang menyentuh persolan agama.

5. Gerakan permutadan
Gerakan pemurtadan terhadap kaum muslimin cukup hebat, diprogramkan sedemikian rupa, dengan dukungan dana yang cukup besar. Intinya ummat Islam Indonesia bukan hanya berhadapan dengan kaum Kristen domestic tetapi juga berhadapan dengan kaum Kristen internasional yang secara sistematis dan  melakukan pekabaran injil di sini. di Aceh kasus ini telah lama dijumpai, mulanya ketika kondisi Tsunami di Aceh tahun 2004, banyak diutus misionaris yang berkedok relawan, dimana kondisi ribuan relawan ada beberapa oknum yang secara khusus dikirim dengan misi tertentu yaitu menyebarkan agama mereka, hingga permutadan terhadap anak anak dibawah umur yang masih tidak memahami dan menyadarinya. Kasus ini termasuk tantangan yang sulit untuk dibatasi karena kala itu banyaknya relawan sejati yang menolong, sehingga kepada Rakyat Aceh pun harus melakukan pantauan lagi sebelum bisa mengklaim bahwa memang benar ia seorang misionaris, bahkan ada kasus kala itu yang mana puluhan ada di larikan keluar negeri dengan maksut mencari keluarga angkat yang mana secara tak paham anak tersebut kemungkinan besar akan dimurtadkan.  Tak berhenti disitu saat kini pun banyak kasus seperti itu terjadi, misalnya  tahun 2011dikala sedang hebohnya misionaris. banyak Siswa yang kedapatan telah murtad dan  bahkan melarikan diri keluar daerah.
bahkan seperti sebuah kejadian yang terjadi di padang tiji sendiri dimana kondisi nya seorang anak ustad yang berhasil di murtadkan dan kini melarikan diri ke medan dan menjadi seorang pendeta. Pada saat seperti ini peran Dai sangat ekstra diperlukan, karena bahkan anak seorang ustad pun yang ruang lingkup dan lingkungan lebih terjaga masih beresiko menjadi target misionaris.

6.
    Aliran-Aliran
Selain tantangan pemikiran, gerakan-gerakan penghambat dakwah dan perusak aqidah umat pun bisa berbentuk aliran-aliran (sekte-sekte) yang sengaja dibuat agar umat menjadi kacau pemikiran dan aqidahnya. Contohnya aliran sesat yang ada di Aceh adalah

            Problem dakwah di Aceh saat ini sangatlah banyak bahkan tidak terhenti dan point yang telah disebutkan, ada juga perbendaan mazhab yang mana kondisi keributan persoalan fiqih misalnya seperti shalat taraweh 20 dengan 8. Dan Jikalau ditelulusuri lagi maka akan semakin bermucunculan persoalan dakwah terutama dakwah di Aceh tahun 2017. Hal ini diharapkan  doronganuntuk kita beserta para dai bisa mengunakan dan memperbaruhi metode dalam berdakwah untuk menyesuaikan dengan tantanan zamanmisalnya metode serta pemberian materi pada masyarakat melalui tekonolgi sosial media. hal itu bisa kita manfaatkan secara maksimal.
Pada hakekatnya metode dan sarana untuk berdakwah sangat banyak dan luas atau bahkan mungkin tidak akan ada batasnya. Sebab semua yang bisa dikerjakan oleh manusia dan apa yang ada di muka bumi ini selagi tidak berbenturan dengan doktrin Islam, maka hal itu boleh dijadikan sebagai metode dan sarana untuk berdakwah.
Ketentuan di atas apabila dakwah itu sendiri tidak diartikan dengan makna yang sempit, seperti yang telah diyakini oleh sebagian kalangan komunitas muslim. Dengan menggembar-gemborkan dakwah harus secara formalitas, seperti berpakaian gamis, kopiyah menempel di atas kepala, dengan jenggot menghelai panjang, tasbih menggayut ditangan kanan dan keliling berjalan kaki door to door.
            Diantara metode tersebut seperti ngobrol-ngobrol di kafe, diskusi lintas agama, kunsultasi via alat komunikasi, mengadakan arisan bersama, rihlah ilmiyah dan lain sebagainya adalah termasuk metode berdakwah jika di dalamnya terdapatnya unsur ajakan kepada yang hak dan memperingatkan akan yang bathil. Begitu juga dunia kesenian, kebudayaan, pariwisata, entertainemen dengan segala pernak-perniknya, termasuk sarana untuk berdakwah, menurut pemahaman dakwah dalam makna yang luas sebagaimana dalam arti terminologi di atas.
Langkah pasti yang mesti kita lakukan adalah dengan memperhatikan materi dakwah yang akan kita sampaikan kepada para mad’u. diusahakan materi yang kita sampaikan itu tidak monoton atau bersifat monoton atau klise sehingga pada akhirnya menimbulkan kejenuhan bagi masyarakat atau mad’u itu sendiri. Seorang da’I mesti sedikitnya mengusasi hal-hal yang berkaitan dengan Iptek agar masyarakat mengetahui sedikitnya permasalahn-permasalahan secara global serta akan mengetahui keadaan dunia luar 
 Tidak hanya sampai disana.Seorang da’i  pun dalam melakukan pendekatan dan metode dakwahnya mesti mampu menguasai kondisi atau situasi para mad’u serta pendekatan atau metode yang digunakan dapat mencapai sasaran.